CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

568. Ketahuan



568. Ketahuan

0Tania dan youli berjalan mengendap-endap menoleh ke kanan dan kiri memastikan tidak ada orang di sekitarnya. Ketika mereka melewati sebuah orang menuju aula pesta Mereka melihat asisten Steve sedang berada di dekat pintu, laki-laki Tampan itu seperti sedang mencari seseorang.     

"Youli sembunyi!" Kata Tania menarik gaun sahabatnya itu, kemudian bersembunyi kembali. Tania tidak ingin asisten steve melihat keadaannya yang seperti itu.     

"Ada apa? Kenapa kau menarikku kesini? Kita sebaiknya segera pulang. Aku sudah tidak tahan dengan bau tubuhku sendiri." Kata youli mulai protes kepada Tania sambil menggerutu. Youli sudah merasa gatal-gatal dan sejak tadi perutnya mual mencium bau busik sampah yang menempel di tubuhnya dan tubuh Tania.     

"Apakah kau buta? Lihat siapa yang sedang berdiri di depan sana?!" Katanya sambil menunjuk ke arah asisten Steve yang sedang berdiri mondar-mandir di depan pintu sambil menoleh ke kanan ke kiri dan sibuk menelepon seseorang.     

Youli melihat ke arah yang ditunjuk oleh sahabatnya itu. Wanita cantik berambut pendek ini melihat asisten Steve sedang berdiri di depan sana.      

" Oh, my God, asisten steve. Mengapa dia berdiri disana? Sampai Kapan kita akan disini, badanku sudah gatal semua?" Kata youli sambil bebisik pelan dan menggaruk-garuk kedua lengannya yang gatal secara bergantian.     

Tania menoleh kearah sahabatnya dengan ekspresi wajah kesal. Sebenarnya dari Youli, iq jauh lebih tidak tahan lagi. Sejak kecil dunia adalah Nona muda yang sama sekali tidak pernah menyentuh sesuatu yang kotor seperti sampah, bahkan membuang sampah saja tidak pernah. Tetapi malam ini Dengan bodohnya dia justru masuk dan berbaur dengan sampah-sampah itu. Semua ini karena Tiara yang menyebalkan itu. Suatu saat Tania pasti akan membuat perhitungan dengan sekretaris kesayangan Sang presdir itu. Bagaimanapun Tania tidak bisa mendapatkan mendapatkan penghinaan sebesar ini.     

"Diam! Pikirkan cara untuk mengusir asisten steve dari tempat itu, atau kita akan tetap di tempat ini sampai dia pergi." Kata Tania dengan tegas.     

Tania dan youli duduk di lantai sambil berfikir dengan serius. Mereka tidak bisa melewati jalan itu, jika asisten steve masih berada disana. Sebab jalan itu adalah jalan satu-satunya untuk menuju parkiran mobil lewat belakang, supaya mereka berdua tidak. Ketahuan oleh pegawai perusahaan lainnya. Sedangkan asisten steve masih terlihat mengobrol santai dengan seseorang di telepon.      

Tania semakin ketika melihat sahabatnya itu hanya duduk dengan diam dan menggaruk-garuk kedua lengannya saja tanpa menyumbangkan ide sedikitpun kepadanya.     

"Heh, Youli. Mengapa dari tadi kau hanya dian dan sibuk mengaruk tangan. Ayo cepat berfikir!" Seru Tania dengan gemas dan mencubit pipi Youli sampai merah.     

"Aw... Aw... Sakit..." Rintih youli sambil mengelus lembut pipinya. Ia sama sekali tidak berani berteriak dengan keras, meskipun merasa kesakitan. Jika Youli melakukan hal itu, tania akan semakin marah kepadanya.     

"Sialan kau Tania! Bukankah tadi kau yang menyuruhku untuk diam." Kata youli menggerutu sebal. Jelas-jelas tadi sahabatnya itu menyuruhnya untuk diam dan tidak banyak bicara. Tetapi sekarang malah menyalahkan youli lagi karena hanya diam saja. "Dasar wanita labil!" Celetuk youli pelan dengan wajah cemberut.     

"Huh!... Aku menyuruhmu diam sambil berfikir, bukan diam saja seperti orng bodoh." Balas tania dengan ketus. Kata-kata Taniaang sangat pedas dan tidak enak untuk di dengar, bahkan kepada sahabatnya baiknya saja ia tidak Segan untuk berkata kasar yang isinya penghinaan.     

"Dasar nenek sihir! Pantas saja Presdir lebih suka dengan Sekertaris jiang daripada kau. Mulutmu pedas dan tajam seperti mata pisau yang siap merobek apa saja dengan ucapanmu." Balas Youli yang sedikit tersinggung dengan kata-kata Tania. Selama ini Youli selalu mengalah dan memaklumi kata-kata Tania yang kasar. Tetapi kata-kata yang baru saja tania ucapkan kepadanya sudah sangat keterlaluan.     

"Apa kau bilang?!" Kata tania dengan mengerutkan dahinya marah. Tania tidak terima dengan kata-kata yang diucapkan Youli itu.     

"Kenapa tidak terima?! Itu kenyataan yang sebenarnya, bahwa kau itu seperti nenek sihir." Kata Youli mengulangi perkataannya sekali lagi dengan wajah yang mengejek dengan sengaja kepada Tania.     

"Kau!"      

Plak....      

Tania menampar pipi Youli dengan keras. Hatinya terbakar, hingga emosinya naik tidak terkendali. Tania tidak perduli lagi, jika Youli adalah sahabatnya baiknya. Yang jelas kali ini Youli sudah menghina dan merendahkannya.     

Hal itu tidak bisa di tolerir oleh nona besar itu.     

"Tania, kau!"     

Plak...     

Youli membalas tamparan Tania. Selamaini zali tidak pernah membalas sedikitpun perlakuan kasar Tania kepadanya. Tetapi lama-kelamaan sahabatnya ini sungguh sangat keterlaluan, dan memperlakukan Youli dengan seenak hatinya tanpa memperdulikan perasaan orang lain.     

Adegan saling tampar itu dengan saling menarik rambut satu sama lain dan  tarik menarik gaun satu sama lain hingga koyak.     

Akhirnya 2 wanita ini berakhir dengan saling bertengkar satu sama lain. Suara gaduh pun tidak terhindarkan, mereka yang tadinya bersembunyi secara diam-diam tanpa suara. Sekarang malah keduanya saking memaki dan mengeluarkan suara keras, hingga menarik perhatian asisten steve yang sedang berdiri beberapa meter di depannya sana.     

"Suara apa itu?" Kata asisten steve pelan, setelah selesai menerima telepon dari sang presdir. Yohan hanya memberitahukan kepada asisten steve, jika mereka pulang terlebih dahulu karena tiara kurang enak badan dan asisten Steve memaklumi keadaan itu.     

Asisten steve berjalan menuju sumber suara gaduh itu dan laki-laki tampan ini benar-benar terkejut, ketika melihat ada dua orang wanita dengan gaun pesta yang penampilannya acak-acakan seperti orang gila. Selain itu bau menyengat juga tercium dari tubuh mereka yang kotor.     

Tania dan youli belum menyadari kehadiran asisten tampan ini diantara mereka. Hal pertama yang dilakukan asisten steve adalah menyalakan lampu senter di handphone miliknya, karena tempat itu tidak terlalu terang untuk melihat siapa wanita-wanita yang sedang bertengkar hebat itu.     

Setelah melihat wajah keduanya, asisten steve segera menyalakan lampu di tempat itu dan terlihatlah dengan jelas wajah Youli dan Tania sekarang di hadapannya laki-laki tampan ini.     

Tania dan youli yang terkejut, Seketika berhenti bertengkar dan melihat kearah laki-laki yang tengah bertepuk tangan untuk mereka berdua.     

Prok... Prok... Prok...     

"Sangguh pertunjukan yang sangat bagus. Haruskah aku menambahkan ring tinju dan menjadi wasit disini?" Kata asisten steve kepada tania dan Youli yang terlihat bengong dan malu. Keduanya hanya bisa menundukkan kepalanya saja. Kejadian hari ini sungguh memalukan. Meskipun bukan sang presdir yang melihatnya, tetapi di lihat asisten steve juga tidak kalah memalukan bagi mereka berdua.     

Tania menutup bagian dadanya, yang kainnya robek akibat bertengkar dengan Youli. Robekan gaun itu lumayan lebar, sehingga belahan dada Tania sebagian terlihat.     

Melihat hal itu asisten steve hanya bisa menggelengkan kepalanya. Wanita jika sudah emosi dan bertengkar sungguh sangat mengerikan. Apalagi laki-laki tampan ini sudah pernah merasakan kemarahan Tania. Bahkan bekas cakaran wanita cantik ini masih terlihat jelas di lehernya.     

Asisten steve melepaskan jas yang di pakainya dan berjalan mendekati kearah Tania.      

"Mau apa kau?! Jangan mendekat!" Kata tania memperingatkan.     

Namun asisten Tampan ini tidak menggubris peringatan tania sama sekali. Asisten steve memakaikan jasnya ke tubuh Tania, untuk menutupi bagian dadanya yang terlihat. Tania merasa terkejut dan tertegun sejenak. Laki-laki yang selalu diperlukan dengan buruk olehnya, tetap berbuat baik kepadanya. Sedangkan Youli pakaiannya tidak terlalu parah robeknya, hanya rambutnya saja yang acak-acakan.     

"Aku akan meminta sopir untuk mengantarkan kalian berdua pulang." Kata asisten tampan ini dengan suara pelan.      

"Terimakasih, asisten steve. Maaf merepotkan anda." Kata youli dengan wajah memerah  dan menundukkan kepala karena malu. Sahabat tania ini bahkan tidak berani untuk memandang asisten Tampan ini secata langsung.     

"Sekarang ikuti aku. Aku akan membawa kalian keluar dari pintu belakang." Kata asisten Steve yang berjalan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh tania dan youli di belakangnya.     

Sesampainya di parkiran mobil, asisten Tampan ini meminta Doni untuk mengantarkan tania dan youli oleh sopir Perusahaan pulang ke rumah masing-masing. Asisten steve sengaja memisahkan mobil keduanya untuk mencegah pertengkaran lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.