TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ingat Kembali -Part 19



Ingat Kembali -Part 19

0Mulut Jiang Kang Hua terkatup sempurna saat Liu Anqier mengatakan itu. Bahkan sekarang dia baru menyadari penampilan gadis kecil di dekapannya ini berbeda dari kemarin. Rambutnya diikat satu tanpa mengenakan hiasan rambut apa pun. Pakaiannya pun, seperti pakaian laki-laki. Apa yang sebenarnya akan dilakukan oleh gadis kecil ini? Apa yang dia rencanakan? Kenapa dia dengan sukarela sampai masuk ke dalam alam iblis ini?     

"Apa yang hendak kau rencanakan? Dan ramuan apa yang kau gunakan untuk menutupi aura menyengatmu itu?" tanya Jiang Kang Hua. Tatapannya tampak dingin, memandang Liu Anqier tepat di manik matanya.     

Tubuh Liu Anqier bergetar hebat. Tak dipungkiri nyalinya menciut tatkala melihat Sang Panglima Perang tampak menjunjukkan kuasanya. Terlebih aura di sini, meski tampak agak mirip dengan kehidupan di alam manusia tapi tetap saja, semuanya berbeda. Benar-benar terasa lembab dan dingin. Seolah besarnya matahari yang menyinari tak ada gunanya.     

"Dengarkan aku, Nona Liu. Andaikan aku tidak mendapatkan titah untuk menjaga nyawamu, pasti sedari dulu aku telah menghabisimu. Namun sayang, aku harus mengurungkan niatku itu. Tak peduli, kau memang benar-benar manusia ataukah kau reinkarnasi dari makhluk suci apa pun itu! Dan satu lagi…," kata Jiang Kang Hua tampak mendesis. "Jika niatmu ke sini untuk mengancam keselamatan Emo Shao Ye. Sepenting apa pun dirimu, aku pasti akan membunuhmu," geramnya kemudian.     

Liu Anqier hendak berontak untuk turun dari atas kuda Jiang Kang Hua. Tapi laki-laki itu tak memberikannya izin sama sekali. Jiang Kang Hua memacu kudanya dengan begitu kencang. Hingga dia berada di istana utara. Di sana dia menuju sebuah pavilion kemudian dia menarik turun tubuh Liu Anqier. Terus menariknya dengan kencang, sampai Liu Anqier kuwalahan mengimbangi langkahnya.     

Tubuh Liu Anqier setengah dibanting oleh Jiang Kang Hua, membuat tubuh mungil itu terjatuh dengan sempurna di lantai. Di depan seorang wanita matang, yang tampak sedang membenarkan tatanan rambutnya. Dengan cepat wanita itu langsung hormat kepada Jiang Kang Hua.     

"Hormat hamba, Pangilma Jiang. Apakah ada sesuatu yang Panglima Jiang butuhkan sampai berada di pavilion para dayang seperti ini?" tanya sosok itu dengan sopan.     

"Kepala Dayang Zhao, bantu aku untuk menjaganya. Jadikan dia menjadi salah satu dayangmu. Jangan biarkan orang-orang dari Pangeran Wu menyentuhnya sedikit pun juga. Jaga dia dengan baik. Sebab kalau tidak, Emo Shao Ye akan memenggal kepala kita berdua,"     

Mendengar hal itu, Kepala Dayang Zhao Mimi pun langsung menoleh memandang sosok yang tampak mengerang kesakitan itu. Dia tampak mengerutkan keningnya.     

"Panglima Jiang, apakah dia dari bangsa manusia?" tanya Kepala Dayang Zhao Mimi. Jiang Kang Hua pun mengangguk. "Maafkan hamba, Panglima Jiang. Bukannya hamba menolak perintah dari Panglima Jiang. Akan tetapi, untuk menjadi seorang dayang di dalam istana, bagi seorang bangsa manusia seperti ini harus melewati beberapa ritual agar bangsa manusia memiliki aura sama seperti kita. Mereka harus bersetubuh dengan salah satu dari bangsa kita, kemudian darahnya diambil untuk diminum oleh salah satu penguasa yang ada di sini, Tuan. Pun begitu, mereka banga manusia, harus meminum arak khas dari bangsa iblis. Dan gadis kecil ini, belum menjalankan satu ritual itu pun,"     

"Kau salah, Kepala Dayang Zhao," Jiang Kang Hua tampak memejamkan matanya, kemudian dia mengibaskan tangannya ke arah Liu Anqier. "Auranya telah bercampur dengan aura Emo Shao Ye," ucap Jiang Kang Hua pada akhirnya.     

Kepala Dayang Zhao tampak kaget setengah mati, sementara Liu Anqier tampak tak paham dengan apa yang dua orang itu katakan.     

"A… apa—"     

"Rahasiakan masalah ini kepada semua yang ada di sini, Kepala Dayang Zhao. Karena kau adalah satu-satunya yang kupercaya. Setelah mendengar kenyataannya, kau pasti paham kenapa kita harus melindunginya," Jiang Kang Hua kini mendekati Liu Anqier, dia mengambil lengan kecil gadis itu. Kemudian dia mengambil pisau yang ada di dalam jubahnya. Dan….     

Jrep!!!     

Liu Anqier meringis kesakitan, dan Jiang Kang Hua langsung menyesap darah yang menetes dari lengan Liu Anqier dari lengannya itu.     

Jiang Kang Hua tampak mengerutkan keningnya, lehernya tampak begitu panas seolah terbakar oleh bara api yang sangat menganga.     

Jiang Kang Hua langsung mundur, dia memegangi dadanya yang terasa sakit dan panas. Sebenarnya Liu Anqier ini siapa? Dari bangsa apa? Sebab yang dia tahu, dia merasakan ini dulu, saat dia bertarung dengan para dewa langit. Salah seorang dari dewa langit terluka, dan Jiang Kang Hua menjilat darah yang ada di pedang itu, rasa terbakarnya bahkan tak sekuat ini.     

Ini adalah seperti darah suci dari bangsa langit. Atau apakah Liu Anqier adalah reinkarnasi dari seorang Dewi Langit?     

"Ritual yang kedua aku telah menyelesaikannya, sekarang berilah dia arak, dan jadikan dia dayangmu. Tetap jaga dia untuk selalu berada di sisimu apa pun yang terjadi,"     

Setelah mengatakan itu, Jiang Kang Hua melirik Liu Anqier. Rahangnya tampak mengeras tapi dia tak mengatakan apa pun juga. Dia lantas mengibaskan jubahnya, lalu dia pergi dari pavilion para dayang itu.     

Sementara itu, Kepala Dayang Zhao Mimi agaknya memandang Liu Anqier dengan begitu seksama. Dia tak pernah menyangka jika Sang Raja telah bercinta dengan sosok manusia. Padahal yang dia tahu, para selirnya pun baru saja menjalankan ritual malam pengantin dan itu pun ddengan desakan oleh penasihatnya. Meski dia telah memiliki Selir kesayangan, tapi Sang Raja tak lantas memberikan apa yang selirnya itu inginkan. Selir Cheng bahkan harus menggunakan berbagai cara agar dia bisa melakukan malam-malam pengantin dengan Sang Raja. Tapi manusia ini?     

"Nona siapa namamu?" tanya Zhao Mimi pada akhirnya. Liu Anqier tampak meringis kesakitan, tapi dengan sekejap luka yang ada di lengannya itu menghilang. Zhao Mimi agaknya semakin kaget luar biasa. Dia benar-benar bingung, siapa gerangan sosok yang ada di depannya ini. Apakah dia benar-benar dari bangsa manusia?     

"Nama hamba adalah Liu Anqier, Nyonya," jawab Liu Anqier patuh.     

"Lantas, bagaimana kau bisa datang ke sini? Apakah Emo Shao Ye yang mengutusmu ke sini langsung?" tanya Zhao Mimi. Liu Anqier agaknya bingung harus menjelaskannya apa. Sebab dia merasa tak memiliki hubungan apa pun antara dia dan Emo Shao Ye. Ya, dia memiliki hubungan, yaitu dendam. "Kapan kau bertemu dengan Emo Shao Ye?" tanya Zhao Mimi lagi.     

"Maaf, Nyonya. Tapi hamba tidak mengerti maksud Nyonya," jawab Liu Anqier pada akhirnya.     

Zhao Mimi hanya diam, dia kembali memandang Liu Anqier. Apa yang terjadi sebenarnya di sini? Jika Liu Anqier bingung, apalagi dia. Dia malah yang tak tahu masalah yang terjadi sebelumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.