TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ingat Kembali -Part 15



Ingat Kembali -Part 15

0Liu Anqier langsung berpijak pada tanah dengan sedikit tergesa, membuat Yang Si Qi agaknya cukup kaget dengan mimik wajah sahabatnya yang tampak ketakutan itu. Wajahnya yang merona merah semakin merah, rasa ketakutan itu pun tampak sangat begitu nyata sekarang.     

"Anqier, apakah ada yang salah? Katakana kepadaku, apakah ada sesuatu yang terjadi?" tanya Yang Si Qi. Jika memang benar ada sesuatu yang terjadi maka ini akan menjadi lebih rumit. Di sini adalah tempat ternyaman mereka sekarang, jadi bagaimana bisa mereka akan merasa ketakutan di tempat satu-satunya yang menhadi persembunyian mereka.     

"Tidak, Si Qi, kau tak usah cemas. Aku sama sekali tidak apa-apa. Hanya saja aku lagi-lagi lancang melihat hutan pohon persik itu,"     

"Kamu—"     

"Aku hanya heran, kenapa di sana sangat ramai, Si Qi. Tak lebih. Bahkan aku tak menyeberang ke sana. Aku benar-benar hanya di perbatasan. Lalu salah satu di antara mereka kemungkinan dia adalah Panglima dari kerajaan iblis, dia mengetahui jika aku ada di sana, lalu dia mengejarku. Tapi yang membuatku merasa aneh adalah, seharusnya dia bisa saja membunuhku, Si Qi. Tapi dia tak melakukannya, dia selalu menghindari seranganku. Terlebih…."     

"Terlebih apa Anqier?" tanya Yang Si Qi yang agaknya penasaran setengah mati.     

"Terlebih dia seperti kaget saat aku mengenakan kalung ini. Kalung pemberian Chen Tao. Seolah dia seperti tahu jika kalung ini bukan milikku. Bahkan dia bertanya dengan mimik wajah anehnya itu."     

Mendengar itu, Yang Si Qi lantas berjalan mengitari sahabatnya. Dia masih menjinjing keranjang yang di dalamnya ada pakaian yang baru saja ia cuci itu. Untuk kemudian, dia berhenti tepat di depan sahabatnya.     

"Apa jangan-jangan Iblis itu mengetahui sesuatu tentang kalung ini?" tanya Yang Si Qi kemudian. Liu Anqier terdiam, dia kembali memegang kalung itu. Dia benar-benar tak tahu, apa istimewanya dari kalung ini selain bentuknya yang sangat unik dan cantik. "Apa kau ingat bagaimana ekspresi pedagang dari timur itu saat dia melihat kalungmu? Dia begitu terkejut, Anqier. Bahkan dia malah rela ingin menukarkan cincin giok yang katanya dari seorang Ratu kerajaan terdahulu hanya untuk sebuah kalungmu itu. Apa kau tak merasa jika mungkin kalungmu memiliki ilmu magis atau semacamnya?"     

Liu Anqier pun menggeleng lemah, dia sendiri tidak tahu. Jawaban apa yang bisa dia berikan kepada Yang Si Qi.     

"Si Qi dengarkan aku, apa kau tahu jika sebenarnya aku bertemu dengan Chen Tao bukanlah karena suatu hal yang mudah."     

"Apa yang ingin kau katakana, Anqier? Katakanlah dengan jelas!"     

"Jadi sebenarnya waktu itu, aku sedang merenung di hutan pinus dekat sungai. Aku duduk di sana karena terlalu merindukan Ayah. Dan saat itu di langit, aku melihat sesuatu yang tampak bersinar. Aku pikir itu adalah bintang jatuh. Tapi ternyata itu adalah sosok manusia yang jatuh dengan sempurna ke arahku. Dan kau tahu siapa dia? Dia adalah Chen Tao. Dia dengan jubah hitamnya, terjatuh dengan sempurna di sampingku. Bahkan aku nyaris terpental hebat, dia mengeluarkan banyak darah waktu itu, tapi jemarinya masih bergerak. Dia terus bergumam dan menyebut nama seseorang. Tapi aku tak tahu siapa yang dia sebutkan. Dan saat itu dia menggenggam erat kalung ini. Apakah jangan-jangan kalung ini ada hubungannya dengan nama orang yang dia sebutkan itu? Atau malah orang itu adalah pasangannya? Dan apa kau tak merasa jika mungkin dia bukanlah sosok dari bangsa kita?" tanya Liu Anqier dengan hati-hati.     

Yang Si Qi langsung menjitak kening Liu Anqier, membuat Liu Anqier meringis kesakitan sambil menggosok keningnya dengan tangannya itu.     

Kemudian, keduanya kembali berjalan menuju pondok. Dan mulai menjemur pakaiannya. Liu Anqier membantu Yang Si Qi menjemur pakaian tersebut.     

"Sebenarnya aku sudah tahu sejak pertama kali bertemu dengannya. Jika dia bukan dari bangsa kita. Aku tebak dilihat dari wajahnya yang ketampanannya tampak abadi dan nyaris mustahil untuk manusia memilikinya, sepertinya dia dari bangsa siluman rubah. Karena aura hitam dan kematian tampak sangat nyata keluar dari tubuhnya. Sekeras apa pun dia berusaha untuk menutupinya," Yang Si Qi kemudian melirik Liu Anqier. "Biar bagaimanapun, masalah melihat seperti itu, aku sering diajari oleh Bibi Liu semasa kecil saat kau sibuk mengekori Paman Liu kemana-mana," ledek Yang Si Qi.     

"Iya, iya… aku percaya kepadamu, Nona Yang," decak Liu Anqier.     

"Lagi pula Chen Tao juga sudah mengaku jika dia bukanlah dari bangsa kita, Anqier. Ketika aku menebak kepadanya dia tak membantah sama sekali. Hanya saja dia tak memberitahu dia berasal dari bangsa mana. Hanya saja, saat aku ke kota dan bertanya kepada Guru Besar Yu, aku mengetahui satu hal. Saat di mana kau bertemu dengan Chen Tao adalah saat di mana langit sedang dalam keadaan buruk. Raja Iblis dan bangsa Siluman Rubah serta Siluman Air sedang berperang saat itu, Anqier. Dan memang kemungkinan besar Chen Tao adalah salah satu di antara mereka,"     

"Apa kau tak berpikir barangkali dia adalah Raja Iblis, Si Qi?" tanya Liu Anqier tiba-tiba. Yang Si Qi tampak terbahak, kemudian dia memukul Liu Anqier dengan pakaian basah yang ada di tangannya.     

"Apa kau bercanda? Aku paling tahu Emo Shao Ye. Dia adalah sosok yang memiliki rambut berwarna putih, dua tandung di kepalanya serta matanya tampak merah, dia memiliki taring, dan selalu memakai topeng, Anqier. Dan jari jemarinya ada banyak kuku-kuku panjang yang mematikan. Dari ciri-ciri Emo Shao Ye yang aku tahu, apakah sama dengan ciri-ciri Chen Tao? Chen Tao kebalikan dari itu. Gerak-geriknya begitu lembut dan anggun, rambutnya hitam legam, dia suka memakai jubah putih, dan wajahnya tampan tanpa celah, wajah tampan yang tampak begitu lembut dan cantik. Apa kau berpikir Raja Iblis akan setampan dia?" seloroh Yang Si Qi. Liu Anqier hanya menghela napas panjang kemudian dia diam. Lantas jika tidak, kenapa sampai sosok yang bertemunya tadi mengenal kalung yang dipakainya ini? Atau jangan-jangan dalam pertarungan itu, sebenarnya yang mereka rebutkan adalah kalung ini? Liu Anqier benar-benar tak tahu. Tapi harapannya hanya satu, yaitu semoga Chen Liao Xuan bukanlah Raja Iblis. Karena dia akan merasa sesak dan hancur jika benar itu sampai terjadi.     

"Anqier, Si Qi! Apakah kalian tidak lapar? Ibu telah memasakkan makanan untuk sarapan kita! Bergegaslah! Setelah ini bantu Ibu untuk mencari tanaman obat-obatan di sekitar sini!" teriak Liu Ding Han. Keduanya tampak menoleh, lalu keduanya kembali saling pandang.     

"Bagaimana jika, siapa yang datang pada Ibu pertama mendapatkan paha dari kelinci kecil tadi?" kata Liu Anqier memberi ide. Liu Anqier dan Yang Si Qi tampak memasang kuda-kuda dengan mimik wajah optimis mereka. Kemudian, keduanya berlari sekuat tenaga untuk mendekati Liu Ding Han.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.