TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Titah Baru -Part 7



Titah Baru -Part 7

0"Maaf, Yang Mulia. Jadi saat Dayang Liu dibawa oleh Panglima Jiang, apakah Yang Mulia telah tahu jika Dayang Liu adalah putri dari tabib yang Yang Mulia bunuh beberapa waktu yang lalu?"     

Pertanyaan itu sedikitnya membuat dada Chen Liao Xuan terasa aneh, kemudian dia menoleh pada Li Zheng Xi.     

"Mungkin dia datang ke sini dengan sebuah tujuan. Itu sebabnya aku menyuruhnya untuk menyicipi masakanku. Karena aku tidak mau kalau sampai dia meracuniku secara diam-diam. Semakin membuatnya dekat, semakin aku tahu kebusukan apa yang hendak dia lakukan,"     

Li Zheng Xi agaknya paham sekarang dengan apa yang dipikirkan oleh Chen Liao Xuan. Ya, rajanya benar. Semakin dekat dengan Liu Anqier maka akan semakin bebas bagi rajanya untuk mengawasi wanita itu.     

"Sekarang hamba paham, Yang Mulia. Oleh sebab itu, hamba tidak akan lagi bertanya kepada Yang Mulia tentang Dayang Liu. Hamba akan membantu Yang Mulia untuk melakukan pengawasan sebaik mungkin,"     

"Namun seperti itu, Penasihat Li. Jangan terlalu kentara, aku juga ingijn melindunginya karena dia adalah yang tersayang milik Panglima Jiang,"     

Jiang Kang Hua agaknya jengkel, karena dia terus-terusan dijadikan kambing hitam oleh rajanya. Dia hanya menundukkan kepalanya dalam-dalam. Meski dalam hati dia sedikit mengagumi Liu Anqier. Ternyata gadis kecil itu memiliki kemampuan bela diri yang cukup tinggi. Padahal Jiang Kang Hua berpikir bahwa kalau bangsa manusia yang dia temui selama ini nyaris tidak punya seni bela diri yang cukup.     

"Panglima Jiang, lain kali lebih perhatikan Dayang Liu. Untungnya dia berada di sini. Karena aku menghormatimu aku jadi tak begitu marah dengannya. Jangan sampai kalau dia bertemu dengan Pangeran Wu dan yang lainnya. Maka semuanya akan menjadi lebih rumit. Aku tidak akan pernah bisa membantumu kalau sudah seperti itu,"     

"Baik, Yang Mulia!"     

Li Zheng Xi dan Jiang Kang Hua sama-sama undur diri. Keduanya tampak berjalan menyusuri lorong istana. Jiang Kang Hua melirik Li Zheng Xi yang tampak berjalan dengan mimik wajah indahnya itu.     

"Panglima Li…," panggil Jiang Kang Hua pada akhirnya. "Kenapa kau tak marah dan tak menghukum Dayang Liu setelah tahu jika Dayang Liu memiliki dendam terhadap Emo Shao Ye?" tanya Jiang Kang Hua pada akhirnya. Dia sangat penasaran dengan hal itu, dia ingin mendapatkan penjelasan atas apa yang ingin diketahui.     

"Ada banyak alasan untukku tidak melakukannya, Panglima Jiang. Pertama, karena Dayang Liu adalah Dayang yang kau bawa ke istana iblis ini, dan yang kedua karena dia memiliki dendam kepada Emo Shao Ye. Aku tahu dia memiliki ilmu bela diri, tapi aku juga lebih tahu jika dibandingkan dengan Emo Shao Ye, Dayang Liu tidak ada apa-apanya. Jadi dia bisa kita gunakan sebagai tameng untuk Emo Shao Ye. Sebab selama ini Emo Shao Ye nyaris tak ingin didekati oleh siapa pun. Itu sedikit membuatku mengkhawatirkan keselamatannya. Sebab Pangeran Wu dan antek-anteknya tentu saja memilki seribu satu cara untuk masuk dan menyelakai Emo Shao Ye. Setidaknya dengan adanya Dayang Liu dia bisa menjadi tameng, dia juga bisa ilmu bela diri. Jika dia merasa dalam bahaya dia pasti akan berusaha melindungi dirinya sendiri, dan dengan tanpa sadar dia juga akan melindungi Emo Shao Ye. Apakah aku benar tentang perhitungan ini?"     

Jiang Kang Hua tampak tersenyum, pemikiran tajam dan licik oleh Li Zheng Xi benar-benar paling hebat di negeri ini. Dia tak pernah bisa membayangkan jika istana ini tak memiliki sosok seperti Li Zheng Xi.     

"Dan jangan sampai dia terluka karena misi bodohmu ini, Penasihat Li."     

"Maka dari itu kita harus melindunginya juga…," kata Li Zheng Xi. Kemudian dia terdiam sesaat. "Tapi entah kenapa aku merasa tidak asing dengannya. Entah aku pernah melihatnya di mana. Dia benar-benar seperti sosok yang tidak asing sama sekali," gumam Li Zheng Xi kemudian. Dia lalu berjalan, dibuntuti oleh Jiang Kang Hua. Keduanya berjalan beriringan dalam diam. Sambil menikmati langit malam.     

Sudah hampir berapa purnama, bangsa iblis tampak hidup tenang. Tidak ada kisruh atau kerusuhan apa pun yang setidaknya membuat semua orang yang ada di sana cukup tenang. Mereka akan mengumpulkan pasukan-pasukan mereka lagi. Untuk menjadikan pertahanan istana iblis menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Untuk kemudian mereka akan menjadikan kerajaan iblis menjadi bangsa yang paling kuat di dunia tanpa ada yang bisa menandinginya sama sekali.     

Sementara itu, di pavilion Dayang Zhao, Liu Anqier tampak baru saja masuk ke dalam kamarnya. Dia mengendap-endap hendak menata kasurnya. Tapi belum sempat dia berbaring, sebuah deheman berhasil membuatnya melompat.     

Liu Anqier memutar tubuhnya dengan kaku, di belakangnya sudah ada Zhao Mimi bersedekap memandangnya dengan tatapan dingin.     

"Dari mana saja kau, Dayang Liu? Bukankah perarutannya sudah jelas jika jam mala mini berlaku sebelum pukul 21.00 malam? Apa kau tahu hukuman yang akan kau terima jika…," ucapan Zhao Mimi terhenti. Dia melihat dengan jelas aura dari Emo Shao Ye menempel di tubuh Liu Anqier dengan sangat nyata. Apa yang terjadi, apakah Emo Shao Ye memanggilnya secara langsung dan dia disuruh untuk melayani Emo Shao Ye? Zhao Mimi tampak mengambil kelopak bunga persik yang ada di bahu Liu Anqier, kemudian dia memandang Liu Anqier lagi.     

"Apa tadi kau ke aula utama istana?" tebak Zhao Mimi. Liu Anqier menundukkan wajahnya kemudian dia mengangguk. Tampak jelas lengan pakaian Liu Anqier terkoyak, namun saat diperiksa tidak ada luka apa pun di sana. Hanya ada bekas darah di bagian lengan pakaian Liu Anqier yang terkoyak.     

"Kau tadi bertemu dengan Emo Shao Ye?" tanya Zhao Mimi lagi. Liu Anqier terbelalak kemudian dia menundukkan pandangannya.     

"Iya, Kepala Dayang Zhao, tadi hamba tidak sengaja bertemu dengan Emo Shao Ye," jawab Liu Anqier.     

"Aku akan menggilangkan aura Emo Shao Ye yang ada di tubuhmu. Lain kali aku akan memberimu serbuk, minum serbuk itu setelah kau melakukannya dengan Emo Shao Ye. Karena jika Selir-Selir tahu tentang ini kau akan dalam masalah besar,"     

Liu Anqier kembali mengangkat wajahnya, dia tampak bingung bukan main. Melakukan? Melakukan apa yang dimaksud oleh Zhao Mimi?     

"Maaf, Kepala Dayang Zhao? Melakukannya? Apa yang Anda maksud melakukannya? Hamba melakukan apa?" tanya Liu Anqier bingung.     

Wajah Zhao Mimi tampak memerah ketika Liu Anqier menanyakan itu secara lantang. Gadis kecil ini benar-benar tampak polos dan murni.     

"Pokoknya setiap kali kau bertemu dengan Emo Shao Ye, kau harus meminum ramuan itu. Agar para Selir dan para Dayang dari Pangeran Wu tak salah paham kepadamu."     

"Baiklah, Kepala Dayang Zhao!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.