TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Perlombaan -Part 3



Perlombaan -Part 3

Malam ini, Liu Anqier sudah berada di kediaman Jiang Kang Hua. Dia sudah berdiri sambil membawa sebuah pedang. Sementara di depannya, Jiang Kang Hua berdiri dengan pedang kayu yang dia taruh di atas pundaknya.     

"Kau serang aku, dari arah mana pun!" perintah Jiang Kang Hua.     

"Tapi, hamba menggunakan pedang sungguhan. Sementara Panglima Jiang menggunakan pedang kayu. Bagaimana jika Panglima Jiang terluka? Bagaimana jika hamba tidak senegaja melukai Panglima Jiang,"     

"Aku tidak akan mati dengan luka yang kau berikan, Dayang Liu. Jadi seranglah aku sebisa yang kau mau!"     

"Yaaa!!!" Liu Anqier langsung berlari, dia menebas arah Jiang Kang Hua. Dengan cepat Jiang Kang Hua menghindari serangan Liu Anqier. Kemudian dia menangkis beberapa serangan lainnya. Liu Anqier nyaris terjatuh karena mencoba menyerang Jiang Kang Hua dengan begitu nafsu.     

"Kau kurang kuat! Peganganmu dengan pedang kurang kuat! Kuda-kudamu, fokusmu! Dan kau terlalu bernafsu untuk mengalahkan musuhmu!" sentak Jiang Kang Hua.     

Lantas dia membenahi posisi kuda-kuda Liu Anqier, kemudian memperbaiki posisi memegang pedang Liu Anqier. Lalu Jiang Kang Hua melihat Liu Anqier dengan tatapan tajamnya.     

"Berlatih latihan dasar dulu. Aku akan pergi sebentar," katanya kemudian.     

"Baiklah, Panglima Jiang!" semangat Liu Anqier. Bagaimana dia tidak semangat. Jika dia mendapatkan ilmu baru dari Jiang Kang Hua. Seni bela diri pedang adalah salah satu yang begitu dia inginkan. Tapi selama ini ayahnya tak pernah mengajarinya. Sebab kata ayahnya, cukup ilmu seni bela diri dasar serta tenaga dalam dalam mengobati diri sendiri ketika luka, itu akan lebih baik sebagai seorang wanita kecil sepertinya untuk sekadar perlundungan diri, dari pada menjadi seorang pendekar yang melalang buana kemana-mana.     

Liu Anqier terus mengasah kemampuannya, dia terus melihat beberapa teknik dasar yang diberikan oleh Jiang Kang Hua dari sebuah buku dan sebuah kitab yang ditulis dari potongan-potongan bambu. Sementara itu, Jiang Kang Hua tampak menghadap Chen Liao Xuan, yang sedari tadi tampak sibuk membaca laporan pada Kasim Cheng.     

"Yang Mulia…," kata Jiang Kang Hua menghadap kepadanya. "Tidakkah Yang Mulia ingin bermalam di kediaman hamba? Dayang Liu sedang berada di sana untuk berlartih seni bela diri pedang malam ini, untuk menghindari dari Pangeran Wu," jelas Jiang Kang Hua kemudian.     

"Apa maksudmu, Panglima Jiang?" tanya Chen Liao Xuan. Dia menutup kertas itu setelah memberinya stempel kerajaan, kemudian dia menyuruh Li Zheng Xi menggulungnya.     

"Hamba lupa memberitahu kepada Yang Mulia, jika sebenarnya pagi tadi Pangeran Wu telah mencari Dayang Liu. Karena Pangeran Wu tahu jika Dayang Liu adalah Dayang yang hamba rekomendasikan, Yang Mulia, dan telah menjadi Dayang penyicip hidangan Yang Mulia. Tadi Pangeran Wu hendak meminta Dayang Liu untuk melayaninya malam ini. Tapi hamba tolak dengan alasan hamba ingin menghabiskan malam bersama dengan Dayang Liu. Malam ini, mungkin Dayang Liu bisa lolos dari Pangeran Wu. Tapi tak menutup kemungkinan jika Pangeran Wu akan mengincar Dayang Liu sampai dapat,"     

Chen Liao Xuan menggenggam sebuah kuas, dan kuas itu digenggam sampai berubah menjadi debu setelah dia mendengar ucapan dari Jiang Kang Hua. Dia tidak akan pernah menyerahkan Liu Anqiernya kepada siapa pun. Terlebih itu kepada Wu Chong Ye.     

"Ini akan menjadi hal yang sangat gawat, Yang Mulia," Li Zheng Xi pun membuka suara.     

"Katakanlah," titah Chen Liao Zuan.     

"Dayang Liu memiliki keistimewaan, yaitu bisa menyembuhkan Yang Mulia Raja. Kalau sampai Pangeran Wu mengetahui keistimewaan tersebut. Bukan tidak mungkin Pangeran Wu juga berniat memiliki Dayang Liu. Dengan seperti itu, Pangeran Wu akan menjadi sosok yang tak terkalahkan karena ada Dayang Liu yang ada di belakangnya, dan besar kemungkinan dia akan semakin percaya diri untuk mengadu domba para petinggi istana untuk memecah belah kekuasaan istana, dan melengserkan kedudukan Yang Mulia. Kita harus bertindak lebih cepat, Yang Mulia,"     

"Apa yang dikatakan oleh Penasihat Li memang benar, Yang Mulia. Sebab istana punya aturannya sendiri. Kita tidak mungkin melakukan pelanggaran apa pun, yang bisa kita lakukan sekarang adalah mempercepat proses keinginan Yang Mulia itu, untuk menjadikan Dayang Liu sebagai Dayang kediaman Yang Mulia,"     

"Tapi Panglima Jiang…," kata Li Zheng Xi terhenti. "Dayang Liu adalah Dayang yang kau rekomendasikan. Biar bagaimanapun dia menjadi yang terpenting untuk yang pertama kalinya selama ini. Karena yang kulihat Dayang Liu adalah wanita pertama yang menarik perhatianmu. Apakah tidak menjadi masalah jika Dayang Liu bekerja di kediaman Emo Shao Ye, apa kau tak masalah dengan itu? Sebab dia pasti akan melayani Emo Shao Ye dalam hal apa pun juga dalam urusan ranjang,"     

Mendengar hal itu, Jiang Kang Hua tampak menelan ludahnya. Dia lupa, jika Li Zheng Xi tak tahu awal mulanya semuanya menjadi seperti ini. Jika dia terlalu bersemangat menyuruh Liu Anqier menjadi Dayang kediaman Raja, pastilah itu akan menjadi sangat aneh.     

"Oh, tidak ada masalah untukku, Penasihat Li. Rasa abdiku kepada Yang Mulia Raja benar-benar tak akan ternilai hanya sekadar urusan wanita sekalipun. Benar jika aku tertarik dengan Dayang Liu. Akan tetapi, jika Sang Raja menginginkannya maka dengan senang hati aku akan menyerahkannya. Jangankan Dayang Liu, bahkan nyawaku saja aku rela menyerahkannya kepada Yang Mulia Raja dengan suka rela!"     

Chen Liao Xuan hanya diam. Dia merasa untuk bagian sandiwara Jiang Kang Hua benar-benar hebat. Sehingga membuat seorang Penasihat seperti Li Zheng Xi yang sangat penuyh curiga dalam segala hal pecaya dengan begitu mudahnya.     

"Tapi, Penasihat Li," kata Jiang Kang Hua terdengar lagi. Li Zheng Xi tampak memandang Jiang Kang Hua dengan rasa penasaran yang teramat.     

"Ada masalah apa lagi, Panglima Jiang?"     

"Jika Dayang Liu menjadi Dayang kediaman Yang Mulia Raja, itu benar akan membuat Yang Mulia Raja aman. Tapi tidak untuk nasibnya sendiri. Sebab, baru menjadi seorang Dayang penyicip hidangan Yang Mulia Raja saja dia dibenci oleh Selir Cheng. Apalagi kalau sampai Dayang Liu menjadi Dayang kediaman Yang Mulia Raja, bukan tidak mungkin para Selir dan Dayang-Dayang yang lain semakin iri dan membencinya,"     

"Tenanglah, Panglima Jiang. Aku mengerti kerisauanmu tentang Dayang kesayanganmu itu. Setelah Dayang Liu menjadi Dayang kediaman Yang Mulia Raja, waktu bersama Yang Mulia Raja akan sangat besar dibanding waktunya seorang diri, jadi akan sangat kecil kemungkinan terjadi Dayang Liu diperlakukan tidak adil seperti hari ini. Lagi pula, kau juga sedang mengajarinya seni bela diri, dia tak cukup bodoh untuk tak menggunakannya, bukan? Dia bisa menggunakan kemampuannya itu untuk melindungi dirinya sendiri."     

Mendengar hal itu, Jiang Kang Hua memgangguk. Apa yang dikatakan oleh Li Zheng Xi adalah benar. Meski sejujurnya dia masih cukup cemas akan hal itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.