TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Titah Baru -Part 10



Titah Baru -Part 10

0"Maka sekarang suapilah aku,"     

Liu Anqier tampak tergugu, dia nyaris menjatuhkan sendok yang baru saja dia pegang. Untuk kemudian, dia menundukkan kepalanya dalam-dalam, mulai melakukan apa yang telah Chen Liao Xuan perintahkan. Liu Anqier menyuapi Chen Liao Xuan dengan hati-hati, membuat Chen Liao Xuan agaknya tersenyum dibuatnya.     

Dia kembali memejamkan matanya, bayangan saat dia berada di salah satu tempat berwarna putih itu muncul. Dia memakai jubah putihnya yang menjuntai, jubah berbahan sutera paling lembut yang pernah ada. Rambutnya tampak berhiaskan ornament naga yang melingkar ketat pada dirinya. Sebuah mahkota kerajaan pun tersemat di atas rambutnya. Chen Liao Xuan tak tahu, siapa sebenarnya dia. Yang jelas saat itu, dia sedang melantunkan dawai-dawai kecapi dengan sangat nyata, di sisinya Liu Anqier sedang duduk. Dia membawa sebuah piring dari emas, di atas piring itu ada manisan persik, serta beberapa manisan segar yang ada, dan Liu Anqier menyuapinya dengan seperti ini.     

Lagi, air mata itu telah bodoh mengalir di pipinya. Hingga terjatuh di punggung tangan Liu Anqier. Liu Anqier tampak tertegun, melihat cairan bening itu menetes di punggung tangannya.     

"Yang Mulia menangis?" tanya Liu Anqier. Chen Liao Xuan tampak kaget dengan pertanyaan itu, dia bahkan baru menyadari jika sekarang dia telah menangis.     

"Apa kau pikir, Raja Iblis sepertiku akan menangis?" ucap Chen Liao Xuan dingin. Liu Anqier pun menggeleng.     

"Lantas, apakah itu liurmu? Aku juga tahu, bagaimana bisa Raja Iblis menangis. Sosok yag paling jahat di dunia menangis, itu adalah hal gila," gumam Liu Anqier kepada dirinya sendiri.     

Mendengar hal itu, dengan cepat Chen Liao Xuan menarik tubuh Liu Anqier, kemudian dia membawa tubuh Liu Anqier ke dalam dekapannya. Tatapannya tajam, dan menusuk. Tapi Liu Anqier tak melihat bagaimana ekspresi dari Chen Liao Xuan. Liu Anqier sangat penasaran bagaimana wajah dari Emo Shao Ye yang selalu dipuji-puji oleh Lee Huanran itu.     

"Kau sudah mulai kurang aja, Dayang Liu. Apakah mulutmu itu tak pernah diajari sopan-santun oleh orangtuamu?" geram Chen Liao Xuan. Dia tak melihat sedikit ketakutan pun di mata Liu Anqier, dan hal itu berhasil membuat Chen Liao Xuan termenung untuk beberapa saat.     

"Karena Ayah hamba telah Yang Mulia bunuh. Jadi tidak ada lagi yang bisa mengajari hamba sopan santun, Yang Mulia,"     

Mata Liu Anqier tampak nanar, dan hal itu membuat hati Chen Liao Xuan bergetar. Dia ingin menghapus air mata itu, dia ingin sekali mengatakan kepada gadis yang ada di dekapannya ini untuk tidak menangis. Entah kenapa melihatnya menangis seperti ini, melihat Liu Anqier memandangnya dengan penuh kebencian seperti ini membuat dada Chen Liao Xuan sesak, membuat hati Chen Liao Xuan sakit bukan main.     

' "Maka aku akan mengajari mulutmu untuk untuk bersopan santun,"     

Chen Liao Xuan langsung melumat bibir Liu Anqier. sementara Liu Anqier terus menolak dan berusaha untuk mendorong tubuh Chen Liao Xuan menjauh. Kakinya terus bergerak dan menendang-nendang. Meja yang di atasnya ada piring keramik berisikan manisan buah persik itu pun terjatuh, membuay Li Zheng Xi membuka pintu. Dia hendak mauk tapi matanya menangkap apa yang terjadi di sana. Cepat-cepat dia kembali menutup pintu kamar rajanya sambil menelan ludahnya dengan susah.     

Sementara di dalam, Liu Anqier terus meronta hingga sesaat dia merasa jika sosok yang menciumnya ini adalah Chen Tao. Kenapa dia merasa seperti itu? Tidak… itu tidak mungkin, bagaimana bisa Liu Anqier akan berpikir seperti itu? Sebuah pemikiran paling konyol yang pernah ada. Untuk kemudian dia membuka mulutnya, mengingit bibir Chen Liao Xuan sampai laki-laki bertopeng itu melepaskan panggutan bibirnya itu sesaat.     

"Kau gigit lagi, akan kupastikan kau berakhir di atas ranjang, Dayang Liu," geramnya. Kembali melumat bibir Liu Anqier, sampai tenaga Liu Anqier habis. Chen Liao Xuan seolah tak mengizinkan dirinya untuk sekadar mengambil napas sedikit pun, Dia seperti ikan yang telah kehilangan ingsangnya.     

Liu Anqier tampak mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk melukai Chen Liao Xuan, kemudian dia mengambil pisau yang ada di atas meja kemudian….     

Jrep!!!     

Chen Liao Xuan langsung mengerang, sambil memegangi lengannya yang berdarah. Darah warna keemasan tampak keluar dari tubuh Chen Liao Xuan.     

Liu Anqier terdiam sejenak. Darah warna keemasan? Bagaimana bisa? Itu adalah darah yang dimiliki oleh kaum Dewa. Dan hanya Dewa tertinggilah yang memiliki darah warna itu. Ya, dia tahu… dia tahu karena dia diberitahu oleh ayahnya. Dan bagaimana mungkin bisa, seorang Raja Iblis yang seharusnya memeliki darah warna hitam pekat memilikinya?     

Liu Anqier memandang Chen Liao Xuan. Membuat Chen Liao Xuan menutupi lukanya. Kemudian dia memandang Liu Anqier dengan bengis.     

"Y… Yang Mulia, maafkan hamba. Hamba akan mengobati luka Yang Mulia," kata Liu Anqier yang agaknya takut dengan keadaan ini. Dia telah melukai Raja Iblis, dan di luar ada Penasihat Kerajaan serta para prajurit. Kalau sampai Raja Iblis menyuruh mereka untuk masuk dan membunuhnya itu bukan menjadi hal yang sangat baik untuknya.     

"Dengan apa kau menyembuhkanku? Aku tak mempan dengan ramuan manusia atau apa pun itu!"     

"Hamba bisa menggunakan ramuan penyembuh abadi, Yang Mulia. Dulu hamba bertemu dengan seorang teman yang juga bukan dari bangsa manusia. Dan dia terluka sangat parah, darahnya warnya aneh, bukan berwarna merah sebelum itu. Untuk kemudian barulah pelan-pelan darahnya berwarna merah seperti darah manusia. Dan hamba menggunakan ramuan itu untuk menolongnya, dia sembuh dengan ajaib, Yang Mulia. Bahkan tidak ada bekas luka sama sekali di tubuhnya.     

"Apa aku bisa jujur kepadamu, Dayang, Liu?" ucap Chen Liao Xuan yang berhasil membuat Liu Anqier kaget. "Sebenarnya yang membuat temanmu bisa sembuh dengan sempurna itu bukanlah karena ramuan ajaibmu itu. Akan tetapi karena sesuatu yang ada di dalam tubuhmu," kata Chen Liao Xuan.     

Liu Anqier terdiam lagi, kemudian dia memegangi dadanya. Apakah Raja Iblis tahu jika ada yang aneh dengan tubuhnya? Ya, Liu Anqier bisa menebak. Bagaimana Raja Iblis tak tahu tentang itu, dia adalah orang sakti dan memiliki kemampuan luar biasa. Untuk tahu hal semacam itu tentunya tidak susah untuknya sama sekali.     

"Kau memiliki intisari murni yang entah dari mana. Dan intisarimu itu bisa menyembuhkan luka dari temanmu itu."     

"Tapi, Yang Mulia. Hamba sering mencobanya kepada orang lain. Tapi tidak bekrja sama sekali. Bagaimana bisa jika intisari milik hamba bisa mengobati luka dari teman hamba, Yang Mulia!" jelas Liu Anqier lagi.     

Sebuah senyum licik tercetak di sudut bibir Chen Liao Xuan, kemudian dia menarik alisnya melihat Liu Anqier yang memandangnya dengan tatapan bulat itu.     

"Jadi kemarilah, aku akan menunjukkan bagaimana caranya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.