CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

123 Pertemuan di Kafe depan bandara kota S



123 Pertemuan di Kafe depan bandara kota S

0Melihat ekspresi Tara, Jonatan sedikit bingung. Kenapa wanita cantik ini terlihat sangat penasaran dengan apa yang ia katakan dan ceritakan tentang pertemuannya dengan asisten Steve di lokasi proyek pembangunan hotel di Kota J.     

"Memang Kenapa jika itu asisten Steve?" Tanya Jonatan penasaran.     

"Jawab saja dulu. Itu asisten Steve, asisten pribadi kepercayaan Kim Yohan atau bukan?" Tanya Tara sekali lagi.     

"Yups.... Kamu benar!" Jonathan dengan tegas. Jonatan tak ambil pusing dengan semua itu. Mau Tiara atau asisten Steve yang datang baginya tidak. Ada bedanya, yang penting pekerjaan yang ia lakukan bisa berjalan lancar dan lolos dari pengawasan perusahaan besar itu. Soal Tiara, ia bisa menemuinya kapan saja.     

"Kenapa dia, Bukankah seharusnya yang datang adalah Tiara?" Tanya Tara sekali lagi. Wanita satu ini tidak akan puas sebelum mendapatkan penjelasan yang masuk akal dari Jonatan.     

"Entahlah! Asisten Steve cuma bilang, jika Tiara sedang sakit sehingga ia diminta oleh Yohan untuk menggantikannya melakukan survei di lokasi proyek pembangunan hotel itu. "Jonathan sambil menengadahkan kedua tangannya, tanda ia tak perduli dengan semua itu.     

"Begitukah, aku malah berharap dia yang datang dan mengalami kecelakaan karena tertimpa beton bangunan Sampai Mati ha..ha.."kata Tara bercanda sampai tertawa terbahak-bahak.     

"Ha...ha... Kamu sadis sayang. Bagaimanapun Tiara itu Saudarimu. Wanita secantik  seperti dia, sungguh sayang jika wanita secantik Tiara harus mati begitu saja dengan cara yang mengenaskan, bahkan aku belum pernah mencicipinya. Dia sangat jual mahal dan over protective, sangat membosankan. Aku butuh yang hot seperti wanita cantik yang sedang aku pandangi sekarang di hadapanku. "Imbuh Jonathan menimpali candaan dari Tara Jiang. Laki-laki tampan ini sedang menyangga dagunya dengan punggung telapak tangannya, melirik dengan genit ke arah Tara Jiang.     

"Dasar kau memang laki-laki paling buruk dan mesum sedunia. Apa otakmu hanya berisi cara menikmati wanita saja. Aku doakan semoga kau penyakitan dan tersiksa selamanya." gumam Tara jengkel. Meskipun pada dasarnya ia tak jauh berbeda dengan Jonatan, tetapi ia paling tidak suka jika ada laki-laki yang memuji Saudarinya di depannya.     

"Ha..ha...apa kau cemburu sayang? Haiist....haruskah kau berdoa sesadis itu tentangku. Jika aku sakit kau juga akan rugi. Siapa nanti yang akan menemanimu bersenang-senang. Tenanglah, aku hanya bercanda. Bagiku kamu yang paling cantik dan cocok denganku saat ini." Jawab Jonathan dengan tersenyum terkekeh. Lagi-lagi laki-laki tampan ini berhasil mempermainkan emosi wanita cantik ini. Itu berarti Tara masih bisa ia kendalikan seperti biasanya dan masih memiliki perasaan kepadanya. meskipun mulut wanita cantik ini benar-benar sangat pedas ucapannya. Tetapi itu bukan masalah bagi Jonatan, selama ia masih bisa dimanfaatkan olehnya.     

"Ya! Saat ini dan jika aku sudah bosan, tentu saja aku akan mencari yang lain. Bagiku kau tak lebih dari para wanita pada umumnya, matre, dan hanya ingin kesenangan saja." Pikiran Jonatan.     

"Hah... dasar buaya kau. Sudahlah! Sebaiknya aku antarkan kau pulang ke apartemen milikmu. Kita bisa lanjutkan perbincangan ini dengan leluasa di apartemen milikmu." Kata Tara sembari berdiri beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Jonatan begitu saja menuju mobilnya. Berjalan lurus kearah pintu keluar cafe tanpa menoleh sedikitpun.     

"Hai...Sayang tunggu!" Teriak Jonatan sembari berdiri mengambil kartu kredit yang berada di dalam dompetnya untuk membayar tagihan makanan dan minuman mereka kepada pelayan. Setelah selesai barulah ia keluar menyusul Tara dengan membawa koper di tangannya menuju mobil Tara yang terparkir di depan cafe itu.      

Tara sudah menunggu Jonatan sambil berdiri di depan pintu mobil sports miliknya dengan menyandarkan punggungnya di pintu mobil.     

"Sayang...bisakah kau tidak seperti ini terus. Kau selalu meninggalkan aku, jika hatimu sedang jengkel" keluh kesah Jonatan atas perlakuan Tara Jiang.     

"Masa bodoh! Laki-laki seperti kamu ini memang pantas di perlakukan seperti itu. Sekarang cepat kau masuk ke mobil! Aku sudah capek. Jika kau masih saja bergumam seperti lebah, aku akan meninggalkanmu sendiri di tempat ini." Kata Tara sedikit mengancam kepada laki-laki di hadapannya itu.     

"Puh...baiklah" Jonatan memasukkan kopernya ke bagasi Kemudian ia masuk kedalam mobil untuk mengemudikannya menuju apartemennya.     

APARTEMEN JONATAN     

Sesampainya di apartemen mereka berdua langsung turun dari dalam mobil, Kemudian berjalan masuk ke dalam rumah Jonatan. Wanita cantik ini berjalan mendahului Jonathan dan menunggu nya sambil berdiri di depan pintu dengan menyandar di dinding.     

Jonathan mengeluarkan kopernya dari dalam mobil dan membawanya menuju pintu masuk apartemen di mana Tara sekarang sedang berdiri. "Kenapa tidak langsung masuk? "Candaan Jonathan kepada Tara yang berdiri di dekat pintu tanpa membawa kunci untuk masuk ke dalam.     

"Kau anggap aku ini apa? Hantu? Bagaimana mungkin aku bisa masuk jika pintunya masih terkunci? "Jawabnya ketus sambil cemberut.     

"Ha...ha... ternyata kau tidak membawa kunci cadangan apartemen ku ya hari ini? Pantas saja kau cuma bisa berdiri sampai jamuran di depan pintu." Jawab Jonatan sembari menertawakan Tara.     

"Sial kau ini. Cepat buka pintunya!" Perintah wanita cantik ini kepada Jonatan karena sudah lelah berdiri dengan memakai sepatu dengan hak tinggi.     

"Ya...ya...aku buka sekarang." Jawab laki-laki tampan ini sembari membuka pintu apartemennya. Kemudian keduanya masuk kedalam rumah.     

"Sayang...aku ke kamar dulu ya untuk menyimpan barang-barang ku ini. Apa kau ingin ikut?" Kata Jonatan sedikit menggoda. Ia tidak akan keberatan jika wanita cantik di depannya ini ingin melakukan sesuatu yang lebih dengannya saat ini. Meskipun capek, demi kesenangan apa saja ia bisa lakukan.     

"Tidak! Aku ingin menonton televisi saja sambil makan camilan. Apakah kau ada makanan?" Tanya Tara.     

"Entahlah, kau cari saja sendiri di dapur. Aku mau ke kamar dulu." Jawabnya.     

Jonatan berjalan lurus menuju kamar untuk meletakkan kopernya di kamar. Dia berjalan sendiri menaiki anak tangga dengan sedikit kecewa. Maksud hati ingin bersenang-senang, tetapi sepertinya Tara sedang tidak ingin bersenang-senang dengannya saat ini. Mungkin nanti ia bisa mencobanya lagi.     

----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.