TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Persaingan -Part 4



Persaingan -Part 4

0"Dayang Liu, apa kau tidak apa-apa?" Jiang Kang Hua tampak panik, berjalan menuju pavilion Liu Anqier. Setelah dia dinobatkan menjadi Dayang kamar Chen Liao Xuan, Liu Anqier memiliki pavilion sendiri. Di sanalah dia tinggal dan tidur sekarang.     

Liu Anqier yang tampak duduk sendirian itu memandang Jiang Kang Hua. Hatinya menghangat mendengar perhatian dari Jiang Kang Hua.     

Seharusnya dia tak perlu sakit hati. Sebab masih ada teman yang mau mengkhawatirkannya sampai di titik ini.     

Liu Anqier menggeleng, sampai Jiang Kang Hua duduk di depannya, memeriksa tubuhnya dan itu membuat Liu Anqier tersanjung.     

"Hamba tidak apa-apa, Panglima Jiang. Hamba baik-baik saja. Luka hamba sudah sembuh oleh kekuatan hamba sendiri," jawab Liu Anqier. Jiang Kang Hua pun tersenyum.     

Liu Anqier tampak menangkap telapak tangan Jiang Kang Hua kini terluka. Entah kenapa sampai telapak tangan itu berdarah. Liu Anqier langsung menyentuh tangan Jiang Kang Hua, menahannya untuk tetap terbuka, kemudian dia mengambil ramuan yang tak jauh darinya dan mengolesi luka itu dengan sangat hati-hati. Setelahnya, Liu Anqier meniup luka Jiang Kang Hua membuat Jiang Kang Hua terdiam memerhatikan perhatian manis dari Liu Anqier. Ya, dia nyaris tak pernah mendapatkan perhatian semanis ini oleh siapa pun. Dari dia lahir, dia seolah sudah ditakdirkan untuk sendiri. Dia tak punya orangtua, dia hanya punya seorang paman yang marganya dia sandang sampai sekarang.     

Jiang Kang Hua tampak tersenyum getir, jika sekarang dia mendapat perhatian semanis ini apa yang akan terjadi? Hatinya yang beku tiba-tiba menghangat, bahkan bisa saja untuk meleleh atau sebagainya. Dia benar-benar tak paham jika sosok iblis bisa memiliki hati juga.     

"Dayang Liu…," lirih Jiang Kang Hua. Liu Anqier mendongak, karena Jiang Kang Hua tak siap dengan dongakan Liu Anqier, kedua wajah itu pun kini bertemu. Hidungb keduanya bersentuhan dengan tidak sengaja. Liu Anqier hendak menjauhkan diri, tapi ditahan oleh Jiang Kang Hua dengan sempurna.     

Mata Jiang Kang Hua tampak menghitam, dia sesekali menelan ludahnya dengan susah. Pelan dia hendak mencium bibir Liu Anqier, hingga saat Liu Anqier langsung menjauhkan diri kemudian dia tampak salah tingkah.     

"Lukamu akan segera sembuh, Panglima Jiang," kata Liu Anqier. Jiang Kang Hua tampak tersenyum getir. Dia menggaruk tengkuknya kemudian dia mengangguk.     

"Maaf…," katanya kemudian, Jiang Kang Hua menghela napas panjang. "Aku hanya sedikit penasaran dengan kekuatanmu itu. Kenapa jika Yang Mulia Raja yang mentuhmu dia tak merasakan reaksi apa –apa? Dia tidak merasa panas dan tubuhmu tampak tak merespon penolakan sama sekali dengan sentuhan Yang Mulia Raja. Tapi denganku, tubuhmu seperti menolak. Yang aku rasakan sangat panas seperti terbakar. Di saat aku menyentuhmu akan terluka, kalau Yang Mulia Raja malah sebaliknya. Dia malah sembuh. Bahkan dengan racun yang Yang Mulia Raja derita. Hanya dengan waktu semalam kau bisa menyembuhkannya dengan begitu cepat. Hanya karena kau melayaninya di atas ranjang. Apakah itu bukan hal yang aneh? Pernahkah kau dekat dengan manusia? Apakah tenagamu juga menolak atau tak merespon sama sekali jika disentuh laki-laki dari kalangan manusia?" tanya Jiang Kang Hua kemudian.     

Liu Anqier terdiam, bahkan dia juga merasa aneh dengan kekuatannya ini. Dia ingat betul kejadian yang dialami oleh Lin Qian Long saat terakhir kali keduanya bertemu. Lin Qian Long juga seperti merasa panas saat pemuda itu menyentuhnya. Apaklah benar yang dikatakan oleh Jiang Kang Hua kalau tubuhnya ini memberi respon penolakan kepada semua sosok selain Chen Liao Xuan? Lantas jika benar seperti itu, bagaimana bisa? Bukankah Chen Liao Xuan adalah seorang Raja Iblis? Liu Anqier benar-benar tidak paham dengan itu.     

*****     

"Jadi yang hendak kau katakan, Dayang kamar Emo Shao Ye itu adalah manusia yang aku cari selama ini?" tanya Wu Chong Ye kepada salah satu prajuritnya yang kini sedang menghadap. Prajurit itu adalah salah satu prajurit yang menemani WU Chong Ye pergi ke bangsa manusia dulu, yang kebetulan sempat bersitegang dengan Liu Anqier. Dan kebetulan, dia tak sengaja melihat Liu Anqier diarak oleh beberapa Dayang untuk masuk ke dalam sebuah ruangan penyiksaan. Saat dia bertanya kepada salah satu Dayang yang ada di sana. Dayang itu berkata jika itu adalah Liu Anqier, Dayang yang kemarin telah dinobatkan secara resmi menjadi Dayang kamar milik Chen Liao Xuan.     

"Benar, Yang Mulia. Hamba tidak salah lagi. Hamba telah melihat dengan kedua mata kepala hamba sendiri!" jawab Prajurit itu dengan keyakinan teguhnya.     

Wu Chong Ye tampak meremas gelas yang ada di tangannya sampai berubah menjadi debu untuk kemudian dia tertawa terbahak karena itu.     

"Sialan, Emo Shao Ye. Ternyata manusia yang aku inginkan kini telah berada dalam dekapannya. Gadis manusia yang sangat murni itu telah lebih dulu dia rasakan tubuhnya…," geram Wu Chong Ye.     

"Dari apa yang saya dengar, sepertinya Yang Mulia Raja juga menaruh perhatian lebih kepada Dayang itu, Yang Mulia. Karena bahkan sebelum waktu ritual malam pertama, Yang Mulia Raja telah berduaan dengan Dayang Liu, bahkan sampai tadi siang. Hamba tahu ini, karena hamba mendengar langsung dari Dayang Istana Timur, di mana Selir Cheng telah menyaksikan sendiri bagaimana Yang Mulia Raja dan Dayang Liu telah melakukan hal itu. Sebuah hal yang kata para Selir dan Dayang dilakukan oleh Yang Mulia Raja. Mengingat, bahkan baru beberapa waktu yang lalu Yang Mulia Raja terpaksa melakukan malam pengantin dengan para Selirnya,"     

Mendengar hal itu, Wu Chong Ye kembali diam, kemudian sebuah rencana jahat muncul di otaknya dengan sangat sempurna.     

"Jadi, Dayang Liu adalah dayang kesayangannya? Tidak menjadi heran jika hal itu terjadi. karena aku yakin jika Emo Shao Ye juga mengetahui jika manusia itu bukanlah manusia biasa. Mungkin itu sebabnya dia menjadikan Dayang Liu sebagai Dayang kamarnya. Karena selama ratusan ribu tahun baru kali ini Emo Shao Ye memiliki Dayang kamar. Tapi…," kata Wu Chong Ye terhenti, sebuah seringaian licik tercetak manis dari kedua sudut bibirnya. "Akan menjadi sesuatu yang menyenangkan jika aku bisa merebut Dayang Liu, Dayang kesayangan dari Emo Shao Ye kemudian kujadikan dia alat pemuasku. Aku yakin, Emo Shao Ye pasti akan murka dengan ini. Seorang Dayang Liu, aku akan mendapatkannya berada di bawah kakiku!" ucapnya penuh semangat.     

Lim Jingmi yang tak sengaja mendengar hal itu tampak mencengkeram kedua tangannya dengan begitu kencang. Padahal sekarang dia sedang berada di kamar Wu Chong Ye setelah dia melayani Pangeran Iblis tersebut. Tapi bagaimana bisa, Wu Chong Ye menginginkan wanita lain selain dirinya sekarang?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.