TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Perlombaan -Part 5



Perlombaan -Part 5

0"Pagi ini bukankah kau yang bertugas untuk memberikan hidangan kepada Emo Shao Ye karena ini adalah tugasmu, Dayang Liu?" tanya Lim Ming Yu. Liu Anqier kembali mengangguk.     

"Ya, Yang Mulia. Hamba akan segera menuju dapur kekaisaran istana setelah selesai membersihkan diri," jawan Liu Anqier tegas,     

"Baguslah. Selalu ingat Dayang Liu, Emo Shao Ye tak menyukai makanan yang terlalu pedas, juga tak menyukai makanan yang terllalu asam. Meski kami bangsa iblis, tetap saja ada beberapa hal yang kami lakukan seperti halnya kalian manusia lakukan. Seperti masalah makanan. Meski dalam satu waktu kami memiliki cara makanan kami sendiri," kata Lim Ming Yu.     

Liu Anqier memekik, saat mendengar itu dari Lim Ming Yu. Dia baru tahu kalau Raja Iblis itu pilih-pilih makanan. Tapi sepertinya, menggunakan hal itu cukup bagus untuk membuat Liu Anqier mengerjai sosok yang ia benci itu.     

"Terimakasih, Selir Lim. Hamba akan benar-benar mengingat pesan Selir Lim,"     

Setelah itu Liu Anqier pun membersihkan diri dan berganti baju dengan yang baru. Dan di sisi lain, Jiang Kang Hua tampak mulai membuka matanya. Dia melihat selimut tebal telah menyelimuti tubuhnya. Jiang Kang Hua tersenyum dia tahu siapa yang menyelimutinya tadi. Untuk kemudian dia beranjak dari tempatnya duduk semalaman, dan dia memutuskan bersiap untuk melatih para tentaranya untuk perang.     

*****     

Chen Liao Xuan tampak duduk dengan manis di kediamannya. Sesekali dia memegangi perutnya yang terus berbunyi. Sebenarnya, di mana gerangan gadis kecil menyebalkan itu? Bagaimana bisa seorang Raja Iblis yang agung dibiarkan sampai kelaparan seperti ini?     

Dia berdiri, hendak membuka pintu tapi gengsinya yang tinggi mencoba untuk menghalangi, kemudian dia kembali duduk lagi sambil berdecak. Ini adalah hal yang tidak baik. Dia harus mondar-mandir seperti orang yang gila seperti ini.     

"Yang Mulia, apakah ada hal yang perlu hamba bantu?" tanya Li Zheng Xi untuk kesekian kalinya.     

Chen Liao Xuan tampak bingung, dia ingin membuka suara tapi dia urungkan lagi. Perutnya sudah benar-benar protes sekarang.     

"Tidak, aku ingin semedi dulu. Nanti jika Dayang Liu datang kabarkanlah kepadaku," kata Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

"Baiklah Yang Mulia,"     

Sementara itu Liu Anqier sudah benar-benar kesiangan. Dia harus memaska beberapa hidangan dalam waktu secepat mungkin, kalau tidak maka Emo Shao Ye yang buruk rupa itu akan benar-benar memakannya.     

"Dayang Liu sepertinya kau meninggalkan sesuatu di perapian. Bungkusan kain itu punyamu?" kata Lim Jingmi kepadanya.     

Liu Anqier tampak mengerutkan keningnya, kemudian dia memandang pada sosok Lim Jingmi yang sudah berdiri di sampingnya.     

"Maaf, tapi aku tak merasa telah menjatuhkan sesuatu," kata Liu Anqier.     

"Jadi itu bukan punyamu?" tanya Lim Jingmi. Melihat Liu Anqier menoleh pada benda yang dia tunjuk, Lim Jingmi langsung menaburkan sesuatu di atas hidangan yang telah dibuat Liu Anqier.     

"Tidak ada apa-apa," kata Liu Anqier kemudian.     

"Oh, benar?" kata Lim Jingmi. Kemudian dia tersenyum tanpa mengatakan apa pun, dan pergi begitu saja.     

Liu Anqier tampak mengangkat kedua bahunya, dia lalu pergi sambil membawa hidangannya yang telah siap itu. Segera ke tempat Chen Liao Xuan adalah hal yang harus dia lakukan sekarang. Sementara itu, Lim Jingmi tampak bersender pada pintu, dia bersedekap dengan seringaian liciknya.     

"Tinggal minghitung waktu maka tamatlah riwayatmu di sini, Dayang Liu. Kau pasti akan musnah di tangan Emo Shao Ye sendiri," geramnya kemudian.     

Liu Anqier berjalan cepat, Li Zheng Xi yang nyaris mendatanginya pun tampak mengurungkan diri. Dia tampak lega melihat Liu Anqier datang, padahal dia berpikir jika gadis kecil itu tidak akan datang lagi setelah apa yang telah diperbuat oleh Chen Liao Xuan kepadanya kemarin.     

Dengan wajah yang berbinar Liu Anqier membawa makannya, hidangan yang cukup banyak dan mewah. Li Zheng Xi tampak bingung. Apa yang semalam dilakukan Liu Anqier dengan Jiang Kang Hua sampai gadis kecil itu menjadi seriang ini sekarang.     

"Hormat hamba, Penasihat Li. Hamba mau mengantarkan makan untuk Emo Shao Ye," kata Liu Anqier. Li Zheng Xi terkesiap. Kemudian dia mengangguk kaku menjawabi ucapan dari Liu Anqier.     

"Silakan. Mungkin Emo Shao Ye sudah menantikanmu sedari tadi," kata Li Zheng Xi.     

"Dayang Liu dari dapur kekaisaran istana tiba!"     

Pemberitahuan itu membuat Chen Liao Xuan langsung memasang topengnya, duduk dengan tegap dan angkuh. Tak lama setelah itu Liu Anqier pun datang, dia membawa satu nampan hidangan penuh makanan-makanan nikmat.     

"Silakan Yang Mulia. Hamba sengaja membuat hidangan-hidangan terbaik pagi ini untuk Yang Mulia. Agar hari Yang Mulia menyenangkan," kata Liu Anqier riang gembira.     

Chen Liao Xuan agakn ya waspada, melihat mimik wajah Liu Anqier yang tak seperti biasanya. Padahal biasanya dia akan selalu datang dengan wajah kesal dan penuh dendam. Tapi sekarang gadis kecil itu datang dengan mimik wajah secerah sinar mentari di musim kemarau. Apa yang terjadi dengan gadis kecil ini? Pertanyaan itu terus berputar di otaknya. Hingga pikiran macam-macam akan semalam Liu Anqier dan Jiang Kang Hua bermalam di kediaman Jiang Kang Hua membuat Chen Liao Xuan menggelengkan kepalanya.     

Chen Liao Xuan bisa melihat jika Jiang Kang Hua tak melakukan apa pun. Dia hanya mengangkat tubuh Liu Anqier ke ranjangnya, kemudian dia pergi.     

"Apa yang membuatmu tersenyum dengan begitu lebar, Dayang Liu? Apakah kau membubuhi racun di makananku? Sehingga kau berpikir jika aku akan mati dengan racunmu itu?" selidik Chen Liao Xuan.     

Liu Anqier langsung menggeleng kuat kemudian dia kembali tersenyum lebar. Selebar yang dia bisa.     

"Bukankah dari pada membunuh Yang Mulia dengan racun dan Yang Mulia langsung mati, akan lebih baik melihat Yang Mulia tersiksa dulu secara perlahan? Agar hamba bisa melihat bagaimana menyenangkan membuat sosok yang hamba benci setengah mati meninggal dengan cara yang menyedihkan," geram Liu Anqier. Chen Liao Xuan menyeringai. Apa yang dikatakan gadis bodoh ini. Yang bisa membuat seorang Raja Iblis sepertinya mati perlahan dengan cara menyedihkan? Ya… ada satu, yaitu dia kehilangan gadisnya, yaitu Liu Anqier itu sendiri.     

"Maka bukalah hidanganmu itu, Dayang Liu," petintah Chen Liao Xuan.     

"Dengan senang hati, Yang Mulia," jawab Liu Anqier penuh percaya diri.     

Dia pun menyibak kain yang ia gunakan untuk menutupi makanan itu, dan berhasil mata Chen Liao Xuan terbelalak kaget dengan hidangan itu. Semua hidangan itu penuh dengan aroma pedas dan asam yang sangat nyata.     

"Benda aneh apa yang kau masak itu, Dayang Liu?!" marah Chen Liao Xuan.     

Liu Anqier kembali tersenyum. "Yang Mulia ini adalah makanan khas kediaman hamba. Kebetulan dulu mendiang Ayah hamba begitu menyukai hidangan ini. Karena hamba mengingat bagaimana Yang Mulia membunuh Ayah hamba jadi sudilah kiranya Yang Mulia mewakili mendiang Ayah hamba untuk memakan hidangan ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.