TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Titah Baru -Part 3



Titah Baru -Part 3

0"Siapa yang membuat hidangan bebek pitek kepada Yang Mulia Raja?" Li Zheng Xi pun keluar. Semua orang yang ada di sana langsung menunduk patuh. Pun dengan Liu Anqier, dia hanya memandang sosok berjubah biru gelap itu. Sosok yang sangat gagah, sama halnya dengan Panglima Perang kerajaan ini. Benar-benar tak mengerikan seperti sosok-sosok lain pada umumnya. Dia seperti manusia biasa, wajahnya pun sangat rupawan. Hanya saja, jika dibanding dengan Panglima Perang yang dilihat Liu Anqier, sosok ini terlihat lebih lembut dan kalem. Kalau mimik wajah dari Panglima Perang tampak begitu tegas dan galak. Setidaknya, itulah yang Liu Anqier tahu.     

Ling Jingmi hendak mengangkat tangannya, akan tetapi Lee Huanran mengetahui hal itu. Dia lantas mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.     

"Dayang Liu! Dayang Liu yang telah membuat sajian itu, Penasihat Li!" jawab Lee Huanran cepat. Dia langsung menyenggol lengan Liu Anqier.     

"Dayang Lee, apa yang kau lakukan?" ucap Liu Anqier setengah berbisik.     

"Tenanglah, aku hanya mengatakan sebuah kenyataan. Aku tidak akan pernah mengizinkan siapa pun untuk mengakui hal yang tidak pernah ia lakukan," Lee Huanran kini mendekatkan wajahnya kepada Liu Anqier. "Percayalah Dayang Liu, dari semua Dayang di sini. Hanya kau satu-satunya Dayang yang beruntung, yang akan duduk di samping Emo Shao Ye dan menyicipi masakannya. Selama ini hal ini benar-benar tidak pernah terjadi. Jangankan hidangannya disentuh, ada orang asing apalagi Dayang rendahan seperti kita ada di sekitarnya saja dia tidak akan mau,"     

"Dayang Liu, siapa Dayang Liu? Silakan ikuti aku untuk menyicipi hidangan Yang Mulia Raja. Untuk memastikan jika hidangan itu dalam keadaan aman dan sehat."     

Liu Anqier tampak bingung, untuk kemudian dia mendongakkan wajahnya sekilas. Dia kembali menundukkan wajahnya lagi.     

"Hamba, Penasihat Li," jawabnya patuh. Berjalan sambil membungkuk mengekori langkah Li Zheng Xi.     

Agaknya Li Zheng Xi cukup termenung, saat dia melihat sosok yang ada di depannya itu. Dia adalah dari bangsa manusia, tapi auranya benar-benar tak terbaca dengan sangat nyata. Terlebih dari tubuh gadis itu ada aura milik Chen Liao Xuan. Dan itu berhasil membuat Li Zheng Xi agaknya bingung. Apalagi ketika dia melihat mata bundar yang polos milik gadis itu. Benar-benar seperti taka sing. Akan tetapi dia tidak tahu pernah melihat mata itu di mana.     

Sementara Liu Anqier agaknya menyesal. Andai saja dia tahu kalau dia akan disuruh untuk menyicipi hidangan milik Emo Shao Ye, pastilah dia akan menamburkann racun atau apa pun itu ketika Emo Shao Ye memakannya dia akan mati. Sial! Batin Liu Anqier, Emo Shao Ye bukan manusia. Jadi bagaimana ceritanya dia bisa mati dengan racun? Hanya ini, hanya benda yang ada di dalam jubahnya ini yang bisa membunuhnya. Akan tetapi, di ruangan itu sudah banyak orang. Ada Emo Shao Ye yang tampak mengenakan topeng, dan para selir-selirnya. Dia tidak akan mungkin memiliki kesempatan untuk menyelakai Emo Shao Ye. Kalau dia tidak ingin mati di sini dengan cara yang memalukan. Ya, dia butuh saat di mana dia hanya berdua dengan sosok itu. Dan untuk mendapatkan kesempatan itu dia harus menjadi dayang aula agung. Karena hanya dayang-dayang yang bekerja di aula agunglah yang memiliki kesempatan bertemu dengan Emo Shao Ye secara langsung.     

Liu Anqier tampak terduduk, pelan-pelan dia menggeser duduknya di tempat yang agaknya jauh dengan Chen Liao Xuan. Sesaat Chen Liao Xuan memerhatikan gerak-gerik gadis kecil itu kemudian dia tampak tersenyum.     

"Apakah tanganmu sepanjang itu, sampai kau di sana bisa menyicipi hidanganku dengan tangan pendekmu itu, Dayang Liu?"     

Liu Anqier langsung mendongakkan wajahnya mendengar suara dari Chen Liao Xuan. Sesaat dia terdiam, memandang wajah Chen Liao Xuan yang tertutup topeng itu. Suaranya… tampak sangat tak asing untuknya. Suaranya benar-benar seperti ia tengah mengenalnya. Terlebih rambut, dan postur tubuhnya benar-benar membuat Liu Anqier agaknya merindukan sosok yang tak pantas dia rindu.     

"Jangan lancang, Dayang Liu! Tundukkan pandanganmu!" sentak Penasihat Li. Liu Anqier pun langsung menundukkan pandangannya dalam-dalam.     

"Maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba benar-benar telah lancang,"     

"Tidak jadi masalah…," jawab Chen Liao Xuan yang berhasil membuat Li Zheng Xi dan para selir itu kaget bukan main. Bersikap selembut itu, bukanlah gaya dari Emo Shao Ye. Terlebih untuk seorang dayang rendahan seperti Liu Anqier. "Kemarilah, dan lekas cicipi hidanganku," perintahnya.     

Liu Anqier dengan takut-takut mendekat, agaknya dia masih di posisi yang masih jauh. Sampai tangan Chen Liao Xuan menarik tangan Liu Anqier sampai tubunya nyaris terjatuh di atas hidangan itu. Semua orang yang ada di sana semakin kaget dan bingung, pun dengan Liu Anqier. Sentuhan ini benar-benar tidak asing baginya.     

"M… maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba telah lancang!" kata Liu Anqier lagi. Terlebih saat dia melihat bagaimana tajam mata dari para selir Raja memandanginya.     

Liu Anqier langsung menyicipi hidangan itu, kemudian dia menundukkan lagi kepalanya dalam-dalam.     

"Maaf, Yang Mulia, semua sudah hamba cicipi dan semuanya aman juga sehat," kata Liu Anqier lagi.     

Chen Liao Xuan kembali tersenyum. Jujur dia masih ingin Liu Anqier ada di sini, tapi dia juga agaknya bingung, apa yang harus dia lakukan untuk itu.     

"Apa kau yang memasak hidangan ini?" tanya Chen Liao Xuan lagi. Liu Anqier kembali memandang Chen Liao Xuan kemudian dia menundukkan pandangannya lagi.     

"Iya, Yang Mulia,"     

"Jadi, setelah ini sediakan makanan untukku selama tiga kali sehari, dan kau juga harus menyicipinya. Karena aku tidak mau, diam-diam kamu memasukkan racun atau benda apa pun yang dapat membahayakan nyawa berhargaku ini,"     

Mendengar itu itu Li Zhen Xi kaget bukan main, pun dengan para selir. Sementara Liu Anqier agaknya senang. Dengan ini dia memiliki kesempatan lebih banyak untuk membunuh Emo Shao Ye.     

"Maaf, Yang Mulia Raja. Tapi bukankah Anda tidak membutuhkan ini sebelumnya?"     

"Karena dia adalah dayang yang direkomendasikan oleh Panglima Jiang, aku ingin melihat apa keistimewaannya sampai Panglima Jiang menjadikannya istimewa,"     

Mendengar hal itu, Li Zheng Xi tak bisa berkata apa-apa lagi. Dan acara makan malam terjadi dengan begitu nikmat. Setelah itu Liu Anqier keluar, dia kembali ke tempatnya, menunggu Raja dan para selirnya selesai makan, dan menunggu pengumuman siapa yang memenangkan hidangan terbaik pada malam ini.     

"Hidangan malam ini sangat istimewa. Dan yang mendapat gelar hidangan terbaik malam ini adalah…," kata Li Zheng Xi. Dia menatap Liu Anqier yang tampak menundukkan kepalanya dalam-dalam, membuat dia agaknya curiga juga. ini benar-benar hal yang aneh untuk seorang Emo Shao Ye apalagi jika harus berbaik-baik dengan seorang dayang. Apa benar hanya karena Liu Anqier adalah dayang rekomendasi dari Jiang Kang Hua? Ataukah Chen Liao Xuan tertarik dengan dayang tersebut? Li Zheng Xi benar-benar tak tahu akan hal itu. "Dayang Liu kau memenangkan penghargaan itu. Dan sebagai pemenang kali ini, Dayang Liu diberikan hak untuk menghidangkan makanan untuk Yang Mulia Raja, dan menyicipi langsung hidangan Yang Mulia Raja,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.