TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Hukuman untuk Selir Cheng~



~Hukuman untuk Selir Cheng~

0"Jadi, bagaimana kalau kita bertiga mencoba ramuan ini? Merawat diri bukankah itu hal baik? Dan akan lebih menyenangkan jika kita melakukannya secara bersama-sama?" kata Liu Anqier memberikan ide.     

"Tapi—"     

"Aku setuju!" jawab Lee Huanran bersemangat.     

Ketiganya akhirnya melakukan perawatan itu bersama. Zhao Mimi agaknya sangat canggung dan sungkan. Dan pagi ini, mereka seolah tak memiliki beban apa pun. Mereka saling bercanda satu sama lain seolah mereka adalah dalam satu bangsa yang sama. Ya, sama-sama bangsa manusia. Setelah mereka selesai melakukan hal gila itu, mereka pun akhirnya kembali bersiap, lalu Zhao Mimi dan Lee Huanran membantu Liu Anqier memakai pakaiannya dan berias.     

"Kau tahu, Anqier…," kata Lee Huanran sambil menata bagian dada pakaian milik Liu Anqier. Liu Anqier pun menoleh sambil menarik sebelah alisnya, memandang sahabatnya itu yang hendak berbicara. "Banyak sekali keistimewaan yang telah diberikan oleh Yang Mulia Raja kepadamu. Jadi kamu harus memanfaatkannya dengan baik. Meski aku yakin, jalanmu akan sangat terjal dan curam, Anqier. Tapi entah kenapa, aku berharap jika kau kelak akan menjadi salah satu dari Selir yang ada di sini. Melahirkan keturunan yang akan menjadi Putra Mahkota agar kedudukanmu kuat di sini. Tapi, aku tidak memaksa. Sebab bagaimanapun kau adalah manusia. Tapi, Anqier… apa benar kau tidak memiliki perasaan sama sekali dengan Yang Mulia Raja?"     

"Apa?"     

"Yang Mulia Raja adalah sosok yang benar-benar tampan. Bahkan dalam sejarah di kehidupan bangsa iblis, Yang Mulia Raja yang sekarang memiliki sosok tersempurna yang tersohor dari lapisan makhluk yang ada di alam semesta. Asal kau tahu, Anqier. Ada banyak Ratu dan Tuan Putri yang menginginkan menjadi istrinya. Tapi mereka ditolak mentah-mentah oleh Yang Mulia Raja. Bahkan ketampanan Yang telah menembus sampai ke kerajaan langit. Beberapa dari mereka takjub dengan kejadian ini,"     

"Percuma rupawan jika dia kejam dan jahat, Huanran," Liu Anqier kembali berucap. Untuk kemudian, dia merasa bersalah karena takut jika Lee Huanran dan Zhao Mimi tersinggung. Bagaimana tidak, keduanya adalah bagian dari bangsa iblis. Sementara dia mengatakan jika Chen Liao Xuan adalah sosok yang kejam dan jahat. "Dia telah membunuh ayahku, bagaimanapun aku tidak bisa melupakan itu. Tapi…," kata Liu Anqier sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam. Dia sangat dilemma, dia merasa berada dalam sebuah pilihan yang sulit. Hati dan pikirannya benar-benar tidak bisa seimbang dan searah sekarang. "Pikiranku membenci, tapi hatiku tidak bisa. Logikaku ingin membalaskan dendamku kepadanya, tapi perasaanku menolaknya. Setiap kali aku melihatnya, perasaan campur-aduk dan tak berdaya benar-benar telah membuatku sengsara, Huanran. Aku tidak tahu apa yang telah aku pikirkan. Yang Mulia Raja adalah dari bangsa iblis, aku tahu akan hal itu. Tapi perasaanku yang mengalir kepadanya, bahkan sebelum aku tahu dia dari bangsa iblis. Ketika dia berada di bangsa manusia dan menyamar kalau dia adalah bagian dari kami. Aku jatuh cinta diam-diam kepadanya pada saat itu, Chen Tao adalah namanya saat itu. Dia memiliki sikap arogan dan dingin, namun kadang-kadang dia sangat lembut dan juga hangat. Setiap kali aku melihat paras lembutnya, dan mata hangatnya itu memandangku, jantungku terasa berhenti berdetak. Terlebih saat melihatnya mengkhawatirkanku. Aku benar-benar dibuat berdebar-debar karenanya. Sampai ketika malam itu, malam di mana pohon persikku tiba-tiba berbunga ketika dia datang di kediamanku. Dia benar-benar sosok terindah yang pernah kulihat. Melihatnya memainkan kecapi di bawah hujan kelopak persik, benar-benar momen yang tidak pernah aku lupakan. Hingga saat aku tahu, mokmen indah itu berubah menjadi gelap setelah tahu jika dia adalah Emo Shao Ye. Dan entah sampai kapan aku akan terus berpikir seperti ini. Karena pada akhirnya fakta ini tidak bisa dihindari, Huanran. Aku manusia dan dia adalah iblis, bagaimana bisa iblis dan manusia bersatu. Aku egois dan aku tidak ingin dia menjadi milik siapa pun selain aku. Dan aku juga menginginkan sebuah kehidupan normal yang bukan kehidupan seperti ini. Mungkin di matamu, kehidupan seperti ini adalah normal, Huanran. Namun berbeda denganku. Kehidupan seperti ini begitu sangat menyesakkan untukku. Aku ingin tinggal dan mati di alam manusia. Aku ingin memiliki sebuah keluarga di alam manusia. Menikah dan punya anak, kemudian kami hidup bahagia selamanya. Seperti mendiang Ayah, yang memiliki cita-cita yang sama. Aku juga menginginkan hal itu. Itulah sebabnya aku merasa enggan di sini, dengan Yang Mulia Raja. Mungkin, suatu saat aku harus kembali pada kehidupan normalku lagi, Huanran."     

Mendengar hal itu, Lee Huanran tampak mengganggam erat tangan Liu Anqier dengan sangat erat. Mendengar keluh kesah Liu Anqier, Lee Huanran agaknya sangat paham jika Liu Anqier sangat terdesak dengan semua hal yang ada di sini. Ini bukanlah dunianya, dan bagaimanapun dia harus kembali pada dunianya yang sebenarnya. Meski pada akhirnya, tujuan Liu Anqier datang kesini menjadi tergoyahkan dan bahkan tidak akan mendapatkan hasil sama sekali untuk itu. Tapi setidaknya, belajar dan pengalaman hidup akan mengajarkan Liu Anqier banyak hal. Sehingga dia tidak menjadi manusia yang monoton dan bisa berlapang dada. Jika kematian itu adalah takdir, jika kematian yang terjadi kepada mendiang ayahnya juga adalah bagian dari suaratan Dewa Agung yang sudah tertulis bahkan saat mendiang ayahnya dilahirkan ke dunia ini. Chen Liao Xuan hanyalah perantara. Perantara untuk kematian nmendiang ayahnya. Liu Anqier ingin belajar untuk ikhlas dalam masalah itu.     

"Jika kau pergi dari sini, aku akan sangat merindukanmu, Anqier. Lantas apa yang harus aku lakukan untuk bisa bertemu denganmu? Seumur hidupku, aku hanya memiliki satu tujuan hidup. Yaitu mengabdikan diriku kepada seseorang, dan aku rasa seseorang itu adalah kamu. Aku telah menemukan tujuan hidupku lalu kau pergi begitu saja nanti. Apa yang harus aku lakukan di sini menjadi seorang Dayang di sini."     

"Kau tenanglah, Huanran. Aku tinggal di sebelah hutan persik perbatasan dari bangsa kita. Jika kau merindukanku, kau bisa datang kesana untuk mengunjungiku kapan pun kau mau. Bagaimana?" tawar Liu Anqier.     

Lee Huanran tampaknya mengangguk, kemudian dia memeluk tubuh Liu Anqier dengan sayang.     

"Dayang Liu, asal kau tahu. Meski kau bukan bagian dari kami, tapi aku dan Dayang Lee sangat menyayangimu lebih dari siapa pun,"     

"Aku juga sayang kalian," jawab Liu Anqier. Ketiganya langsung saling berpelukan satu sama lain, dengan mimik wajah sedih mereka. Liu Anqier tidak pernah merasa jika dia akan mendapatkan sahabat dari bangsa iblis. Awalnya Liu Anqier berpikir jika bangsa iblis akan penuh dengan lautan darah, kekejaman, dan lain sebagainya. Namun nyatanya dia salah, pada kenyataannya bangsa iblis sama saja seperti bangsa manusia yang tak melulu melakukan hal-hala mengerikan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.