CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

759. Siapa yang perduli?



759. Siapa yang perduli?

0Sekertaris Tang masih terdiam sesaat ketika mendengar tuan Kim yang bertanya soal ia sudah makan siang atau belum? Ini sepertinya akan ada tawaran makan siang dari tuan Kim. Ingin rasanya Tania menerimanya, jika benar tuan Kim memberikan kehormatan itu. tetapi sepertinya laki-laki tampan di sebelah tuan Kim itu tidak terlalu suka dengan kehadirannya. Tetapi justru sekarang inilah kesempatan Tania untuk membalas perlakuan menyebalkan dari asisten steve dengan cara menerima tawaran tuan Kim untuk makan siang. Masa bodoh, dengan asisten steve yang suka atau tidak dengan keikutsertaan Tania untuk makan siang bersama.     

"Sekertaris Tang, mengapa kau menjadi bengong? Ah, sepertinya kau memang belum makan siang. Sekarang ikut kami dan tidak perlu banyak bicara lagi." Kata tuan Kim yang mengajak Sekertaris Tang ikut makan siang secara paksa.      

"Terimakasih, tuan besar. Tetapi pekerjaan saya masih begitu banyak. saya harus mengambil dokumen yang harus saya kerjakan di ruangan tuan terlebih dahulu." Kata Sekertaris tang yang pura-pura menolak dengan halus ajakan tuan Kim. Sedikit jual mahal, meskipun sebenarnya di dalam hatinya sangat ingin mengatakan "Ya" Secara langsung tanpa berpikir panjang.     

"Sudahlah, bekerja pun harus dengan perut kenyang. Supaya bisa berkonsentrasi dengan baik. Makan siang dulu bersama kami, baru nanti kamu ambil dokumennya." Kata tuan Kim yang tetap memaksa Sekertaris tang untuk ikut dengan mereka berdua.     

"Heh! Kau lihat itu asisten steve? Tuan Kim yang ingin sekali mengajakku, sekarang kau tidak bisa apa-apa." Kata Tania dalam hatinya yang bangga karena berhasil membuat asisten steve Jengkel dalam hatinya. Padahal kenyataannya asisten Tampan itu sejak awal terlihat sangat santai dan tenang. Hanya sebuah makan siang saja bukan hal istimewa. Lagipula sekarang memang sedang waktu istirahat Siang. Jadi siapapun yang makan siang bersama mereka saat ini bukan Masalah besar.     

"Baiklah, jika tuan besar Kim memaksa. Saya tentu akan menerima dengan senang hati." Kata Sekertaris Tang Sambil tersenyum manis kepada tuan Kim dan mata Cantiknya itu sengaja melirik kearah asisten steve dengan tersenyum sinis.     

"Mari Tuan besar, kita berangkat makan siang sekarang." Kata asisten steve yang tidak ingin membuang-buang waktu secara sia-sia hanya untuk berdebat dengan Sekertaris Tang, apalagi di hadapan tuan besar Kim.     

Mereka bertiga berangkat makan siang bersama di restoran dekat Perusahaan itu.     

--------------     

Rumah Sakit Pusat Kota S     

Direktur Jerry Jiang yang sudah mulai sadar, secara perlahan membuka kedua matanya. Ia melihat Sonya dan direktur Han sedang duduk di kursi yang tidak jauh dari tempat tidurnya. Raut wajahnya terlihat begitu murung dan sedih. Terlebih lagi saat melihat Han Rui, pemuda tampan yang ia impikan menjadi menantunya. Tetapi sepertinya itu memang hanya sekedar mimpi saja. Karena putrinya Tara sudah melakukan perbuatan yang diluar batas. Sehingga membuat direktur Jerry Jiang serasa tidak memiliki muka lagi untuk meminta sebuah pernikahan kepada keluarga Han.      

"Sayang... Aku haus. Tolong ambilkan aku air minum." Kata direktur Jiang dengan suaranya yang sedikit berat dan serak. Matanya sayup, seolah merasa malu melihat kearah Han Rui. Ia bahkan tadi sempat membentak dan menampar wajah Han Rui begitu keras.      

Direktur Jerry Jiang mengira laki-laki tampan putra sahabatnya itu menolak menikahi putrinya karena ingin mangkir dari tanggungjawabnya sebagai calon ayah dari anak yang di dalam kandungan Tara. Tetapi ternyata semuanya hanya salah paham saja. Han Rui bukanlah ayah biologis bayi yang ada di dalam kandungan Tara. Putra sahabatnya itu hanya di jebak saja untuk datang menemui direktur jerry Jiang siang tadi, sehingga papa Tara itu salah paham dan memaksa Han Rui untuk menikahi Tara.     

Sonya dan Han Rui berjalan mendekati kearah tempat tidur pasien.     

"Sayang... Kau sudah sadar. Syukurlah, aku sempat panik tadi, saat asisten Mo menelepon ke rumah dan mengatakan kau masuk ke rumah Sakit lagi." Kata Sonya sambil menyodorkan segelas air minum untuk suaminnya.     

"Nyonya Jiang, biar saya memanggil dokter untuk memeriksa direktur jerry Jiang." Kata direktur Han kepada Sonya.     

"Jangan direktur Han, biar aku saja yang mencari dokter nanti." Kata Sonya yang merasa tidak enak merepotkan tamu mereka.     

"Tidak apa-apa Nyonya Jiang. Anda temani saja direktur jerry Jiang sekarang." Kata Han Rui Sambil tersenyum.     

Han Rui kemudian berjalan keluar ruangan dengan sedikit pincang. Belum juga mencapai pintu, direktur Jerry Jiang yang melihat sedikit keanehan pada cara berjalan Han Rui. Sebab saat direktur Han datang tadi, ia masih berjalan dengan normal.     

"Han, ada apa dengan kakimu?" Tanya direktur Jerry jiang kepada direktur Han.     

Direktur Han membalikkan badannya, ketika mendengar direktur Jerry Jiang memanggil.      

"Oh, kakiku hanya sedikit terkilir saja. Kata dokter itu baik-baik saja dan akan membaik dalam beberapa hari ke depan." Kata direktur Han menjelaskan. Laki-laki tampan ini tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya, jika kakinya cedera kembali karena memaksakan diri mengangkat beban berat sendiri dari tubuh direktur jerry Jiang tadi.     

"Syukurlah. Kalau begitu kau jangan pergi, biarkan Istriku saja yang memanggil dokter. Ada hal yang ingin aku bicarakan kepadamu sebentar." Kata direktur Jerry Jiang yang sebenarnya hanya ingin meminta maaf atas perlakuannya kepada direktur Han tadi saat ada di ruangan kerjanya.     

"Tentu saja." Kata Sonya yang segera melakukan perintah suaminnya. Sonya berjalan keluar ruangan untuk memanggil dokter. Suaminya benar, bagaimana mungkin ia membiarkan direktur Han yang sedang sakit kakinya itu tertatih berjalan untuk memanggilkan dokter? Sedangkan ia yang sehat justru hanya berdiam diri di dalam ruangan.     

Setelah Sonya keluar, Han Rui berjalan mendekati direktur Jerry Jiang dan duduk di dekat laki-laki yang pernah hampir menjadi calon mertuanya, jika saja saat itu perjodohan antara Tiara dan Han Rui berjalan dengan lancar. Tetapi kenyataannya Semuanya gagal dan Tiara sekarang juga sudah menjadi milik laki-laki lainnya.     

Direktur Jerry Jiang meraih tangan Han Rui dan menggenggamnya erat. Jantung Han Rui tiba-tiba berdetak kencang. Bukan berdebar Seperti orang yang sedang jatuh cinta atau berbunga-bunga karena sedang kasmaran. Tetapi Han Rui merasa takut, kalau sampai direktur jerry jiang memohon kepadanya untuk menikahi putrinya yang bernama Tara Jiang itu. Sungguh ia tidak akan bisa memberikan jawaban untuk hal itu. Disisi lain Keluarga mereka memiliki sebuah kesepakatan sejak dahulu. Tetapi disisi lainnya Han Rui tidak bisa menerima untuk menikah dengan Tara.     

"Han, aku... " Kata-kata direktur Jerry Jiang tiba-tiba berhenti. Ia terlalu malu untuk mengatakan kata maaf untuk laki-laki muda di sampingnya.     

"Ya... Direktur Jerry Jiang, apa?" Tanya direktur Han yang penasaran tetapi juga merasa deg degan menunggu direktur Jerry Jiang melanjutkan kata-katanya.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he...     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND: THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.