CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

742. Sebuah Magnet besar telah menarik ku kepelukannya



742. Sebuah Magnet besar telah menarik ku kepelukannya

Melihat wajah Yohan yang panik dan kelabakan itu Tiara justru hanya tertawa saja. Hal ini terlihat sangat lucu saja bagi wanita cantik ini. Yohan yang sengaja ingin mengerjainya, tetapi justru akhirnya suaminnya itu sendiri yang kebingungan karena perbuatannya sendiri.     

"Ha... Ha... Rasakan itu! Makanya jangan usil." Kata Tiara kepada Yohan yang masih bersandar di pintu sambil dengan wajah tertunduk dan mengatur nafasnya.     

Yohan segera mendongak dan memandang Istrinya yang sedang tertawa renyah seperti keripik itu krispi itu. Yohan senang sekaligus kesal dan gemas melihat Tiara yang hanya menertawakan. Jika bukan karena tidak rela tubuh istrinya Cantiknya itu sampai terlihat oleh laki-laki lain, presdir tampan ini juga tidak perlu lari kesana kemari dengan cepat seperti cacing kepanasan di bawah terik matahari.     

"Sayang... Kamu menertawakan aku. Awas ya?" Kata Yohan yang segera melangkahkan kakinya berjalan mendekat kearah Istrinya sambil tersenyum kecil, Setelah mengunci pintu.     

Srutt...      

Yohan segera menarik selimut yang menutupi tubuh Tiara tadi. Kemudian dengan sengaja memandang tubuh Tiara yang hanya setengah saja berpakaian itu sambil tersenyum-senyum.      

"Hmm... Rasakan pembalasanku sayang. Kalau aku yang melihatmu begini, apa kamu juga akan tetap malu ha... Ha... Aku ingin lihat, apa yang bisa kamu lakukan? " Kata Yohan dalam hati. Ia sengaja berpangku tangan dan menyangga wajahnya dengan lengannya dan merebahkan tubuhnya di samping Tiara. Melihat istrinya Dengan genit dan tersenyum manis, seolah sengaja membuat Tiara malu.     

Sekarang giliran Tiara yang kelabakan dan bingung menutupi tubuhnya. Tetapi tetap saja tangan mungilnya itu tidak bisa menjangkau dan menutupi semua bagian tubuhnya.     

"Kau! Apa yang kau lakukan? Cepat bantu aku berpakaian." Kata Tiara dengan kedua tanganya menutupi bagian dada. Sedangkan perut dan leher jenjangnya masih bisa dilihat oleh yohan dengan jelas. Tiara sudah mulai marah-marah dan salah tingkah karena malu. Sedangkan Yohan hanya senyum-senyum saja dan menikmati pemandangan indah yang sudah berhari-hari tidak bisa ia lihat itu, karena sejak Tiara di temukan dan mengalami amnesia. Yohan sudah tidak pernah bisa menyentuhnya dengan mudah.     

"Tidak mau. Aku mau melihatnya sampai puas. Kalau bisa, pakai saja pakaian mu sendiri." Kata Yohan yang menjawab kata-kata Tiara dengan santai dan tenang. Bahkan wajah Yohan mengeluarkan ekspresi wajah yang sangat menjengkelkan ketika di lihat Tiara.     

"Kau!" Kata tiara yang semakin jengkel dengan suaminnya itu. Tiara berusaha meraih tiang penyangga kantong infus di tangannya, supaya ia bisa mengganti pakaiannya sendiri. Tetapi sekali Tiara justru jatuh ke dalam pelukannya Yohan.      

"Wow... Masih menakjubkan seperti dulu." Kata Yohan ketika tubuh istrinya menyentuh dada bidangnya dengan posisi saling berhadapan. Kedua pasang mata itu saling berpandangan dan berpaut, Seperti ikatan yang semakin menguatkan satu sama lain.     

semakin lama, semakin dalam dan membawa Tiara seolah tertarik ke dalam dunia indah yang terpancar dari dua bola mata berwarna hitam dengan tatapan tajam yang mulai melembut dengan sendirinya. Tiara seolah terhipnotis dengan dua bola mata indah itu. Tampa mereka berdua sadari kedua bibir lembab itu telah saling berpagut mesra. Sebuah ciuman hangat dan penuh cinta yang telah lama di rindukan oleh Yohan. Tetapi entah mengapa, Tiara sendiri seolah sudah terbiasa tenggelam dalam perasaan hangat itu dan Seperti sudah terbiasanya melakukannya.     

Kemesraan itu terasa semakin dalam. sampai akhirnya Tiara tersadar, ketika ada suara teriakan dokter Glen yang memanggil nama mereka berdua dengan keras dari luar pintu.     

Tiara segera melepaskan ciuman mesra mereka dan mendorong tubuhnya menjauh dan bangun dari tempat tidur. Wajahnya memerah merona.     

"Ya, tuhan. Apa yang telah aku lakukan? Aku seperti tidak sadarkan diri melakukannya. Seperti ada sebuah Medan magnet dengan kekuatan besar yang menarikku untuk mencumbunya." Kata Tiara di dalam hatinya. Diakuinya atau tidak. Tiara juga menikmati cumbuan singkat mereka yang terjadi baru saja.      

Tiara kembali  duduk dan menutupi tubuhnya semampunya. Sambil memalingkan wajahnya yang malu dan merah itu dari Yohan.     

"Haits... Sial! Monyet satu ini, selalu saja datang di waktu yang tidak tepat. Baru juga mulai, sudah di ganggu." Kata Yohan menggerutu sendiri.      

"Sayang... Sini aku bantu memakaikan pakaian mu. Jangan sampai monyet nakal itu mendobrak masuk nanti." Kata Yohan yang segera membantu Tiara memakai pakaian dengan rapi. Setelah selesai membantu Istrinya berpakaian, yohan mendekatkan wajahnya ke telinga Tiara dan berbisik.      

"Sayang, terimakasih atas hadiahnya." Kata Yohan sambil tersenyum Manis.     

Yohan kemudian berjalan menuju pintu untuk membukanya karena sejak tadi dokter Glen sudah usil menggedor-gedor pintu itu dengan sengaja, meskipun asisten steve telah melarang dan mencegahnya. Tetapi begitulah, baik sang presdir ataupun Dokter Glen memang sama-sama keras kepala. Untung saja ruangan Tiara ini memang jauh dari kamar pasien lainnya, sehingga tidak terlalu mengganggu.     

"Dokter, tolong hentikan ini. Presdir bisa mencekik saya nanti." Kata asisten steve yang mulai frustasi mengahadapi sifat kekanak-kanakan dua sahabat ini.     

"Sudah kau diam saja. Tidak akan ada yang memarahimu." Kata dokter Glen yang tidak mau mendengarkan kata-kata asisten steve. Sepertinya asisten tampan ini hanya bisa berdoa saja dan menerima nasib, jika nanti sang presdir membuka pintu dengan kepala bertanduk dan siap memarahinya karena merasa terganggu dengan kedatangan dokter Glen yang berteriak-teriak dan memukuli pintu untuk menimbulkan suara berisik dengan sengaja.     

Yohan membuka pintu dengan wajah merah padam. Meskipun di dalam hatinya sekarang tengah berbunga-bunga. Tetap saja ia gmharus memberikan pelajaran kepada keusilan dan kekacauan yang di timbulkan oleh dokter Glen.     

"Kau! Kau ini dokter apa penjual gorengan. Berisik sekali! Mengganggu saja orng yang sedang..." Kata sang presdir dengan mata melirik ke dalam ruangan. Ia sengaja melakukan hal itu untuk membuat dokter Glen menjadi penasaran dengan apa yang barusan Yohan dan Tiara lakukan di dalam ruangan itu. Hmm... Pamer sedikit tidak apa, bukan? Ha... Ha... Itulah yang ada di pikiran nakal Yohan saat ini.     

Ternyata benar dugaan Presdir tampan ini. Dokter Glen pun terpancing dan merasa penasaran. Ia berusaha meraih dan membuka pintu kamar itu untuk mengetahui sedang apa Tiara sekarang. Apa mungkin mereka melakukan hal seperti itu di rumah sakit ini? Inilah pikiran kotor yang terbersit di benak dokter glen.      

Kepala Dokter tampan ini bergerak ke kanan ke kiri dan berusaha melihat ke dalam ruangan.     

"Heh! Babi gendut, jangan menghalangi jalan. Aku mau masuk dan memeriksa istrimu." Kata dokter Glen yang sudah sangat penasaran dengan keadaan Tiara. Tiara belum pulih dengan baik. Mana boleh mereka melakukan hal seperti itu?     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND ; THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.