CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

102. Kediaman keluarga besar Kim (2)



102. Kediaman keluarga besar Kim (2)

0Tiara naik keatas tempat tidur dan mulai merebahkan tubuhnya, dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Entah mengapa ia merasa sangat lelah, jelas-jelas ia hanya melakukan perjalanan dari villa ke kediaman keluarga besar Kim saja tanpa melakukan pekerjaan apa-apa.     

Tak berapa lama setelah itu, an an datang dengan membawa semangkuk Sedang sup yang masih panas Ke kamar Tiara sesuai dengan perintah Nyonya Kim.     

"Nona, ini sup nya" kata An an sembari meletakkan sup itu di atas meja dekat tempat tidur.     

An an melihat Tiara yang sedang tiduran diatas tempat tidur milik tuan mudanya. Ia sedikit terkejut, bagaimana bisa wanita cantik ini berani melakukan hal ini. Tapi sudahlah, ini mungkin karena perintah tuan besar tadi, karena selama ini tidak pernah ada satupun wanita yang berani menempati apa lagi tidur diatas ranjang tuan muda Yohan.     

*****     

Bremm...bremm...suara mobil yang baru saja datang dan berhenti tepat di depan rumah. seorang laki-laki tampan turun dari mobil dengan tergesa-gesa.     

Bruaakk...ia membanting pintu mobil dengan keras hingga tertutup sempurna. ia mulai berjalan dengan cepat, hampir setengah berlari. Yohan langsung masuk ke dalam rumah tanpa permisi dan tak menghiraukan siapapun yang ada di depannya, meskipun ada beberapa pelayan yang menyapanya.     

"Selamat datang tuan muda" sapa Seorang pelayan, namu Yohan hanya melewatinya begitu saja. Mata sang hanya tertuju kepada dua orang laki-laki dan perempuan yang tengah duduk santai di sofa ruang tamu.     

Dengan tidak sabar ia melangkahkan kaki mendekati keduanya.     

" Ma...Pa...dimana istriku?" teriaknya dengan nada sedikit meninggi. Matanya berselancar melihat ke beberapa sudut ruangan itu, namun tetap Tidak mendapati keberadaan Tiara.     

Melihat Yohan yang sudah panik mencari istrinya, kedua orang tuanya itu masih saja terdiam dan seakan memang sengaja melakukannya.     

Yohan masih saja terus berjalan mencari disekitar ruangan itu. Hemm...siapa lagi yang bisa lebih panik seperti itu daripada sang Presdir, ketika  tahu istrinya di bawa orang tuanya. bukan apa-apa, ia hanya takut jika mamanya belum bisa menerima kenyataan bahwa ia sudah menikah dan Tiara adalah istrinya dan juga takut jika kejadian di pesta kemarin terjadi lagi, istri dan calon bayinya hampir saja celaka.     

Sang presdir akhirnya menyerah juga dan berjalan mendekati kedua orang tuanya kembali, kemudian duduk di sisi sofa yang lain.     

Tuan dan nyonya Kim sudah menunggu kedatangannya sejak tadi. Mereka ingin tahu seperti apa reaksi putranya, jika istrinya tidak berada di dekatnya.     

"Hemm...yang di tunggu akhirnya datang juga" gumam Nyonya Kim.     

Tuan Kim dan nyonya Kim saling melempar pandangan, " Siap" katanya dengan kode kedipan mata, "Oke" Nyonya Kim mengedipkan sebelah matanya.     

Kim Yohan berusaha tetap tenang. Ia tahu ini adalah ulah kedua orang tuanya. Mereka sengaja melakukan ini untuk memberikan pelajaran kepadanya. ia berkata, "Ma...Pa...Dimana istriku?" Tanyanya sekali lagi.     

Yohan bisa saja pura-pura duduk dengan tenang, tetapi wajah paniknya tidak bisa ia sembunyikan dari kedua orang tuanya.     

" Kau...bertanya kepadaku? mana aku tahu, siapa istrimu dan dimana dia? Kapan kamu menikah? istri? Yang mana?" sindir Kim Haesu kepada putranya.     

Anak nakal, kamu harus di beri pelajaran. bagaimana menghargai kami sebagai kedua orang tuamu. Beraninya kamu menikah tanpa sepengetahuan kami. Tahu-tahu sudah mau memberikan kami cucu saja, gumamnya dalam hati.     

Tuan Kim cuma diam kali ini, ia menyerahkan semuanya kepada istri kesayangannya itu. untuk memberikan sedikit pelajaran penting untuk putra mereka, bukan jahat atau ingin menghancurkan pernikahan putranya. cuma ingin mengingatkan Kim Yohan, apa itu pentingnya sebuah keluarga dan bagaimana menghargai semua anggota di dalamnya.     

Dahi sang presdir mulai mengernyit dan terlihat emosi mulai naik lagi, tetapi ia berusaha untuk mengendalikannya. Bagaimanapun yang di depannya adalah keduanya orang tuanya. Meskipun mereka usil dan menjengkelkan, tetap saja ia tidak bisa berkata kasar kepada mereka berdua.     

" Haiiiist...mama jangan bercanda! tentu saja istriku Tiara. siapa lagi? Alaen bilang...papa dan mama membawanya bersama kalian tadi?" Yohan mulai pusing, ia jelas sedang dipermainkan oleh kedua orangtuanya.     

Tuan dan nyonya Kim juga tidak mau mengalah begitu saja kepada putranya.     

"Istri siapa? kami cuma membawa wanita yang tinggal bersamamu saja. Sepertinya kami belum pernah membuat pesta pernikahan untuk putra kami? bukan begitu sayang?"  Kim Haesu melirik ke arah suaminya.     

" Hemm..ya, mamamu benar! Aku juga bingung, menantu yang mana?" Jawabnya.     

"Haist...kedua orang tuanya ini, benar-benar membuatku pusing" Gumamnya dalam hati. Yohan cuma bisa menepuk keningnya sendiri.     

Kim Haesu tidak mau mengakui begitu saja pernikahan Yohan dan Tiara, sebelum Yohan sendiri yang menceritakan secara detail kapan? mengapa? dan bagaimana? mereka berdua bisa menikah  tanpa sepengetahuan kedua belah pihak keluarga.     

" Ma...Pa! Aku tahu, aku salah karena menikah tanpa izin dari kalian berdua dan juga keluarga Jiang. Tetapi aku punya alasanku sendiri. Kapan aku menikah? itu sudah jelas tertulis di sertifikat pernikahan yang ada di tangan kalian. aku mohon, biarkan aku bertemu dengannya" sang presdir hanya menunduk dengan wajah memelas. Ia tak tahu dengan cara apa lagi ia harus membujuk orang tuanya, supaya mengizinkannya bertemu dengan Tiara.     

Tuan dan nyonya Kim masih saja terdiam dan tak menjawab perkataan Yohan.     

" Ma...aku benar-benar mencintainya, aku mohon...biarkan kami hidup bahagia bersama" Yohan terdiam sejenak, kemudian ia berjalan ke arah kedua orangtuanya dan duduk bersimpuh di depan keduanya.     

Ini adalah cara terakhir yang bisa Yohan lakukan.  ia tahu mamanya tidak akan membiarkan dia membawa Tiara pulang begitu saja.     

Senyuman tersungging di bibir nyonya Kim.     

"Yes... akhirnya, anak keras kepala ini menyerah juga. tinggal sedikit lagi, aku akan paksa kamu pulang balik ke rumah lagi" gumamnya dalam hati.     

"Sepertinya Tiara benar-benar sangat penting untuk Yohan, sampai- sampai gunung es sepertinya bisa mencair juga" pikir tuan Kim yang sedari tadi cuma mengamati dan mendengarkan percakapan anak dan istrinya.     

"Apa yang kalian inginkan sekarang?" tanya Yohan, demi bisa bertemu dengan Tiara. ia akan melakukan apa yang di minta orang tua, asal bukan untuk berpisah dengan istrinya saja. kalau itu jelas ia akan menolak.     

Haesu tersenyum begitu juga tuan Kim, Hemm... akhirnya kata-kata yang mereka tunggu keluar juga dari mulut putranya yang selalu menolak jika di minta pulang meski cuma beberapa hari saja.     

"Pulanglah dan tinggalah disini bersama kami." Kata Kim Haesu dengan tenang. Ia berdiri dan berjalan mendekati putranya.      

Nyonya Kim mengajukan syarat kepada putra kesayangannya itu, jika ia ingin bertemu dengan istri kesayangannya.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.