TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ritual Pertama -DK -Part 3



Ritual Pertama -DK -Part 3

0Liu Anqier tampak berdiri di depan kamar Chen Liao Xuan. Dia mengenakan gaun merah layaknya pengantin perempuan. Memang ritual ini sangat suci, sebab bagaimanapun ini adalah malam pertama untuk seorang Dayang bisa melayani rajanya. Yang mana jika suatu saat Dayang itu bisa mengandung, dia akan diangkat sebagai seorang Selir.     

Pelan Zhang Hana menuntun Liu anqier untuk masuk ke dalam kamar milik Chen Liao Xuan, setelah pengumuman kedatangan Dayang kamar tersebut.     

Liu Anqier melirik pada Zhang Hana, karena dia sepertinya enggan untuk ditinggal sendirian.     

Di sana, Chen Liao Xuan ternyata sedang duduk, dia hanya memakai pakaian putihnya dengan rambut yang tampak tergerai sempurna. Wajahnya pucat pasi, tapi dia berusaha untuk tetap seperti sosok normal yang tak sakit sama sekali.     

"Maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba telah membawa Dayang Liu sebagai pemenang kompetisi untuk Dayang kamar Yang Mulia. Setelah ini kami akan mengawasi Dayang Liu apakah dia bisa melayani Yang Mulia dengan baik atau tidak," kata Zhang Hana.     

Chen Liao Xuan tampak melirik sekilas, kemudian dia mengangkat tangannya, seolah memberi perintah untuk Zhang Hana lekas pergi.     

"Hamba undur diri, Yang Mulia," ucapnya kemudian. Keluar dari kamar Chen Liao Xuan.     

Setelah itu, Liu Anqier tampak terdiam, dia mencengkeram kuat pahanya. Dia menundukkan kepalanya bingung.     

"Kemarilah, mendekatlah kepadaku," perintah Chen Liao Xuan. Awalnya Liu Anqier enggan, hingga tatapan tajam Chen Liao Xuan membuat Liu Anqier menurut juga.     

Dia duduk tepat di depan Chen Liao Xuan, membuat Chen Liao Xuan berdecak tak suka.     

"Aku memerintahkanmu untuk duduk di sampingku," ucap Chen Liao Xuan lagi.     

"Tapi hamba tak sudi," jawab Liu Anqier. Chen Liao Xuan menyeringai, lalu dia menarik tangan Liu Anqier sampai tubuh Liu Anqier berada dalam dekapannya.     

Setelah itu, Chen Liao Xuan mengangkat selendang kecil yang menutupi wajah Liu Anqier. Saat dia membukanya, mata Chen Liao Xuan tertegun. Wajah cantik Liu Anqier tampak diriasi dengan sangat indah. Tiba-tiba bayangan sosok Liu Anqier yang berada di dalam sebuah kamar bersamanya muncul. Chen Liao Xuan mengerutkan keningnya, dia langsung membuang bayangan itu jauh-jauh.     

"Kau tak sudi, tapi malam ini kau harus melayaniku di atas ranjang. Jadi, bagaimana kau bisa mempertahankan harga dirimu yang tinggi itu kepadaku, Dayang Liu? Bukankah malam ini, aku bahkan bisa melihat seluruh detil dari tubuhmu itu?"     

Wajah Liu Anqier memerah, dia langsung menganbil belati yang sedari tadi dia sembunyikan di balik jubahnya. Tapi, Chen Liao Xuan tampak tak takut sama sekali. Dia tampak meminum arak yang ada di tangannya, kemudian dia tampak menahan dadanya lagi.     

"Kenapa? Kau bisa melukaiku kapan saja yang kau mau, Dayang Liu," kata Chen Liao Xuan setengah mengejek. Liu Anqier menyembunyikan belati itu lagi, kemudian dia memalingkan wajahnya, rasa kesalnya kepada Chen Liao Xuan semakin menjadi.     

"Hamba bukan seorang pengecut, Yang Mulia. Yang akan menyerang Yang Mulia dalam keadaan menyedihkan seperti ini. Suatu saat nanti, ketika Yang Mulia telah merada di posisi paling tinggi. Hamba pastikan jika hambalah yang akan mencabut nyawa Yang Mulia itu,"     

Chen Liao Xuan kembali tersenyum, kemudian dia melirik Liu Anqier yang tampak emosi itu.     

"Aku tak sabar menantikan saat-saat kau menikamku, Dayang Liu," desisnya.     

Liu Anqier hanya diam di samping Chen Liao Xuan. Hingga akhirnya para prajurit diutus oleh Chen Liao Xuan menutup pintu kamarnya. Ini masih terlalu dini untuk mereka melalakukan ritual itu. Tapi entah kenapa Chen Liao Xuan tak mau kalau sampai kebersamaannya dengan Liu Anqier diganggu oleh siapa pun.     

"Jika aku menyuruhmu melepas semua pakaianmu dan kau menari di depanku, apa yang harus kamu lakukan?" tantang Chen Liao Xuan.     

Wahah Liu Anqier kembali bersemu merah, dia langsung menundukkan wajanya dalam-dalam. Hingga, dagunya ditarik oleh Chen Liao Xuan.     

"Aku adalah Raja, kau hanyalah Dayang. Bukankah jawabannya sudah sangat jelas, Dayang Liu?"     

"Apa pun yang Yang Mulia inginkan, hamba pasti akan kabulkan,"     

"Maka tanggalkanlah semua kain yang menutupi tubuhmu itu,"     

Liu Anqier hanya mematung di tempat, dia tampak terkesiap. Menanggalkan semua pakaiannya? Dia tak pernah menyangka jika Chen Taonya akan secabul ini.     

"Kau yang melepas sendiri, atau aku yang melepaskan untukmu, Dayang Liu?" ucap Chen Liao Xuan.     

Liu Anqier hendak melepaskan pakaiannya, tapi lagi-laki Chen Liao Xuan menahannya. Sebuah hal yang membuat Liu Anqier bingung bukan main.     

"Berdirilah, aku ingin kau melakukannya di depanku."     

"T… tapi—"     

"Ini adalah perintah Raja. Apa kau mau menolak perintah rajamu ini?" tantang Chen Liao Xuan lagi.     

Dengan wajah yang sudah seperti kepiting rebus, Liu Anqier menanggalkan pakaiannya satu persatu, dia bahkan tampak memejamkan matanya saat kain terakhir yang menutupi tubuhnya kini telah terjatuh sempurna di lantai.     

Mata Chen Liao Xuan tampak menggelap, entah kenapa dia ingin selalu menikmati tubuh milik Liu Anqier. Tapi dia berusaha keras untuk menahannya, sebab mala mini dia harus memberi pelajaran kepada Liu Anqier. Dia akan meminta Liu Anqier untuk memuaskannya.     

"Sekarang lepaskan pakaianku, Dayang Liu,"     

"Baiklah, Yang Mulia," kata Liu Anqier patuh, dia langsung berlutut. Hingga tak sengaha dadanya menyentuh wajah Chen Liao Xuan. Liu Anqier langsung kaget dan mundur. Hingga pada akhirnya dia pelan-pelan melepas pakaian milik Chen Liao Xuan. Liu Anqier kaget saat dada Chen Liao Xuan terekspose sempurna. Ada memar yang cukup lebar di dada itu. Membuat Liu Anqier ingin menyentuhnya.     

"Sentuhlah jika kau ingin," perintah Chen Liao Xuan lagi.     

Pelan Liu Anqier menyentuh memar di dada Chen Liao Xuan. Hingga sentuhan dari Liu Anqier telah membangkitkan birahi Chen Liao Xuan dengan sempurna. Mati-matian Chen Liao Xuan terus berusaha untuk menenangkan pikirannya agar tidak goyah.     

"Apakah ini karena racun itu?" tanya Liu Anqier kepadanya. Chen Liao Xuan pun mengangguk.     

Liu Anqier langsung mengambil ramuan yang selalu dia bawa, kemudian dia mengolesinya pada dada Chen Liao Xuan. Selalu seperti itu, hati Chen Liao xuan menghangat dengan perhatian dari Liu Anqier. Padahal, Liu Anqier tahu kalau dia adalah sosok yang telah membunuh ayahnya.     

"Ini bukan berarti aku peduli. Hanya saja aku tidak mau kalau kau terluka lagi…," katanya. Liu Anqier langsung menutup mulutnya. Dia telah bicara tak pantas dengan Raja Iblis itu. "Maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba telah berkata tak pantas!" kata Liu Anqier meralat ucapannya. Kini Chen Liao Xuan kembali tersenyum, setelah itu dia berdiri.     

"Bisa kau lepaskan celanaku, Dayang Liu?" perintahnya yang berhasil membuat Liu Anqier kaget bukan main.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.