CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

755. Sepenggal ingatan diatas ranjang



755. Sepenggal ingatan diatas ranjang

0Nyonya Kim tidak ingin kemesraan antara Yohan dan tiara dan yang mengganggu. "Glen, ayo kita turun ke bawah." Kata Nyonya Kim yang menggandeng tangan dokter Glen dan mengajaknya turun ke ruang tamu, begitu juga Emelly melakukan hal yang sama. Sekarang dokter tampan ini sedang di manjakan dengan dua wanita cantik di sisi kanan dan kirinya.     

"Eh, Tante Kim... Emelly... Kalian mau membawa aku kemana? Bukankah aku harus memeriksa keadaan Yohan sekarang." Kata dokter Glen yang merasa bingung dengan perilaku dua orang wanita di keluarga Kim itu. Tadi menelepon suruh cepat-cepat datang untuk memeriksa keadaan Yohan. Setelah datang dan tinggal masuk ke kamar untuk memeriksa, malah di tarik kembali ke ruang tamu.     

"Sudah, ikut saja. Tante tadi sudah membuat pusing kesukaan mu di dapur. Mari kita makan terlebih dahulu." Kata Nyonya Kim kepada dokter Glen. Nyonya Kim hanya mengulur waktu sedikit saja, untuk memberikan keleluasaan bagi yohan untuk melakukan tugasnya.     

"Mama Benar, kakak Glen. Aku juga sudah lapar. Pokoknya kakak Glen harus menemaniku makan kali ini." Kata Emelly yang ikut-ikutan menjilat dokter tampan ini dan memastikan dokter Glen tidak naik lagi ke lantai atas untuk mengacaukan usaha kakaknya.      

Emelly dan nyonya Kim tahu. Kalau Glen dan Yohan ini memang seperti kucing dan anjing kalau sudah kambuh sifat usilnya. Mereka akan saling membalas, ketika memiliki kesempatan. Menurut nyonya Kim dan Emelly kejadian tadi sebenarnya bisa di jadikan celah untuk mengerjai Yohan, jika saja mereka bertiga mau melakukannya. Tetapi sepertinya ini waktu yang tidak tepat. Hari ini Tiara dan Yohan bisa sedekat itu, Setelah sekian lama yohan berusaha untuk mendekati istrinya lagi dan berusaha membuat Tiara nyaman berada di sampingnya.     

"He... He... Acting Tante dan Kitty kecil ini sangat buruk. Mereka pikir aku tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran mereka. Baiklah, aku ikuti saja kemauan dua wanita cantik ini. Lagipula aku juga tidak rugi." Kata dokter Glen dalam hati yang justru Seperti mendapatkan kesempatan untuk bisa berdekatan kembali Dengan Kitty kecilnya itu.      

"Tentu saja, apa yang tidak buat kamu. Jangankan satu mangkuk puding, 10 mangkuk juga aku habiskan." Kata dokter glen yang justru ikut menikmati suasana romantis yang di ciptakan oleh Yohan dan Tiara.     

"Dasar gombal! Awas saja nanti, makan saja itu puding sekalian mangkuknya." Kata Emelly dalam hatinya yang masih merasa sakit, ketika melihat wajah dokter Glen dan teringat kembali dengan kemesraan dokter Tampan ini dengan wanita lain.     

Seperti yang mereka nyonya Kim janjikan. Puding buatannya telah di sajikan di atas meja makan dan bisa di nikmati oleh mereka bertiga sambil bercanda tawa.     

Nyonya Kim masih ingat benar, ketika membual pintu tadi ia melihat putranya memberika sebuah kode lambaian tangan di dekat paha Yohan, kepada mamanya itu. untuk segera pergi dan menutup pintu kembali, sebelum Tiara menyadari kedatangan mereka.     

"Untung saja aku tadi melihatnya. Jika tidak Yohan pasti marah." Kata Nyonya Kim dalam hati.      

Nyonya Kim sekarang merasa begitu lega dan hanya berharap. Mereka tadi masih bisa melanjutkan kemesraan itu. Ketika Nyonya Kim, Emelly dan dokter Glen pergi. Tetapi kenyataannya tidak seperti yang di harapkan oleh nyonya Kim.     

Di saat Nyonya Kim menutup pintu kamar, Tiara menyadari akan hadirnya orang lain di tempat itu tadi dan segera mendorong tubuh Yohan yang bertelanjang dada itu menjauh dari tubuhnya. Pakaian Tiara acak-acakan karena ulah Yohan yang mencumbu Tiara sampai hampir sebagian kancing pakaian bagian atasnya terbuka. Bahkan suaminya itu meninggal beberapa tanda cinta di sekitar leher dan dadanya.     

Yohan hanya tersenyum, ketika Tiara marah dan memintanya untuk memakai pakaian sendiri. Kemudian wanita cantik itu pergi ke kamar mandi dengan wajah merah merona dan malu-malu.     

"Ya, tuhan. Apa yang aku lakukan? Mengapa bisa aku melakukan hal itu dengannya?" Kata Tiara sambil berdiri di depan cermin dan melihat bekas cupang merah yang di berikan Yohan di leher dan dadanya.     

"Aaarrgh... Mau di taruh dimana ini wajahku. Aduh malu sekali." Kata Tiara yang menutupi semua bekas cupang itu dengan pakaiannya.      

Wanita cantik ini memutuskan untuk mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah itu berjalan mengendap-endap keluar kamar mandi untuk mengambil pakaian ganti di lemarinya. Seperti biasa wanita cantik ini selalu lupa membawa pakaian ganti ke kamar mandi, ketika sedang marah atau Jengkel kepada suaminya.     

"Puh.. untung saja, dia sudah tidur." Kata Tiara Sambil melihat ke arah Yohan yang tidur terlentang diatas tempat tidur mereka. Meskipun mereka tidur di tempat tidur yang sama selama ini. Tetapi selalu ada bantal yang tertata di tengah-tengah tempat tidur sebagai pembatas tidur mereka. Tetapi hari ini batas itu telah hilang begitu saja.      

Disaat Tiara mengambil pakaian. Tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit dan ia seperti melihat suatu bayangan yang berkelebat cepat di ingatannya. Beberapa potong kejadian yang seolah pernah terjadi di kamar itu sebelumnya.     

["Yohan, biasakah kau ambilkan pakaianku?" Kata seorang wanita yang melambaikan tangannya di pintu kamar mandi dan seorang laki-laki mendeka dengan membawa pakaian di tangannya. Tetapi bukan pakaian yang di berikan oleh laki-laki itu kepada wanita. Tetapi laki-laki itu justru menarik tangan Sanga wanita dan membuat wanita itu keluar dari kamar mandi. Laki-laki itu melemapar wanita cantik itu ke atas tempat tidur dan mencumbunya].     

Sepenggal potongan ingatan itu membuat kepala Tiara sakit dan pusing.     

"Kepalaku sakit sekali." Kata Tiara yang memijit pelipisnya dengan mata terpejam menahan sakit.     

Brukk...     

Tiba-tiba Tiara jatuh pingsan begitu saja. Tubuh lemahnya tergeletak lunglai diatas lantai dengan masih memakai handuk mandi yang melekat di tubuhnya.     

Yohan yang belum nyenyak tertidur, seolah mendengar benda jatuh dengan keras di dalam kamar itu. Ia segera membuka mata dan mendapati Tiara tergeletak di atas lantai di depan lemari yang terbuka lebar pintunya.     

Yohan yang terkejut, segera bangun dari tempat tidur dan berlari ke arah Tiara dengan cepat. Kemudian menggendong tubuh mungil Istrinya itu dan meletakkannya diatas tempat tidur.     

"Sayang... Apa yang terjadi denganmu?" Kata Yohan yang berusaha menyadarkan Tiara dengan menepuk-nepuk pelan pipi wanita cantik itu. Tetapi Tiara seakan tidak merespon sama sekali.     

Yohan menutup tubuh istrinya dengan selimut dan dengan cepat lari keluar kamar untuk mencari dokter Glen. Yohan yakin sahabatnya itu belum pulang saat ini.     

Tak... Tak... Tak...     

Suara deru kaki Yohan yang berlari dan menuruni anak tangga dengan cepat karena panik.      

"Glen... Glen..." Teriak yohan memanggil nama sahabatnya itu dengan keras.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.