TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Perlombaan -Part 13



Perlombaan -Part 13

0Ujian Dayang kamar Emo Shao Ye adalah mengenali beberapa pekerjaan penting dari Dayang istana yang ada di bangsa iblis. Serta tempat-tempat terpenting, dan larangan yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai Dayang istana.     

Liu Anqier yang terpaksa mengikuti ujian itu hanya bisa menahan napasnya, dia tidak belajar. Semenjak semalam, namun dia cukup tahu dari ayahnya. Liu Anqier tak mengira apakah Dayang istana bangsa iblis memiliki tugas yang berbeda dengan Dayang istana di dunia manusia. Sehingga Liu Anqier menjawabnya setahunya saja. Lagi pula, sekarang apa bedanya, dia dipilih atau tidal menjadi Dayang kamar oleh Emo Shao Ye. Semenjak dia tahu jika dia tertipu oleh Chen Tao adalah Emo Shao Ye, Liu Anqier tidak memiliki gairah lagi untuk mengikuti kompetisi ini.     

Kenapa dia tidak memiliki gairah?     

Liu Anqier terdiam sejenak, kenapa hatinya bisa sekecewa ini? Seharusnya dia masih dalam tujuan awalnya. Berkekad menjadi Dayang kamar dari Emo Shao Ye sehingga dia memiliki kesempatan besar untuk membalaskan dendamnya atas kematian ayahnya. Tapi nyatanya, berkali-kali, berkali-kali dia mendapatkan kesempatan itu tapi selalu dia biarkan pergi begitu saja.     

Pertama, waktu dulu dia masih memiliki kesempatan membunuh Chen Lao Xuan, serta kesempatan emas semalam itu. Kenapa dia tak membunuh Sang Raja Iblis? Dia malah sibuk kecewa, dia malah sibuk menangis dengan bodohnya dan membiarkan kesemoatan itu melayang dengan sia-sia.     

Ini sudah melewati purnama pertama. Tapi dia masih setia di sini dengan cara bodoh seperti ini. Sebenarnya, apa apa yang dia tunggu?     

"Waktu telah habis!"     

Suara itu bersamaan dengan tabuhan gong terdengar begitu nyaring. Para Dayang Kepala lantas mengambil semua jawaban dari para Dayang yang mengikuti kompetisi. Untuk penilaian pertama ini akan dinilai oleh Dayang Kepala, sehingga diseleksi menjadi beberapa Dayang yang lolos hingga akhirnya para Dayang mendapat kesempatan melakukan ujian berikutnya.     

Liu Anqier tersentak, saat kertas hasil jawabannya diambil oleh Kepala Dayang Zhao, dengan senyum tipis Zhao Mimi tersenyum ke arahnya.     

Liu Anqier menjawabi itu dengan mimik wajah yang sangat kaku, kemudian dia mengembuskan napasnya pelan.     

"Apakah dia bisa?" tanya Li Zheng Xi untuk kedua kali. Dia terus meremas kipas yang sedari tadi dia pegang, kemudian dia menghentakkannya. Memandang resah pada Liu Anqier yang sedari tadi tampak benar-benar tidak minat dengan kompetisi ini.     

"Sabarlah, Penasihat Li. Yang memegang jawaban ujian dari Dayang Liu adalah Kepala Dayang Zhao. Semoga saja dia bisa meloloskan Dayang Liu. Meski begitu untuk ujian keterampilan selanjutnya yang memberi nilai adalah para Selir. Itu yang membuat kita harus waspada," kata Jiang Kang Hua.     

"Maksudmu, Panglima Jiang?"     

Jiang Kang Hua tampak memandang Li Zheng Xi, rambutnya yang dicepol satu ke atas dengan hiasan kepala berbentuk burung rajawali itu tampak indah bertengger manis di kepalanya. Bahkan dia sedang menggunakan seragam kebesarannya sebagai Panglima Perang saat ini.     

"Insiden keracunan Yang Mulia Raja, serta Selir Cheng, kita tidak bisa mengabaikan dua hal itu, Penasihat Li,"     

Sekarang Li Zheng Xi pun paham apa yang dimaksud oleh Jiang Kang Hua. Semua tuduhan masih tertuju pada Liu Anqier, dan pasti hal itu akan membuat semua Selir berpikir jika Liu Anqier dalang di balik semua ini. Jadi, tidak menutup kemungkinan jika para Selir sekarang sangat membenci Liu Anqier. Terlebih Cheng Wan Nian sangat membenci Liu Anqier dari saat Liu Anqier disuruh untuk menyicipi sajian dari Sang Raja.     

Li Zheng Xi kembali cemas. Sebenarnya, dia bukan cemas jika mungkin Liu Anqier dibenci oleh siapa pun. Sebab, dia tak perlu peduli dengan hal itu. Yang dia cemaskan adalah, karena luka dari Chen Liao Xuan semakin hari semakin parah. Dan dia membutuhkan kekuatan Liu Anqier untuk mengobati rajanya. Kekuatan yang sebanding dengan kekuatan langit.     

Sebenarnya, Li Zheng Xi juga bingung, kenapa bisa Liu Anqier mendapatkan kekuatan aneh itu. Bahkan, wajah Liu Anqier seolah tak asing sama sekali untuk dirinya. Tapi, dia mencoba untuk terus berpikir positif, mungkin karena wajahnya terlalu cantik sehingga tampak menonjol dan aneh di antara bangsa iblis ini. Itu bukan berarti jika bangsa iblis wanitanya tak berparas cantik, sama halnya dengan Ceng Wan Nian telah memiliki kecantikan yang luar biasa. Hanya saja, kecantikan Liu Anqier seperti menembus langit. Jenis kecantikan abadi yang tak bisa dimiliki oleh makhluk mana pun itu. Sama halnya dengan rajanya.     

"Penasihat Li?" tegus Jiang Kang Hua. Li Zheng Xi tampak terkesiap, kemudian dia menoleh pada Jiang Kang Hua. Dia tampak mengagguk sekadarnya.     

Untuk kemudian, semua hasil yang telah diberikan oleh para Dayang yang mengikuti kompetisi diberikan kepada Li Zheng Xi dan Jiang Kang Hua. Keduanya melihat siapa saja Dayang yang telah lolos untuk babak selanjutnya. Setelah keduanya melihat ada nama Liu Anqier di sana, mimik wajah tegang mereka berubah total. Keduanya tampak bisa tersenyum karenanya.     

"Maaf Panglima, Jiang. Ini adalah hasil yang diperoleh murni. Dayang Liu menjawab dengan sangat cermat dan rinci dengan gayanya sendiri," Zhao Mimi menjelaskan, sambil dia kembali ke tempatnya. Sementara itu Jiang Kang Hua melirik pada Li Zheng Xi.     

"Bukankah Dayang Liu tak sebodoh yang kita pikirkan, Penasihat Li?" kata Jiang Kang Hua dengan bangganya.     

"Aku pikir pepatah itu telah keliru…," kata Li Zheng Xi kemudian. "Semakin cantik wanita maka akan semakin kosong isi kepalanya. Ternyata itu adalah perkara yang salah," lanjutnya kemudian.     

Jiang Kang Hua kembali tersenyum mendengar hal itu. Mungkin, memang benar keliru, sebab nyatanya sosok Liu Anqier memiliki semua kelebihan itu semua. Dia memiliki paras cantik yang luar biasa, seni bela diri sebagai pelindung dirinya, dan otaknya pun cukup cerdas sebagai ukuran seorang Dayang. Bahkan perilakunya bukan seperti manusia dari kalangan rakyat jelata yang tak mengenal pendidikan. Mungkin itu adalah pelajaran dari ayahnya, seorang tabib suci kerajaan dulu. Itu sebabnya dia memiliki seorang putri yang sangat hebat. Putri dari kalangan bangsawan di alam manusia.     

"Baiklah, ujian pertama sudah selesai. Dan yang lolos untuk mengikuti ujian selanjutnya akan diumumkan oleh Kepala Dayang Tan," kata Li Zheng Xi kemudian.     

Tan Lian langsung mendekati meja Li Zheng Xi kemudian dia menganbil gulungan kertas tersebut. Dia menyebutkan nama-nama Dayang itu satu-satu, hingga pada nama Dayang terakhir yang membuatnya enggan untuk menyebutnya.     

Li Zeng Xi tampak menoleh, Tan Lian tampak tersenyum kaku, sampai pada akhirnya nama itu disebutkan juga oleh mulutnya.     

"Dayang Liu dari dapur istana!" ucapnyanya kemudian.     

Ling Jingmi langsung menoleh, dia yang merupakan salah satu dari Dayang yang lolos tampak sangat geram. Rahangnya mengeras, dan matanya tampak nanar, memandang Liu Anqier ikut berdiri di sampingnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.