TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Mulai Berperang~



~Mulai Berperang~

0"Semoga Yang Mulia selamat sampai kembali pulang," kata Liu Anqier. Dia lalu berjalan pergi, membuat Chen Liao Xuan tak puas dengan jawaban dari Liu Anqier tersebut.     

"Apa? Kamu hanya mengatakan hal itu kepadaku?" tanyanya lagi.     

Liu Anqier kembali menghentikan langkahnya, kemudian dia memandang Chen Liao Xuan sekilas.     

"Lantas, apa yang bisa hamba lakukan, Yang Mulia?" tanya Liu Anqier. "Hamba tidak mungkin menghabisi Yang Mulia sekarang ini, bukan? Karena hamba masih belum memiliki cukup kekuatan untuk melawan Yang Mulia," lanjutnya.     

Rahang Chen Liao Xuan mengeras, kemudian dia tampak menyeringai. Kenapa jika dengannya Liu Anqier menjadi begitu dingin. Tapi dengan Jiang Kang, Liu Anqier sangat hangat dan menyenangkan. Chen Liao Xuan merasa benar-benar tak nyaman dengan hal itu.     

"Baiklah, aku tunggu saat di mana kau akan membunuhku," putus Chen Liao Xuan. Menebas jubah kebesarannya kemudian dia kembali naik di atas kudanya.     

Liu Anqier tampak memegang dadanya, untuk kemudian dia kembali ke paviliunnya. Dari pada dia harus berdebat tentang hal yang taka da manfaatnya, bukankah lebih baik jika dia menyibukkan diri untuk hal-hal yang lebih menyenangkan.     

"Dayang Liu!" teriak Lee Huanran saat melihat Liu Anqier berjalan hendak kembali ke pavilionnya. Liu Anqier menghentikan langkahnya, sehingga Lee Huanran terengah sambil membungkuk. "Ya Tuhan, kau berjalan seperti seeokor kuda. Cepat sekali!"     

"Ada apa Dayang Lee? Apakah ada sesuatu yang buruk terjadi?" tanya Liu Anqier yang agaknya cemas dengan mimik wajah tegang Lee Huanran.     

"Bukan," jawabnya. Liu Anqier memekik, kemudian dia berjalan bersama dengan Lee Huanran. "Aku hanya rindu kamu, kau tahu. Terlebih mumpung istana sedang sepi, maukah kamu menemaniku untuk melihat pohon persik yang ada di belakang aula agung. Aku dengar pohon itu kini layu dan hampir mati."     

"Benarkah?" tanya Liu Anqier. Lee Huanran pun mengangguk.     

Liu Anqier tak tahu kalau pohon persik itu layu, setahu dia pohon persik itu hanya menggugurkan kelopak-kelopak bunganya saja dengan lebih sering dan dia juga tidak tahu kenapa. Lantas bagaimana ceritanya pohon itu sampai layu dan hampir mati?     

"Dulu banyak yang meyakini jika pohon itu adalah pewakilan dari kehidupan Yang Mulia Raja. Karena di saat Yang Mulia Raja dalam kondisi bahaya dan terluka parah, pohon itu akan layu seperti ini. tapi saat ini Yang Mulia Raja sedang dalam keadaan sehat, ataukah jangan-jangan ini adalah tanda jika Yang Mulia Raja mungkin akan kalah dalam berperang? Jika benar seperti itu maka semuanya akan menjadi bahaya. Kita harus beritahukan ini kepada Selir Cheng."     

"Kenapa harus Selir Cheng? Apakah dia bisa melakukan sesuatu?" tanya Liu Anqier bingung.     

"Kau tak tahu Anqier? Selir Cheng adalah putri dari kasim terkuat di negeri ini. dia yang memiliki hampir separuh dari prajurit-prajurit yang ada di sini. Prajurit di sini tunduk dengan perintahnya. Jika Selir Cheng tahu kalau Yang Mulia ada dalam keadaan bahaya. Dia pasti akan memberitahu ayahnya, dan ayahnya pasti akan mengirimkan perajurit khususnya untuk membantu Yang Mulia Raja. Kau tahu, salah satu alasan kenapa Yang Mulia Raja bersedia menikah dengan Selir Cheng adalah, tak lain karena ayahnya sangat berpengaruh di negeri ini. Ya, semua Dayang tahu tentang hal itu, tapi Selir Cheng terlalu membanggakan diri dengan mengatakan jika dia adalah Selir kesayangan. Tapi semua yang ada di sini juga tahu, apa yang dilakukan oleh Yang Mulia Raja semata-mata karena Yang Mulia ingin mengumpulkan sekutu untuk mendukungnya tetap menjadi Raja Iblis di sini. Kau tahu bukan, jika Pangeran Wu terus berusaha melengser singga sananya. Ya, kurang lebih seperti itu."     

"Bukankah memang benar jika Selir Cheng merupakan Selir kesayangan Yang Mulia Raja?" tanya Liu Anqier lagi. "Sebab dari yang kudengar, hanya Selir Cheng yang selalu Yang Mulia ajak bercinta dari pada Selir lainnya."     

"Hal itu karena dulu, hampir dua purnama setelah pernikahan, Selir Cheng tidak disentuh sama sekali oleh Yang Mulia Raja. Kemudian, Selir Cheng mengadu kepada ayahnya. Yang kemudian, ayahnya mengerahkan pasukannya dan hendak melengser kedudukan Yang Mulia Raja. Di balik Yang Mulia Raja juga yang berpengaruh adalah Penasihat Li. Dia adalah sosok yang selalu mendorong Yang Mulia Raja untuk melakukan malam pengantin kepada Selir-Selirnya. Dan setelah itu, Yang Mulia Raja diharuskan untuk melakukan malam pengantinnya dengan Selir Cheng lebih sering dari Selir lainnya. Agar Selir Cheng terus merasa dihargai dan dia tidak akan mengadu apa-apa kepada ayahnya. Kau tahu, Anqier, menjadi seorang Raja ternyata tidak gampang. Semua yang ada di dalam dirinya penuh dengan tipu daya dan aturan. Jika kita sebagai kaum rendahan bisa menikah dengan siapa pun yang kita cinta. Tapi, Raja bahkan tak bisa melakukannya. Menikah pun dengan syarat dan hanya karena dia tidak mau kalau kedudukannya terlengser. Apalagi dengan aturan lainnya. Seolah dia tak bisa menjadi diri sendiri dan hanya bisa menjalani perintah dengan aturan-aturan gilanya," Liu Anqier hanya diam, hingga akhirnya Lee Huanran memandang sahabatnya itu. "Kau tahu, dudlu kata banyak prajurit yang tahu. Yang Mulia Raja akan berdiri di bawah pohon persiknya yang berbunga. Dia mendongak ke atas seolah sedang menunnggu pujaan hatinya. Bahkan, kadang dia sampai pagi melakukannya. Di tagannya ada suatu benda yang sangat indah, yang akan mengeluarkan sinar kalau disentuh. Yang Mulia Raja aku rasa sebenarnya dia telah jatuh hati kepada sosok lain, tapi mungkin mereka tidak bisa bersatu."     

Liu Anqier tersenyum kemudian dia memukul lengan Lee Huanran. "Kau benar-benar sudah seperti tabib cinta, Huanran. Percayalah. Kenapa kau sampai sedetil itu memperhatikan Yang Mulia Raja. Sehingga membuatnya menjadi bahan gossip di antara para Dayang."     

"Anqier aku sangat jujur kepadamu, aku tak berbohong sama sekali dengan ucapanku ini. aku memang merasa seperti itu, sehingga pada akhirnya dia pulang dari perang. Penyakit melamun di bawah pohon persik itu semakin parah. Tapi dia tak menggenggam benda indah itunlagi. Aku juga heran sebenarnya benda indah macam apa yang dimaksud oleh para prajurit itu.     

"Mungkin suatu jimat keberuntungan?"     

"Entahlah. Yang jelas itu adalah benda yang indah,"     

Keduanya kini sudah berada di tempat pohon persik berada. Lee Huanran tampak terperangah tak percaya. Bagaimana tidak, jika biasanya dua hanya bisa mendengar pohon persik abadi dan satu-satunya di alamnya. Sekarang dia bisa melihatnya secara langsung.     

"Ya Tuhan, inikah pohon persik yang dimaksud, Anqier?" tanya Lee Huanran. Liu Anqier pun mengangguk mendengar pertanyaan itu.     

"Sebenarnya aku juga memiliki pohon ini di kediamanku," gumamnya pada dirinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.