CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

772. Ditendang Sampai jatuh



772. Ditendang Sampai jatuh

0Dokter Glen telah sampai di kamarnya. Ia berterimakasih kepada bibi Sue, yang telah merapikan tempat itu sebelumnya.      

"Terimakasih, bibi Sue. Selamat beristirahat." Kata dokter Glen yang segera menutup pintu kamarnya dan mencari pakaian ganti di dalam lemari. Masih ada beberapa pasangan kemeja dan celana miliknya yang sengaja di tinggalkan di kamar itu dan sebuah piyama untuk tidur pemberian Nyonya Kim.     

Setelah mengambil piyama sebagai pakaian ganti. Dokter glen meletakkannya diatas tempat tidur, kemudian berjalan menuju kamar mandi. Celana dan sebagian kemejanya telah basah terkena air hujan. Meskipun itu tidak membuatnya basah kuyup, tetapi cukup terasa dingin menusuk tulang.     

Dokter glen masuk kedalam bak mandi yang sudah diisi dengan air hangat dan sabun. Kemudian berendam sejenak sambil bersandar di tepian bak mandi. Ia meletakkan kepalanya di tepian bak mandi, Kemudian memejamkan kedua matanya.      

----------     

Sedangkan di saat yang sama, Yohan berada di dalam kamarnya masih berdiri di belakang pintu kamar setelah menutup pintu kamarnya dengan rapat. Ia melihat istrinya yang sedang berdiri dengan memakai pakaian tidur tipis menatap tajam kearahnya yang terlihat kedinginan.      

Kedua tangannya Tiara menyilang rapi di depan dadanya. Memangdang Yohan dengan penuh tanda tanya. Kemana saja laki-laki yang mengaku suaminnya ini seharian pergi? Mengapa tidak memberikan kabar sama sekali? Bukankah zaman sudsh sangat canggih? Tidak perlu mengirim surat hanya untuk mengirimkan kabar. Bisa telepon, pesan singkat, chat, video call, dan sebagainya. Hal itu bisa dilakukan. Lagi pula ia juga tidak harus memakai handphone miliknya, jika Yohan memiliki alasan baterai habis. Bukankah ia bisa memakai handphone bodyguardnya atau temannya tadi.      

Tiara sengaja hanya diam dan menunggu penjelasan dari Yohan. Meskipun akan terlihat aneh baginya, jika terlalu banyak bertanya kepada suaminya itu. Mengingat, Tiara sering menolak Yohan ketika laki-laki itu berusaha untuk mendekatinya. Sekarang giliran Yohan tidak pulang, Tiara sudah bingung dan banyak bertanya. Bukankah hal itu akan membuatnya sangat malu? Ketika ada di marahi dan di usir, ketika tidak ada di cari dan di rindukan.      

Yohan melangkahkan kakinya maju untuk menujubke kamar mandi. Ia sengaja melakukan hal itu dan mengabaikan Tiara begitu saja. Yohan ingin tahu, apakah Istrinya itu akan perduli dengan urusan apa saja yang ia kerjakan hari ini hingga pulang pagi. Jika benar Tiara perduli, bukankah seharusnya Istrinya itu akan bertanya langsung kepadanya? Hal inilah yang ingin di ketahui ooleh Yohan Setelah keluar dari kamar mandi nanti.     

Tiara yang melihat Yohan mengabaikan keberadaannya, hanya bisa bengong dan tidak menyangka, jika suaminnya bisa juga berbuat acuh kepadanya. Tanpa penjelasan apapun, Yohan bisa terlihat begitu santai masuk ke dalam kamar mandi.     

"Hah! Sikap macam apa itu? Bisa-bisanya dia mengacuhkan aku yang sudah menunggu dan mengkhawatirkan dia sampai tidak bisa tidur. Sungguh bodohnya aku ini, yang berharap ia akan merasa bersalah karena membuat aku khawatir dan menunggunya Seperti orang bodoh." Kata Tiara yang menggerutu sendiri sambil duduk di tepian tempat tidur.     

Tiara kecewa kepada Yohan yang sangat acuh itu. Apakah mungkin hal ini karena Tiara yang juga sering mengacuhkan Yohan, sehingga Yohan sekarang membalas sikap Tiara itu? Lalu bagaimana, jika benar Yohan di luar sana memiliki wanita lain? Apa yang harus dilakukan oleh Tiara nanti?     

Tiara sebenarnya gelisah. Ia memutuskan untuk berbaring dan melupakan semua pikiran negatifnya itu, Sambil menunggu Yohan selesai mandi. Tiara mengambil selimutnya dan menuntupi tubuhnya. Kedua mata Cantiknya itu masih terbuka lebar, seolah tidak mau terpejam. Sebelum ia mendapat penjelasan dari Yohan. Meskipun Tiara berusaha keras untuk tidur. Tetapi kenyataannya, rasa penasaran itu lebih dominan daripada egonya yang tinggi dan tidak mau mengalah untuk bertanya terlebih dahulu itu.     

Beberapa menit kemudian, Yohan terlihat telah keluar dari kamar mandi dan sudah berganti pakaian dengan memakai piyama tidurnya. Anehnya Yohan mengambil posisi tidur di samping Tiara, bukan di sofa Seperti biasanya.      

Posisi tidur Tiara sedang membelakangi suaminnya itu. Sedangkan Yohan memilih untuk tidur dengan posisi terlentang dengan satu lengannya di pakai untuk bantal di bawah kepalanya. Yohan pura-pura tertidur dengan memejamkan keduanya matanya. Tanpa mengucapkan pagi atau beristirahat kepada Tiara Sebelum tidur seperti biasanya. Hal ini semakin membuat Tiara Jengkel.     

Tiara membalikkan badannya dan melihat, apakah Yohan sudah benar-benar tertidur atau belum?     

"Huff... Bisa-bisanya dia tidur, sebelum mengatakan sesuatu kepadaku?" Kata Tiara menggerutu sambil melotot tajam tepat diatas wajah Yohan yang pura-pura tidur itu.     

Tiara terus saja mengomel sendiri karena menganggap Yohan sudah benar-benar tidur.      

Di dalam hati Yohan ingin sekali tertawa. Meskipun Tiara amnesia, tetapi kebiasaan buruk Istrinya yang suka menggerutu dan penasaran itu tidak hilang sama sekali.      

"Sebagian ingatannya mungkin masih hilang, tetapi bukan hati dan cintanya kepadaku." Kata Yohan dalam hati. Yohan masih saja mempermainkan Tiara dengan masih terus menerus berpura-pura tidur dan tidak segera bangun untuk menjelaskan kepada Tiara untuk menghilangkan rasa penasaran Istrinya itu. Meskipun Yohan tahu, Tiara akan tetap seperti itu dan tidak akan bisa tidur, sebelum terpuaskan keinginannya.     

Salah satu jari Tiara mulai menyentuh   kening suaminnya itu, kemudian menarik jarinya melewati hidun dan berakhir di atas bibir tebal yohan.     

"Dasar laki-laki, kemana saja kau seharian ini? Mengapa pulang pagi? Tidakkah kau merasa harus menjelaskan sesuatu kepadaku? Kau malah enak-enakan tidur tanpa sepatah katapun. Sialan! Mengapa aku harus perduli dengannya?" Kata Tiara pelan dan hendak menarik jari telunjuknya dari atas bibir Yohan. Tetapi siapa sangka, tiba-tiba bibir suaminnya itu terbuka dan menggigit jari telunjuk Tiara. Kedua mata Yohan juga terbuka lebar memandang Tiara dengan jarak yang begitu dekat.     

"Ahh... Sakit." Keluh Tiara yang jarinya di gigit oleh Yohan.      

Tiara berusaha melepaskan jarinya, tetapi Yohan justru menjilati jari itu dengan lembut.      

Tiara segera menarik jarinya karena jijik dengan Saliva milik Yohan yang menempel di jarinya.     

"Ihhh...." Kata Tiara mendesis jijik.     

 Yohan hanya tersenyum, melihat ekspresi wajah istrinya. Kesempatan ini di manfaatkan dengan baik oleh Yohan dengan menarik dan membalikkan tubuhnya Tiara, hingga jatuh ke atas tempat tidur dan sekarang posisi telah berbalik seratus delapan puluh derajat. Jika tadi Tiara yang berada di atas dan mengerjai suaminnya. Sekarang giliran Yohan yang akan membalas kenakalan istrinya itu yang tidak mengizinkannya tidur dengan tenang.     

 "Cup"      

Yohan mendaratkan sebuah kecupan manis di bibir Tiara dengan cepat, hingga wanita cantik ini tidak bisa menghindar sedikitpun.     

Setelah beberapa saat Yohan melepaskannya, ketika melihat Tiara sudah mulai sulit bernafas karena tindakan nakalnya itu.     

"Bagaimana, sayang? Bukankah ini jauh lebih manis daripada di jarimu?" Kata Yohan dengan genit.     

"Dasar mesum!" Kata Tiara memaki suaminnya dengan jengkel. Meskipun di dalam hatinya merasakan sensasi yang berbeda. Namun, tidak akan pernah mengakui hal itu kepada Yohan, atau laki-laki di atasnya ini akan semakin ganas nantinya.     

"Sudahlah, aku akan menjawab semuanya." Kata Yohan kepada Tiara.     

"Seharian ini aku pergi bersama dengan Glen. Hmm... Tentu saja untuk bersenang-senang. Bukankah saat di kamar aku selalu di usir oleh seseorang orang. Kebetulan Glen juga sedang libur, jadi sebagai dua laki-laki lajang yang butuh kehangatan. Kami pergi ke.... Eh'em." Kata Yohan mengehentikan kata-katanya, kemudian berdeham kecil. Seolah menjelaskan tempat yang mereka kunjungi adalah sebuah tempat yang kurang baik untuk di katakan dan di ketahui oleh Tiara.     

Mendengar kata-kata "Lajang" Seketika darah Tiara seakan mendidih. "Lajang?! Sialan! Lalu siapa aku disini? Kemarin dia dengan bersikukuh mengatakan bahwa ia adalah suami ku dan ayah dari Kim Tan. Sekarang ia dengan mudahnya mengatakan kata lajang?" Tiara yang marah segera mendorong dan menendang Yohan hingga jatuh dari tempat tidurnya.      

Yohan sengaja melakukan hal itu untuk membuat Tiara cemburu dan menyadari, bahwa selama ini ia sebagai istri sangat dingin dan pemarah. Yohan sebagai suami juga merindukan perhatian dari Tiara. Meskipun Yohan juga bisa memaklumi keadaan Istrinya saat ini.     

Yohan terlihat yang terjatuh di lantai, terlihat menggosok pantatnya yang Terasa sakit karena terbentur lantai.     

"Ohh... Sayang kamu jahat sekali. Mengapa menendangku Sampai jatuh?" Kata Yohan yang mengeluh kesakitan. Tetapi Semua itu sama sekali tidak membuat Tiara iba, malah wanita cantik ini tertawa di dalam hatinya.     

"Rasakan itu, tuan lajang yang genit!"  Kata Tiara dalam hatinya.     

Tiara melemparkan selimutnya ke arah Yohan.     

"Hai, tuan lajang. Silakan tidur sendiri diatas sofa." Kata Tiara yang kemudian segera mengambil posisi tidur dan mengacuhkan Yohan yang masih duduk diatas lantai begitu saja.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.