TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Perlombaan -Part 15



Perlombaan -Part 15

0Selama satu setengah jam waktu yang diberikan oleh para Selir untuk para dayang membuat ramuan. Kemudian mereka langsung menyuruh para Dayang itu berhenti. Para Dayang yang ada di sana diberi kesempatan untuk menjelaskan ramuan apa yang telah mereka buat dan apa manfaatnya.     

Yang pertama adalah Lim Jingmi, dia membuat dua ramuan sekaligus, kemudian dia meletakkannya di depan sebuah meja dari keramik. Dia menunjukkan ramuan pertama kepada pra Selir, kemudian dia tunjukkan ramuan itu kepada Jiang Kang Hua, Li Zheng Xi. Li Zheng Xi tampak diam, entah kenapa dia merasa tidak asing dengan ramuan buatan Dayang yang berasal dari istana Wu Chong Ye itu.     

"Ini adalah ramuan yang terbuat dari ekstrak jantung rusa, ditambah dengan bunga teratai dari sungai Ming yang sudah terkenal bisa hidup abadi hingga ribuan tahun, serta beberapa sari pati bunga-bunga lainnya. Ramuan ini berkhasiat untuk menambah stamina bagi makhluk seperti kita. Untuk menambah usia kita, konon ramuan ini ditemukan oleh bangsa rubah. Namun setelah itu ramuan ini ditulis dalam sebuah alkitab pengobatan dan sudah tersebar luaskan oleh Tabib-Tabit tertinggi di kalangan makhluk abadi. Dan hamba ingin mempersembahkan ramuan ini untuk Baginda Raja…," kata Lim Jingmi. Dia memang terkenal sebagai sosok bermulut manis, itulah salah satu caranya untuk mendapatkan hati dari semua orang yang ada di sini. Dengan mulut manisnya dia bisa mendapatkan kedudukan paling aman di istana. "Kemudian untuk masalah kecantikan, hamba membuat pemerah bibir dan pemerah pipi, Yang Mulia. Karena dengan kita mengoleskan ramuan ini, kalian tidak perlu lagi menggunakan pemerah pipi dan bibir. Bibir dan pipi kalian akan merah dengan alami,"     

Cheng Wan Nian tampak bertepuk tangan, kemudian dia tersenyum dengan penuh kebanggaan. Dia pun berdiri untuk mencoba ramuan dari Lim Jingmi itu.     

"Sungguh, aku tak menyangka, jika ada seorang Dayang dapur istana yang memiliki pengetahuan yang tinggi sepertimu. Kau seperti seorang sarjana. Maka, oleskan ramuan itu kepada bibir dan pipiku. Aku ingin mencoba betapa mengagumkannya ramuanmu itu."     

"Baik, Selir Cheng," Lim Jingmi tampak sangat puas dengan apa yang telah dia buat. Dengan bangganya dia berjalan menuju arah Cheng Wan Nian kemudian dia menempelkan bibir dan pipi Selir kesayangan Raja itu dengan ramuan yang baru saja dia buat. Lim Jingmi langsung mundur di samping Liu Anqier, kemudian dia memandang Liu Anqier dengan mimik wajah mengejeknya. Satu persatu dari Dayang istana tampak menunjukkan kemampuan mereka. Kini giliran Liu Anqier yang menunjukkan hasil ramuan yang dia buat. Sebuah ramuan berwarna putih bersih, dan yang satunya berwarna merah jambu. Liu Anqier kemudian membungkuk, memberi hormat kepada semua orang. Li Zheng Xi dan Jiang Kang Hua agaknya cukup tegang dengan dua ramuan yang dibuat oleh Liu Anqier itu. Sebuah ramuan yang bahkan nyaris seperti air putih itu.     

"Apa kau sedang bercanda dengan kami, Dayang Liu. Bagaimana kamu menyuguhkan air putih sebagai ramuan penyembuh untuk luka dalam Emo Shao Ye!" bentak Cheng Wan Nian. "Oh, kau masih belum bisa membuktikan dirimu tak bersalah, bukan. Jadi apakah itu adalah racun yang lain untuk Emo Shao Ye?" katanya lagi.     

Liu Anqier tampak menundukkan wajahnya, dia memberi hormat kepada Cheng Wan Nian yang kini sedang berdiri.     

"Maafkan hamba, Yang Mulia. Akan tetapi, meski air putih pun dia memiliki banyak manfaat. Karena sebaik-baiknya cairan adalah air putih. Namun begitu ini bukanlah air putih. Ini adalah ramuan yang diajarkan Ayah hamba kepada hamba untuk mengobati orang yang terkena tenaga dalam. Meski ini untuk orang, tapi hamba pernah mencobanya memberikan kepada salah satu Iblis tertinggi di sini, dan hasilnya sangat efektif. Ramuan ini berasal dari sari tumbuh-tumbuhan itu sebabnya dia tak berwarna, dengan ditambah dengan ramuan abadi yang merupakan ramuan rahasia dari mendiang Ayah hamba. Bisa Yang Mulia praktikkan pada prajurit yang sedang terluka. Tidak akan butuh waktu lama, maka mereka akan segera sembuh."     

Kedua tangan Cheng Wan Nian tampak mengepal, kemudian dia tersenyum mengejek. Memandang Liu Anqier dengan tatapan merendahkan.     

"Panglima Jiang…," panggil Chen Wan Nian. Jiang Kang Hua langsung berdiri kemudian dia memberikan hormat kepada Selir kesayangan Raja itu. "Suruh salah satu prajurit yang ada di sini, lukai dia. Aku ingin tahu apa benar ramuan yang lebih seperti air putih ini bisa mengobati luka dalam dari seseorang,"     

Jiang Kang Hua memandang Liu Anqier. Liu Anqier pun tampak menganggukkan kepalanya seolah dia mengiyakan perintah dari Cheng Wan Nian. Untuk kemudian, Jiang Kang Hua mengangkat tangannya, dia seolah membuat cengkeraman. Hingga salah satu prajurit yang ada tak jauh darinya itu terbang kemudian dia terpental dengan sempurna.     

Prajurit itu tampak muntah darah, dia bahkan terkapar dan nyaris tak sadarkan diri. Prajurit lainnya langsung bergegas membawa prajurit yang terluka parah itu di depan semua yang ada di sana. Prajurit tersebut tampak kejang-kejang darah segar keluar dari mulutnya dan tangannya tampak menekan dadanya.     

"Prajurit, tolong berikan ini kepadanya," kata Liu Anqier. Dia pun ikut berjongkok, kemudian mencoba memeriksa denyut nadi dari prajurit itu. Sial! Batin Liu Anqier. Dia lupa kalau mereka iblis, pastilah mereka memiliki denyut yang berbeda dengan manusia.     

Prajurit yang terluka itu tampak mengerang kesakitan, darah segar keluar semakin banyak dari mulut prajurit itu.     

"Prajurit, tangkap Dayang Liu! Dia sudah membuat luka prajurit itu menjadi semakin parah!" teriak Cheng Wan Nian.     

Tapi ketika dua orang prajurit lainnya hendak menangkapnya, Liu Anqier mengangkat tangannya, kemudian dia tersenyum melihat prajurit itu semakin lama tampak semakin tenang, kemudian dia sudah mulai bangkit dari tempatnya. Dia langsug memukul dadanya sendiri, dengan mengusap darah yang mengotori mulutnya.     

"Prajurit, bagaimana keadaanmu?" tanya Liu Anqier. Prajurit itu tampak sangat senang, dia mengangguk dengan kuat.     

"Aku baik-baik saja! Aku sudah sembuh!" semangatnya.     

Liu Anqier kemudian kembali memandang Cheng Wan Nian seolah dia sedang menjunjukkan jika dia tidak berbohong.     

"Dayang Liu, ramuan apa yang sedang kamu gunakan itu? Ini sungguh mustahil, biasanya tidak akan pernah ada satu prajurit pun yang bisa selamat dari serangan tenaga dalam dari Panglima Jiang. Dan kau telah menyembuhkan prajurit itu dengan sangat baik. Kau benar-benar hebat. Siapakah ayahmu sampai bisa memberimu ilmu sehebat ini?" tanya sekaligus puji Lim Ming Yu.     

"Cara kerja ramuan yang benar adalah, dengan mencari titik di mana tenaga dalam itu menyerang. Melancarkan titik di mana darah membeku di dalam tubuh, itu sebabnya dia memuntahkan banyak darah tadi. Karena ada titik di mana aliran darah sempat terhenti sehingga ada beberapa darah kotor yang menyumbat tubuhnya. Setelah itu, ramuannya akan melakukan penyembuhan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.