TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ingat Kembali -Part 21



Ingat Kembali -Part 21

0Liu Anqier kini sedang duduk, dia sedang merapikan diri di kamarnya. Bukan… ini bukan kamarnya, ini adalah ruangan dengan banyak tempat tidur di dalamnya. Beberapa tempat tidur tampak tergulung dengan sempurna, di sisi-sisi ruangan itu dan tertata rapi. Kira-kira ada sepuluh tempat tidur yang ada di sana. Dan tempat tidur ke sebelas yang berada di sisi paling ujung dengan posisi yang berbeda.     

Liu Anqier agaknya cemas, dia takut jika dia memiliki teman sekamar yang tak baik. Meski dia berharap jika dia memiliki teman di sini, meski dia tahu jika sepenuhnya yang berada di sini bukanlah dari bangsanya.     

Liu Anqier tampak menekan dadanya, rasa panas tampak menjalar ke seluruh tubuhnya dengan sangat nyata. Setelah dia meminum arak dengan rasa pahit yang luar biasa itu. Dia benar-benar nyaris muntah darah karenanya. Menurut Kepala Pelayan Zhao manusia akan muntah darah dan pingsan setelah meminum itu. Lalu memori mereka akan kehidupan di alam manusia akan terhapuskan. Yang mereka tahu adalah, mereka di sini sebagai seorang dayang kerajaan iblis, yang sangat patuh dan tunduk kepada Sang Raja.     

"Nona Liu apa kau sudah siap? Pekerjaan di luar sangat banyak, dan sebagai dayang pemula kau akan ditugaskan di dapur istana. Itu adalah bagian paling awal untuk pekerjaanmu di sini. Tapi ingat satu hal, jangan pernah kau berurusan dengan para dayang yang memakai seragam berwarna merah. Sekalipun mereka bertindak sedikit keterlaluan, lebih baik kau abaikan dia. Apa kau paham, Nona Liu? Ah bukan, Dayang Liu?" tanya Zhao Mimi.     

Liu Anqier tampak mengangguk, sambil menundukkan kepalanya patuh dia pun berdiri. Berjalan mendekati Kepala Dayang itu. Pakaian ya berwarna hijau, sungguh dia tak tahu kalau di kerajaan bangsa iblis mengenakan pakaian warna-warni seperti ini. Dia pikir di seluruh kehidupannya mereka akan selalu memakai pakaian serba hitam dan semacamnya.     

"Hamba paham Kapala Dayang Zhao. Akan tetapi, jika boleh Hamba bertanya kenapa hamba tidak boleh berurusan dengan para dayang yang memakai seragam merah?"     

Zhao Mimi tampak melirik Liu Anqier dengan tajam, untuk kemudian dia memandang lurus-lurus ke depan. "Karena mereka adalah para dayang dari istana Pangeran Wu. Dan tugasku di sini adalah untuk menghindarkanmu dari mereka. Sebab jika tidak, Pangeran Wu akan mengetahui keberadaanmu dank au akan diambil olehnya, apa kau paham, Dayang Liu?"     

"Ya, Kepala Dayang Zhao,"     

Zhao Mimi pun langsung berjalan, dengan kedua tangan yang bertumpu di depan dadanya. Untuk kemudian Liu Anqier tampak membuntutinya dengan patuh. Sesekali Zhao Mimi menjelaskan tentang peraturan-peraturan apa yang harus dan apa yang tidak harus dilakukan, serta bagian-bagian dari istana utama.     

Sementara di sisi lain, Chen Liao Xuan tampak berdiri di depan aula baca istana. Posisi tempat itu yang langsung menghadap pavilion para dayang-dayang itu pun agaknya cukup untuknya melihat apa yang terjadi di sana. Sambil mengikat kedua tangannya di belakang punggung, Chen Liao Xuan melihat tatkala Liu Anqier berjalan sambil sesekali berhenti ketika Zhao Mimi menunjukkan beberapa tempat kepadanya. Dan saat Liu Anqier berada tepat di jembatan itu. Senyum Chen Liao Xuan memudar. Bayangan di otaknya kini tampak jelas terlihat di depan mata. Ketika dia melihat sosok wanita yang mengenakan jubah putih, melepaskan jubahnya dan hendak mandi, ketika dia sedang menghindari wanita itu, dan saat dia merengkuh tubuh wanita itu.     

Chen Liao Xuan memandang tangannya, bahkan sentuhan pinggang wanita itu, dan sentuhan lengan wanita itu terasa sangat nyata untuknya. Untuk kemudian dia memejamkan matanya, melihat bagaimana paras wanita itu. Bagaimana hitam alisnya, bagaimana panjang bulu matanya, bagaimana bulat matanya, bagaimana mancung hidungnya, bagaimana merah bibirnya, dan bagaimana mungil wajahnya. Lagi Chen Liao Xuan tersenyum, kemudian dia paham akan satu hal. Di kehidupannya yang dulu, entah dia siapa dan apa maksud takdir ini sampai dia tak melupakan memori itu, satu hal yang dia tahu, jika takdirnya dulu adalah bersama dengan wanita itu. Ya… wanita itu.     

"Liu Anqier," lirihnya kemudian.     

*****     

Para dayang dapur istana, perkenalkan ini adalah dayang baru dari istana utama. Namanya adalah Liu Anqier, dayang ini adalah pilihan dari Panglima Jiang. Jadi, aku harap, kalian bisa bersikap baik kepadanya. Bimbing dia saat tak paham dengan beberapa hal, dan beritahu dia aturan-aturan apa yang harus dia lakukan di dapur istana ini. Setelah itu, aku serahkan Dayang Liu kepada kalian,"     

"Baik, Kepala Dayang Zhao!" ucap patuh dari dayang-dayang itu.     

Setelah itu, Liu Anqier agaknya memberi hormat kepada para seniornya. Kemudian dia berucap, "perkenalkan, nama saya adalah Liu Anqier. Saya—" kata Liu Anqier terhenti. Ketika dia melihat semua dayang yang ada di dapur istana tampak mengabaikannya dan mereka lebih fokus ke pekerjaan mereka.     

Liu Anqier tampak menggaruk tengkuknya, mungkin dia terlalu berbasa-basi sekarang. Zhao Mimi sudah memperkenalkannya, lantas bagaimana dia memperkenalkan dirinya lagi dengan sangat bodoh.     

Hingga sebuah tangan menepuk bahunya, seorang dayang dengan rambur berponi itu pun tersenyum ramah kepadanya. Dari auranya, dayang ini berasal dari bangsa iblis tapi sifat ramahnya benar-benar mengalahkan para dayang yang berasal dari bangsa manusia sekalipun.     

"Kau tak perlu cemas Dayang Liu. Mereka memang seperti itu. Kau tahu, kau dibawa oleh Panglima Jiang agaknya membuat mereka cemburu. Sebab selama Panglima Jiang ada di sini, meski disuruh untuk mengutus satu dayang pun dia tidak akan mau. Tapi kamu, sepertinya dayang special bagi Panglima Jiang. Kau tahu…," kata dayang itu, yang kini sudah mendekatkan wajahnya kepada Liu Anqier. "Panglima Jiang adalah sosok yang diidolakan di sini setelah Emo Shao Ye. Bukankah dia sangat gagah dan tampan?" kata wanita itu lagi. Liu Anqier memaksa seulas senyum. Gagah dan tampan jika dia iblis lantas apa yang harus dibanggakan? Bagi Liu Anqier itu bukanlah hal yang membanggakan sama sekali.     

"Oh ya, namaku Lee Huanran. Aku adalah dayang junior di sini sama sepertimu," mimik wajahnya tampak riang gembira membuat Liu Anqier agaknya lega juga. Ada juga yang baik, baik dan sangat menyenangkan. Liu Anqier berharap kalau Lee Huanran adalah teman satu kamarnya nanti.     

"Aku Liu Anqier,"     

"Bisakah kalian melakukan sebuah pekerjaan? Bukan berarti jika dayang baru ini adalah bawaan dari Panglima Jiang lantas dia akan berlagak seperti Kepala Dayang Zhao di sini. Kita harus menyiapkan makan malam untuk Emo Shao Ye dan yang lainnya, pastikan makanan itu sudah tersedia sebelum matahari terbenam!" ketus salah satu dayang yang ada di sana. Liu Anqier dan Lee Huanran pun langsung bergegas mengurus pekerjaan mereka karena mereka tidak mau dimarahi lagi sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.