CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

555. Salah Target



555. Salah Target

0Yohan berjalan keluar lokasi rumah sakit. Tetapi disaat melewati kamar Jonatan, hatinya terasa terbakar api cemburu lagi. Ingin rasanya laki-laki tampan ini masuk ke dalam ruangan itu dan mematahkan satu tangan Jonatan yang masih tersisa dan kalu perlu kedua kakinya sekalian. Tetapi yohan berusaha untuk mengendalikan diri. Patah tangan dan kaki hukuman terlalu ringan dan mudah buat Jonatan itu, yang jelas yohan ingin laki-laki playboy itu mendapatkan balasan yang lebih. Bukan hanya karena berani merayu Istrinya, tetapi juga percobaan penipuan yang sudah tercium oleh yohan sebelumnya.     

"Steve, aku  ingin kau kunjungi proyek yang dikerjakan boleh Perusahaan JT grup. Aku ingin Jonatan merasa panik dan merasa semakin terpojok dengan waktunya yang semakin sedikit." Perintah sang presdir kepada asisten pribadinya. Meskipun hatinya merasa panas terbakar cemburu, namun yohan tetap harus berfikir dengan kepala dingin untuk menghadapi Jonatan yang lumayan licik itu.     

"Siap, presdir." Jawab asisten steve.     

"Kita ke perusahaan sekarang. Aku ingin tahu, seberapa jauh mereka sudah melangkah kali ini." Kata yohan yang terus berjalan di depan asisten Steve, tanpa menoleh kebelakang sedikitpun.     

Asisten steve hanya tersenyum kecil. Laki-laki di hadapannya ini memang sangat hebat. Di tengah-tengah beban pikiran dan perasaan yang bercampur aduk. Presdir Kim masih bisa berpikir dengan tenang.     

Setelah sampai di parkiran mobil. Mereka berdua segera masuk ke dalam mobil dan berangkat ke perusahaan Lianxi Grup. Mungkin kali ini tidak hanya Jonatan yangvakan mendapatkan balasan atas perbuatannya. Tetapi sang presdir juga hatus membuat perhitungan kepada orang yang trlah membuat istri dan mantan tunangannya itu bisa bertemu kembali secara diam-diam.     

Sesampainya di perusahaan Lianxi Grup.  Yohan dan asisten Steve berjalan memasuki Perusahaan. Siapa yang menyangka, mereka berdua akan mendapatkan sambutan meriah berupa karpet merah yang terbentang dari pintu masuk Perusahaan sampai ke depan lift khusus presdir.      

Yohan dan asisten tampan ini saling berpandangan. Keduanya merasa heran dan Bingung. Ketika memasuki lift dan hanya berdua saja dengan asisten steve, sang presdir baru berkomentar tentang kejadian aneh hari ini.     

"Steve, apakah ada acara khusus di perusahaan?" Tanya sang presdir kepada asistennya.      

Asisten tampan ini cuma menggelengkan kepalanya. " Tidak ada acara khusus, presdir." Jawab asisten steve yang juga merasa heran dengan sambutan karpet merah di pintu masuk Perusahaan. Jika memang tidak ada acara khusus atau tamu spesial yang akan datang, lalu sambutan ini di tujukan untuk siapa? Inilah yang sekarang membuat rasa penasaran dua laki-laki tampan ini.     

Setelah pintu lift terbuka masih ada karpet merah panjang yang terbentang dari pintu lift Sampai keruangannya sang presdir, ditambah dengan karangan bunga yang berjajar di setiap kanan dan kiri karpet sepanjang jalanenuju ruangan orang nomor satu di perusahaan itu.     

Tidak ada satupun orang yang berani menginjak bentangan panjang karpet merah itu, sebelum sang presdir melewatinya. Itu yerlihat jelas dari setiap sisi karpet yang yang masih bersih tanpa ada bekas sepatu yang melewatinya sama sekali. Kalaupun ada pegawai yang lewat, mereka pasti akan lewat bagian tepi lantai yang tidak tertutup karpet merah itu.     

"Steve, sebenarnya apa yang kau lakukan kemarin kepada Sekertaris Tang? Aku yakin ini pasti ulahnya. Tidak ada yang berani berbuat konyol seperti ini di perusahaanku, kecuali nona manja itu." Tanya sang presdir kepada asisten tampan itu yang sedari tadi hanya diam dan sama-sama merasa bingung seperti uang dialami oleh sang presdir.     

" Saya hanya menurunkan jabatannya Sekertaris Tang dari Sekertaris utama, menjadi pegawai biasa. Supaya Sekertaris Tang untuk sementara waktu bisa belajar untuk lebih baik dalam bersikap." Jawab asisten steve melaporkan, segala tindakan dan keputusan yang diambil untuk memberikan hukuman kepada Sekertaris utama perusahaan itu.     

"Apa kau baik-baik saja kemarin? Seharusnya, dia telah mencekikmu karena keputusan yang kau buat he.. he..." Sang presdir tiba-tiba tersenyum tipis. Yohan tidak bisa membayangkan apa saja yang dilakukan tania kepada asisten pribadinya itu, saat wanita cantik itu tahu jabatan yang telah ia banggakan selama ini di copot begitu saja.     

"Ya, lumayan presdir. Saya sudah mendapatkan kenang-kenangan di leher saya." Jawab Steve sambil tersenyum, ketika yohan menolah dan melihat cakaran tania di leher asisten tampan ini. Entah seperti apa pertengkaran keduanya kemarin. Tetapi sepertinya sangat seru dan menegangkan.     

"Kamu itu laki-laki jangan mau kalah. Mengapa tidak kau sergap saja dia, peluk dan berikan kecupan penakluk kepada Sekertaris galak dan sombong itu." Kata yohan menggoda asisten tampannya yang sampai sekarang ini masih sigle.     

Wajah asisten tampan ini, tiba-tiba memerah dan rasanya perutnya sudah mual dan ingin muntah. Siapa yang mampu membayangkan kembali ketika asisten tampan ini benar-benar mencium Sekertaris tang yang sangat galak itu secara tidak sengaja, hanya gara-gara wanita itu terpeleset dan jatuh kepelukan asisten tampan ini dan kedua bibir mereka saling berciuman dengan tidak sengaja.     

Di depan pintu ruangannya. Yohan melihat perubahan wajah asisten steve yang terlihat malu dan memerah. Sang presdir hanya tersenyum, jangan-jangan apa yang di katakan olehnya itu benar-benar terjadi.     

"Hai, mengapa wajah mu merah? Kau hebat Steve. Kau benar-benar melakukannya ha... Ha... Aku yakin dia tidaknakan berani melawanmu setelah ini." Kata yohan semakin menggoda asisten steve dengan menyenggol bahu asisten tampan ini dengan lengannya.     

"Itu... Presdir. Itu hanya sebuah kecelakaan." Kata asisten tampan ini kepada sang presdir.     

Asisten Steve sedikit tidak yakin untuk menjawab pertanyaan dari atasnya itu. Sebab bagi asisten Tampan ini adalah sebuah kejadian yang sedikit memalukan.     

"Sudahlah, itu vukan kesalahanmu." Kata sang presdir yang mengajak asisten tampan ini masuk keruangan kerjanya.     

Disaat yohan membuka pintu, kedua pasang mata sang presdir dan asisten pribadinya ini terbelalak. Mereka terkejot Sampai bengong, ketika melihat ruangan sang presdir yang berubah menjadi seperti aula pernikahan. Ruangan itu dipenuhi dengan tirai bewarna putih dengan hiasan bunga disekitar ruang yang telah tertata rapi dan indah. Benar-benar luar biasa, seperti tempat yang sengaja di siapkan untuk melamar atau menyatakan cinta kepada seseorang.     

"Steve apa-apaan lagi ini?" Kata yohan berubah ekspresi menjadi emosi. Laki-laki tampan ini kembali ke kantor untuk bekerja, tetapi ruangan kerjanya sekarang telah berubah menjadi berantakan seperti itu. Kemana semua  perginya dokumen-dokumen penting yang ada di mejanya kemarin?     

Tidak hanya sang presdir yang merasa terkejut. Asisten steve pun mengalami hal yang sama. Asisten tampan ini juga tidak mempercayai apa yang di lihatnya saat ini. Kemarin ketika Steve pulang dari kantor kemarin malam semuanya masih dalam keadaan normal dan tidak ada perubahan yang aneh dengan ruangan kerja sang presdir.     

Asisten steve lagi-lagi hanya bisa menggelengkan kepala. " Maaf, presdir. Kemarin semuanya masih normal dan baik-baik saja. Sepertinya hal ini terjadi saat saya menjemput anda di rumah sakit." Jawab asisten steve kepada sang presdir.     

Ketika Yohan dan asisten Steve masih berdebat soal kejadian hari ini. Tipe-tipe sekretaris dan beberapa pegawai di perusahaan itu keluar dari tempat peristirahatan sang presdir dengan membawa sebuah kue ulang tahun yang lengkap dengan lilin di atasnya.     

"Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday to you...Happy birthday ....to... you..." Kata Sekertaris Tang yang menyanyikan lagu ulang tahun untuk sang presdir. Ini merupakan pesta ulang tahun kejutan yang telah lama di persiapkan oleh wanita cantik ini untuk sang pujaan hati.     

"Selamat ualang tahun presdir. Semoga panjang umur dan selalu sukses." Kata Sekertaris Tang sambil tersenyum. Kemudian diikuti oleh semua pegawai yang ada di ruangan itu.     

"Steve, sekarang tanggal berapa?" Bisik yohan dengan suara pelan kepada asisten steve yang berada di sampingnya.      

"21 Juli, presdir." Jawab asisten steve dengan cepat.     

"Dasar bodoh, sekarang itu ulang tahunmu. Bukan ulang tahunku. Siapa yang menyiapkan pesta konyol ini?" Bisik yohan kepada asisten tampan ini sambil menahan tawa di dalam hatinya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.