CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

274. Hanya Diam dan Menutup Mata



274. Hanya Diam dan Menutup Mata

0Asisten pribadi suaminya ini hanya tersenyum dan tanpa banyak berkomentar, ketika mendengar keluh kesah yang terucap dari bibirnya.      

"Eh, Aku sedang membicarakan apa? Oh maaf, silakan duduk asisten Steve."kata Tiara mempersilahkan laki-laki Tampan itu untuk duduk di sebelahnya sambil menunggu suaminya turun dan menyelesaikan permainan wahana itu.     

"Oh, terima kasih ibu Tiara "kata asisten Steve yang menolak dengan ramah permintaan istri atasannya itu. Mana Mungkin ia sebagai seorang asisten pribadi berani duduk di samping istri sang presdir. Apalagi kursi itu tidak terlalu panjang jika di gunakan untuk duduk berdua. Jika seorang presdir sampai melihatnya dan merasa cemburu itu bisa memancing kemarahan dan emosi atasannya yang super galak itu.     

"Ayolah, apa kamu takut duduk di sebelahku karena Yohan? Ha..ha... Kau pasti takut, dia cemburu dan marah kepadamu." kata Tiara sembari tertawa karena penolakan asisten Steve.     

Asisten Steve cuma tersenyum untuk menjawab pertanyaan istri sang presdir Jang tebakannya selalu tepat. Tetapi walaupun seperti itu jelas ia tidak mungkin mengatakannya secara langsung.     

"Ibu Tiara ini ternyata juga pandai bercanda. Presdir memang sedikit pencemburu dan overprotektif. Tetapi semua itu hanya berlaku untuk Anda saja. Saya sudah sangat lama mengikuti dan menjadi asisten pribadi dari tuan Kim Yohan, dan selama itu pula saya tidak pernah melihat presiden sampai bersikap istimewa dan tidak memperdulikan dirinya sendiri demi kebahagiaan seorang wanita. Semua itu terlihat jelas ketika presdir telah menikahi anda ibu Tiara." jelas asisten Steve kepada istri sang presdir.     

"Iya, aku tahu. tetapi terkadang Yohan juga bertingkah sedikit konyol dan tidak masuk akal serta bisa dikatakan sedikit berlebihan." Jawab Tiara memberi respon dari penjelasan asisten Steve.     

"Oh, iya. Di mana presdir dari tadi saya tidak melihatnya?" Tanya asisten Steve kepada Tiara karena sedari tadi ketika ia datang sampai sekarang belum sama sekali melihat atasnya itu itu di samping istrinya.     

" Oh, Yohan? Itu dia."Tiara dengan polosnya menunjuk ke arah di mana wahana ekstrem yang telah dinaiki oleh suaminya.     

Seketika asisten Steve menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh Tiara titik asisten pribadi Kim Yohan ini terasa tersengat jantungnya karena syok melihat saya sedang duduk dalam wahana permainan di ketinggian 38 m diatas permukaan tanah. Ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang telah dilihatnya.     

"Apa!!! Bagaimana mungkin presdir menaiki wahana itu" teriak asisten staf yang terkejut dan wajahnya terlihat bingung seakan tak percaya.     

"Hei, Steve. Kenapa kau terlihat sangat terkejut? Bukankah warna itu memang sangat menyenangkan dan juga memacu adrenalin. Apa yang salah dengan orang itu dan mengapa kau sampai berekspresi seperti ini? "Tanya Tiara kepada asisten Steve karena sangat penasaran Mengapa asisten pribadi suaminya itu terlihat sangat shock melihat suaminya menaiki wahana ekstrem yang banyak disenangi oleh orang-orang itu.     

"Apakah ibu Tiara benar-benar tidak tahu jika seorang presdir memiliki trauma berat terhadap wahana ketinggian seperti ini?"tanya asisten Steve dengan serius kepada Tiara.     

"Apa maksudmu? Trauma apa dan karena apa? Aku sama sekali tidak mengetahui semua itu dan Yohan juga tidak pernah bercerita apapun kepadaku tentang semua ini. tadinya memang ia sempat menolak ketika aku memintanya untuk menaiki wahana itu, tetapi ia sama sekali tidak mengatakan alasan apapun ketika ia menolak semua itu. Asisten Steve katakan kepadaku, sebenarnya apa yang pernah ia alami?" Tanya Tiara kepada asisten Steve.      

"Pada saat kecil, Presdir pernah menaiki salah satu wahana yang memiliki ketinggian yang tidak jauh berbeda dengan yang ia naiki sekarang dan dia....." Perkataan asisten Steve terhenti seketika.     

Ketika asisten Steve ingin menceritakan semuanya, tiba-tiba Terdengar suara keras dan memekakkan telinga.     

"Waaaaaa...wuaaaaaa....." Teriakan-teriakan para penikmat wahana ekstrem itu terdengar jelas ketika wahana itu meluncur dengan cepat ke bawah. Teriakan puas, takut, deg degan bercampur menjadi satu. Tetapi semua itu sama sekali tidak dirasakan oleh sang Presdir. Sejak awal wahana itu berjalan dari bawah hingga ke puncak dengan ketinggian 38 m diatas permukaan tanah dan sampai sekarang meluncur ke bawah dengan kecepatan 90 km per jam. presdir hanya menutup matanya dan berpegangan erat kursi yang ia duduki meskipun ia mendengar banyak akan tetapi ia memilih diam saja.     

"Ibu Tiara, kita harus cepat menghampiri Presdir. Ia pasti membutuhkan kita sekarang." Kata asisten Steve yang dengan cepat berjalan menuju wahana yang baru saja mendarat di bawah itu, diikuti oleh Tiara yang masih bingung dan belum paham. Mengapa asisten Steve sampai sepanik itu.     

Yohan masih menutup matanya sampai akhirnya pemandu wahana membuka satu persatu alat pengaman yang menempel di badannya.     

Asisten Steve dengan cepat mendekati dan membantu sang presdir yang terlihat diam     

saja tanpa berkata sedikitpun dengan wajah sedikit pucat pasi. Laki-laki muda dan tampan ini memapah tubuh tegap atasannya menuju kursi terdekat untuk menenangkan diri. Disusul Tiara yang mengambilkan air putih kemasan untuk minum.     

Sang presdir pun duduk dengan diam, kepalanya pusing seakan terasa melayang saja tubuhnya, mulut terasa kering dan perutnya mulai terasa mual. Laki-laki tampan ini tiba-tiba berdiri an berlari ke tempat sampah terdekat karena toilet lumayan jauh.     

"Hueekkk.... Hueekkk" ia memuntahkan seluruh isi makanan diperutnya.     

"Sial! Sungguh memalukan sekali. Aku sampai dalam keadaan seperti ini di hadapan istriku. Kejadian itu sudah sangat lama, tetapi tetap saja aku tidak dapat melupakannya." Gumam Yohan dalam hati.     

 "Sayang, apakah kau baik-baik saja?" Tanya Tiara yang terlihat panik dan khawatir. Iastri cantiknya itu memiijat lembut punggung dan leher bagian belakang suaminnya supaya laki-laki tampan ini sedikit merasa nyaman dan tenang.     

Yohan masih saja terdiam dan tidak menjawab pertanyaan istri Kesayangannya itu. Laki-laki ini sekarang hanya berkonsentrasi untuk menyeimbangkan tubuh dan pikirannya saja.     

"Presdir, apakah kau baik-baik saja?" Tanya asisten Steve, tetapi hasilnya tetap sama saja tidak ada jawaban atau respon yang bagus dari atasannya itu.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.