TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Perlombaan -Part 8



Perlombaan -Part 8

0"Ya, Yang Mulia?" tanya Dayang itu yang agaknya bingung dengan ucapan dari Lim Ming Yu.     

Tapi, Lim Ming Yu tidak mengatakan apa pun, dia langsung melangkah mendekati aula utama istana. Membuat Li Zheng Xi langsung memberikan hormat kepadanya.     

"Ada masalah apa, Penasihat Li?" tanya Lim Ming Yu kemudian.     

"Maafkan hamba, Selir Lim. Saat ini Emo Shao Ye sedang dalam keadaan kritis karena telah diracun oleh salah satu Dayang dapur istana. Namun, yang menjadi tertuduh untuk saat ini adalah Dayang Liu. Jadi, hamba akan memasung Dayang Liu ke penjara istana sampai kami menemukan tersangka dan bukti yang benar-benar kuat. Karena tidak ada Dayang lain yang memiliki kesempatan itu,"     

"Tapi, aku tidak setuju dengan pradigmamu, Penasihat Li…," kata Lim Ming Yu. "Karena Dayang Liu adalah Dayang yang bertugas membuat hidangan untuk Emo Shao Ye, itu sebabnya dia tidak mungkin melakukan itu. Sebab, jika sampai dia yang melakukan. Tidak ada Dayang lain yang akan dicuriagi selain dirinya sendiri. Dayang Liu adalah Dayang yang cukup pintar sehingga dia tidak sebodoh itu dengan menyerahkan nyawanya cuma-cuma dengan melakukan tindakan bodoh ini, Penasihat Liu. Justru aku merasa ada Dayang yang mungkin iri dengan Dayang Liu, itu sebabnya dia melakukan konspirasi seperti ini. Seorang Dayang yang baru saja datang di istana ini tapi telah mendapatkan kepercayaan besar. Dayang mana yang tidak akan iri dengan keberhasilan dari Dayang Liu?"     

"Kau salah, Selir, Lim," Cheng Wan Nian tampak melangkah, mendekati Lim Ming Yu. Keduanya tampak saling pandang dengan tatapan dingin mereka. Cheng Wan Nian tampak membusungkan dadanya, seolah dia menunjukkan kedudukan tingginya itu. "Justru karena Dayang Liu adalah Dayang yang bertugas mengurusi makana Emo Shao Ye itu sebabnya dia dijadikan tersangka atas apa yang telah terjadi. Sebagai Dayang yang mengurusi hidangan Raja, pantang baginya untuk memberi celah kepada siapa pun untuk menyelakai Emo Shao Ye dengan makanan yang dia buat. Jika memang benar ada Dayang lain yang mungkin melakukannya. Terlebih, aku mendengar kedatangannya ke sini adalah karena dia memiliki tujuan tertentu. Apa pun tujuannya, dari semua Dayang yang ada di dapur istana, aku rasa yang paling bertanggung jawab atas apa yang menimpa Emo Shao Ye adalah dia!"     

Ya, ini bukan perkara Liu Anqier yang dituduh meracuni Emo Shao Ye saja. Tapi ini pertarungan harga diri dari Cheng Wan Nian dan Lim Ming Yu yang sama-sama Selir dari Sang Raja. Merka seolah ingin menunjukkan kedudukan mereka di sini. Ya, ini memang sudah terjadi lama. Pertikaian antara kubu Cheng Wan Nian dan Lim Ming Yu memang sudah terjadi lama. Ini karena keduanya memiliki kedudukan tertinggi di istana. Ayah keduanya merupakan Kasim paling berpengaruh di sini. Terlebih Cheng Wan Nian telah diketahui oleh semua orang sebagai Selir yang paling disayang oleh Raja setelah semuanya.     

Setelah mereka saling pandangn, Cheng Wan Nian tampak tersenyum sinis, kemudian dia mengibaskan jubah kebesarannya.     

"Penasihat Li, lekas pasung Dayang Liu dan jebloskan dia ke penjara!" perintah Cheng Wan Nian.     

Semua Dayang yang ada di sana kaget bukan main, antara takut, sedih dan kasihan. Semuanya campur aduk menjadi satu.     

Liu Anqier langsung diseret oleh para prajurit, tapi Jiang Kang Hua datang dengan langkah besar-besarnya.     

"Tunggu! Apa-apaan ini!" marah Jiang Kang Hua.     

Prajurit yang masih menyeret Liu Anqier langsung ditatap tajam oleh Jiang Kang Hua membuat mereka melepaskan seretannya kepada Liu Anqier.     

"Maafkan hamba, Panglima Jiang. Tapi ini adalah titah dari Selir Cheng," kata prajurit itu.     

"Punya salah apa Dayang Liu sampai ada yang berani menyeretnya dengan tidak hormat seperti ini!" bentak Jiang Kang Hua.     

Semua Dayang yang ada di sana menunduk, Lee Huanran merasa sangat lega ketika Jiang Kang Hua datang. Rupanya, kabar burung kedekatan Liu Anqier dengan Jiang Kang Hua bukanlah isapan jempol belaka. Ini membuktikan semuanya.     

"Maaf, Panglima Jiang. Mungkin ini telah membuatmu tidak suka. Tapi ketahuilah apa yang kulakukan semata-mata demi kepentingan kita bersama. Saat ini Emo Shao Ye sedang dalam keadaan terluka parah. Dia telah diracuni seseorang lewat sajian yang dihidangkan oleh Dayang Liu. Entah Dayang lain, atau malah Dayang Liu itu sendiri. Sebagai Dayang yang memiliki tugas untuk menyajikan hidangan Emo Shao Ye, dia bertanggung jawab atas apa yang terjadi sekarang! Asal kamu tahu, Panglima Jiang. Nyawa Emo Shao Ye adalah yang terpenting di istana ini lebih dari siapa pun juga! Siapa pun yang ceroboh akan mendapatkan hukuman atas perbuatannya itu!"     

Rahang Jiang Kang Hua mengeras, dia langsung berjalan mendekati Li Zheng Xi. "Penasihat Li, aku beritahu satu rahasia kepadamu. Dayang Liu pernah menyelamatkan nyawa Emo Shao Ye saat peperangan dulu melawan siluman rubah dan siluman air lewat kekuatan ajaib Dayang Liu, dan setelah itu tubuh keduanya seperti satu. Apa yang Dayang Liu alami itu juga dirasakan oleh Emo Shao Ye. Apa kau mau pada kasus yang bahkan belum tentu siapa pelakunya ini kamu akan menyiksa Dayang Liu yang berakibat membuat Emo Shao Ye merasakan sakit lebih dari pada sakitnya yang sekarang?" bisik Jiang Kang Hua.     

Li Zheng Xi kaget bukan main. Apa maksud semua itu? Bagaimana bisa ada dua makhluk yang saling merasa sakit satu sama lain? Itu adalah hal yang tidak masuk akal sama sekali.     

"Maaf, Panglima Jiang. Aku juga setuju kepadamu. Dalam kasus ini, belum ditemukan siapa pelakunya. Terlebih lagi, bukankah Emo Shao Ye bisa melihat apa yang terjadi tanpa sepengathuan orang lain lewat benda atau tangan seseorang? Kenapa kita tidak tunggu keadaan Emo Shao Ye membaik? Dengan demikian kita bisa mengetahui siapa dalang di balik semua ini lewat kekuatannya itu,"     

"Tapi, tanpa adanya bukti bukankah kita tidak akan tahu siapa pelakunya selain Emo Shao Ye? Mana mau Dayang-Dayang itu percaya begitu saja, Selir Lim…," sindir Cheng Wan Nian. "Baiklah, jika memang memasung dan memasukkan ke dalam penjara merupakan sesuatu yang berlebihan. Maka, kurung Dayang Liu di gudang istana dengan penjgaan ketat sampai kita menemukan siapa pelaku yang sebenarnya. Aku rasa itu tidak buruk, mengingat keteledoran yang telah dia lakukan. Bukankah seperti itu, Panglima Jiang?" kata Cheng Wan Nian seolah menantang.     

Rahang Jiang Kang Hua mengeras, tapi dia tak punya kuasa lain karena kedudukan Cheng Wan Nian adalah seorang Selir. Untuk kemudian dia memberi hormat kepada Cheng Wan Nian meski hati nuraninya telah tersakiti sekarang.     

"Terimakasih atas kebaikan hati Anda, Selir Cheng," kata Jiang Kang Hua pada akhirnya.     

Lalu dia segera membalikkan badannya, membopong Liu Anqier ke dalam gendongannya, berjalan menuju gudang istana. Tanpa peduli banyak pasang mata yang sedang memandanginya sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.