TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Persaingan -Part 3



Persaingan -Part 3

0"Selir Cheng, ini adalah kayu dan besi untuk membuat organ vitalnya hancur," kata Lim Jingmi. Membawa dua benda itu di atas nampan, dengan rasa puas yang luar biasa. Bagaimana dia tidak puas, jika hari ini dia akan membuat Liu Anqier menderita bahkan untuk selamanya.     

"Rentangkan kedua kakinya dan masukkan benda ini sampai dia menyadari di mana kedudukannya sekarang ini," perintah Cheng Wan Nian.     

Benda itu berukuran besar dengan permukaan yang sangat kasar dan tajam, mengenai kulit tangan saja akan berdarah.     

Liu Anqier tampak menjerit histeris, bagaimana bisa dia disiksa seperti ini oleh Selir kesayangan Emo Shao Ye.     

Di sisi lain, Chen Liao Xuan tampak merengkuh tubuhnya. Saat dia sedang berlatih pedang bersama dengan Jiang Kang Hua.     

Tubuhnya terasa sakit, dan terbakar. Seperti dicambuk berkali-kali oleh seseorang.     

"Yang Mulia, apakah Anda tidak apa-apa?" tanya Jiang Kang Hua panik.     

Chen Liao Xuan menancapkan pedangnya untuk menopang tubuhnya, rahangnya tampak mengeras karena dia tahu jika Liu Anqier sedang dijahili oleh makhluk biadab yang ada di sini.     

"Sepertinya Dayang Liu sedang dalam masalah. Tubuhku seperti dicambuk puluhan kali," kata Chen Liao Xuan.     

Mendengar itu, rahang Jiang Kang Hua mengeras. Apalagi ini? Bagaimana bisa masih ada Dayang yang berani mengerjai Liu Anqier. Jiang Kang Hua tidak akan tinggal diam, dan dia akan menghukum siapa pun yang telah berbuat kejam kepada Liu Anqier.     

"Yang Mulia biarkan hamba—"     

"Aku sendiri yang akan mencari di mana keberadaan Liu Anqier,"     

Dan setelah itu Chen Liao Xuan pun melangkah, sosoknya langsung menghilang begitu saja.     

Di sisi lain Liu Anqier berusaha untuk meminta pertolongan. Tapi di sana tidak ada satu pun yang mau menolongnya. Bahkan sekarang tubuh telanjangnya yang telah dicambuk ratusan kali itu menjadi tontonan banyak Dayang istana.     

"Kalian lihatlah, betapa menjijikkannya tubuh Dayang Liu. Tidak cukup mampu memuaskan Yang Mulia Raja, jadi aku sedang mengajarinya bagaimana memuaskan Yang Mulia Raja," kata Lim Jingmi semangat.     

"Lekaslah masukkan benda itu," perintah Cheng Wan Nian.     

Lim Jingmi pun dengan semangat mengangguk, dia hendak memasukkan itu tapi benda itu langsung terjatuh dan tangannya langsung terbakar.     

Lim Jingmi kesakitan, dan setelah itu Chen Liao Xuan muncul kemudian dia mebuka jubahnya dan menutupi tubuh telanjang Liu Anqier dengan jubahnya. Tangannya dia hempaskan, bersamaan dengan itu, rantai-rantai yang mengikat kedua tangan dan kaki Liu Anqier lepas semua.     

Dengan tatapan dingin dan tajamnya, dia memandang orang-orang yang ada di sana satu-satu. Dan tatapannya berhenti pada sosok Cheng Wan Nian. Selir kesayangannya.     

"Kalian pergilah, bukankah pekerjaan di istana masih banyak?" kata Chen Liao Xuan.     

Semua Dayang yang ada di sana ketakutan, mereka menunduk dan kemudian pergi begitu saja dari sana.     

Kini, tinggal Cheng Wan Nian dan Chen Liao Xuan, keduanya berdiri berhadap-hadapan. Mata Cheng Wan Nian berkaca-kaca. Tapi dia tak sudi untuk menangis sekarang.     

"Kenapa Yang Mulia?" tanya Cheng Wan Nian kemudian. "Hamba sedang memberi hukuman kepada Dayang yang tak patuh, tapi kenapa Yang Mulia mengganggu pekerjaan hamba? Bukankah selama ini, Yang Mulia tidak pernah peduli dengan hal-hal semacam ini?" tanya Cheng Wan Nian.     

"Apa salah Dayang Liu sampai kau hukum seperti itu, Selir Cheng?"     

"Karena dia telah begitu congkak, bilang kepada seluruh Dayang yang ada di sini, jika dia ingin menggeser kedudukanku menjadi selir kesayanganmu, Yang Mulia," jawab Cheng Wan Nian.     

"Demi Dewa Langit, Yang Mulia. Hamba tidak pernah sekalipun mengatakan hal itu!" teriak Liu Anqier membela dirinya.     

Rahang Chen Liao Xuan mengeras, tapi dia masih berusaha untuk diam. Anak rambut Cheng Wan Nian yang menjuntai di wajahnya kini tampak dirapikan oleh Chen Liao Xuan.     

Bahkan, Chen Liao Xuan tak pernah merasa memiliki Selir kesayangan sampai detik ini. Sebab dia hanya memiliki satu hati, dan hati itu sudah terisi penuh oleh Liu Anqier.     

"Tidak aka nada yang bisa menggantikanmu di hatiku, Selir Cheng. Lantas bagaimana bisa kau sangat khawatir kepada seorang Dayang rendahan seperti Dayang Liu? Apakah kau tak merasa malu telah melakukan tindakan ini kepada Dayang Liu?" ucap Chen Liao Xuan. Iya, dia harus bersandiwara, jika tidak semuanya yang dia usahakan selama ini untuk membangun sekutu yang solid akan hancur hanya karena amarah dari Cheng Wan Nian.     

"Maka malam ini, datanglah ke istanaku, Yang Mulia. Ajak Dayang Liu ikut serta. Aku ingin dia melihat dengan mata kepalanya, saat-saat kita sedang bercinta malam ini,"     

Chen Liao Xuan menoleh pada Liu Anqier, kemudian dia memandang lagi Cheng Wan Nian yang kini sudah menangis di depannya.     

Pelan, dia mencium bibir Cheng Wan Nian. Kemudian dia melepaskan ciuman itu. Cheng Wan Nian agaknya bisa tenang dengan ciuman dari suaminya. Namun berbeda dengan Liu Anqier, entah kenapa hatinya agak terbakar melihat itu semua.     

"Malam ini aku akan jadi milikmu, Selir Cheng," kata Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

Cheng Wan Nian lantas tersenyum, kemudian dia meminta izin undur diri dari tempat itu. Dengan segera Chen Liao Xuan mendekati Liu Anqier.     

"Kau tak apa?" tanya Chen Liao Xuan.     

Liu Anqier memalingkan wajanya, entah kenapa air matanya mengalir begitu saja di pipi. Ucapan dari Chen Liao Xuan tadi, entah kenapa memutus sesuatu yang ada di dalam hatinya hingga hancur berkeping-keping.     

Chen Liao Xuan memberikan tenaga dalamnya kepada Liu Anqier. Tapi tubuh Liu Anqier sudah mengeluarkan sinar emasnya sendiri. Setelah dia merasa sehat, Liu Anqier pun mengambil posisi duduk. Dia langsung memunguti pakaiannya yang dilempar disembarang tempat.     

Chen Liao Xuan mencoba menarik tangan Liu Anqier. Tapi ditepis dengan kasar oleh Liu Anqier.     

"Maaf, Yang Mulia. Jangan lagi membuat Dayang Cheng salah paham. Hamba hanyalah Dayang rendahan yang bertugas melayani Yang Mulia. Jadi tidak usah terlalu sok perhatian kepada hamba. Sebab hamba tidak mau kalau seluruh Selir kesayangan Yang Mulia salah paham, dan membuat hamba dalam bahaya,"     

Liu Anqier langsung pergi dari tempat itu, kemudian dia mengusap dengan kasar air mata yang menetes di pipinya.     

Seperti ikatan yang terjalin sangat lama kini telah terputus begitu saja. Kenapa dia menjadi kecewa seperti ini? Kenapa dia menjadi sakit? Ini adalah hal paling gila yang pernah dia rasakan sekarang ini.     

"Liu Anqier, kau harus bangun. Chen Liao Xuan adalah Raja Iblis yang telah membunuh ayahmu. Apa yang sedang kau pikirkan sekarang? Kenapa kau begitu bodoh sekarang, Liu Anqier," lirih Liu Anqier di bawah pohon persik yang ada di depannya. Pelan-pelan, bunga-bunga dari pohon persik itu layu. Warna kelopaknya menghitam dengan sempurna. Liu Anqier pergi, meninggalkan pohon persik yang mendadak mati itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.