CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

109 Asisten Steve yang mewakili



109 Asisten Steve yang mewakili

0Setelah beberapa jam tertidur, Jonathan sudah terbangun perutnya terasa lapar dan minta untuk diisi. Ia berjalan keluar kamarnya untuk mencari restoran terdekat.     

Setelah selesai makan malam, Jonathan kembali ke hotel dan memasuki kamarnya. hari ini ia tidak ingin pergi kemanapun ataupun berjalan-jalan ia hanya ingin beristirahat semalaman, supaya tubuhnya merasa segar dan bisa berangkat pagi-pagi ke lokasi proyek.     

KEESOKAN PAGINYA.     

Setelah bangun tidur Jonatan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan menyegarkan tubuhnya. Ia sudah tidak sabar melihat hasil pembangunan dari proyek yang ia tangani, meskipun itu belum selesai sepenuhnya. Bisa di katakan masih 30%, tetapi itu tidak menyurutkan niatnya untuk datang ke kota J, karena masih ada hal lain yang lebih menarik selain lokasi proyek.     

Beberapa saat kemudian, ia sudah selesai mandi dan keluar untuk berganti baju dengan rapi dan segera berangkat ke lokasi proyek. didalam mobil dia berfikir, " Hemm... dengan terjun langsung mengerjakan proyek ini, seharusnya aku akan sering bertemu dan berkomunikasi dengan Tiara karena ia adalah penanggungjawab proyek ini" senyum tipis menghiasi bibirnya.     

Jonatan bahkan sudah merencanakan apa yang harus ia lakukan saat bertemu dengan wanita cantik mantan tunangannya itu.     

"Hemm...aku sudah menyiapkan hadiah khusus untuk Tiara. Ia pasti akan menyukainya." Pikir Jonatan sambil melirik ke arah bungkusan kado kecil yang berada di dalam paper bag di dalam mobilnya.     

Baginya jika proyek ini yang bertanggung jawab adalah Tiara, maka ia akan lebih mudah memanfaatkan gadis polos dan lugu itu sekali lagi. bagaimanapun ia sudah paham kelebihan dan kelemahan Tiara, sejak ia bertunangan  dengannya selama 2 tahun terakhir.     

Setelah sampai di lokasi, ia langsung melihat sekeliling lokasi pembangunan dan sekaligus mengawasi secara langsung proses pembangunan serta melihat bagaimana para pekerja melakukan pekerjaannya.     

bagi Jonathan dan perusahaan JT Grup proyek ini sangat penting dan jangan sampai proyek ini ada kecacatan sedikit saja. Proyek ini adalah batu loncatannya menuju proyek-proyek besar lainnya. jadi hasilnya harus sempurna seperti yang ia inginkan.     

" Hemm...Bagus" gumamnya sesekali melihat proses pengerjaan pembangunan. ia masih melanjutkan berkeliling, jika tidak demi perusahaannya Mungkin ia juga tidak mau untuk turun langsung ke tempat berbahaya dan berdebu seperti ini.     

Tiba-tiba ada seorang yang menepuk pundaknya ketika ia sedang berkonsentrasi mengawasi para pekerjanya, "Direktur Lee" sapa laki-laki yang berdiri di belakang Jonatan.      

Jonatan membalikkan badannya dan Melihat siapa yang telah memanggil namanya. Laki-laki tampan yang masih muda Iya juga iya kenal.     

"Oh...Tuan Steve" ucapnya dengan sedikit heran dan terkejut, kenapa asisten pribadinya Yohan yang datang untuk melihat proses pengerjaan pembangunan bukan Tiara Jiang, Bukankah Tiara orang yang menjadi penanggung jawab proyek ini?. pikirannya sedikit melamun.     

Jonathan masih terdiam walaupun tubuhnys ada di depan asisten Steve, tetapi pikirannya sedang terbang ke tempat lain.     

Asisten Steve sedang memandang ke arah Jonathan yang sedang melamun.     

"Hey... direktur Lee, apa yang sedang anda pikirkan?" Tanya asistensi Steve sambil melambai-lambaikan tangannya di depan Jonatan wajah direktur JT grup itu.     

Jonathan segera merespon lambaian tangan asisten Steve dan meminta maaf.     

" Oh...maaf. saya sampai melamun karena terkejut melihat anda disini. seorang asisten Pribadi Presdir Kim sampai harus datang langsung ke tempat ini, bukankah seharusnya ibu Tiara?" Jonathan bertanya dengan sopan.     

Mendengar perkataan Jonathan, asisten Steve telah menyadari alasan dari sang presdir mengutusnya berangkat ke lokasi proyek untuk menggantikan ibu Tiara.     

'Orang ini benar-benar berharap yang datang itu ibu Tiara. Haiiiist...mana mungkin Presdir Kim yang cemburuan itu, bisa melepaskan istri kesayangannya bertemu dengan mantan tunangannya', gumamnya dalam hati.     

Asisten Steve segera menjawab pertanyaan dari direktur Lee.     

" Oh itu, ibu Tiara sedang kurang enak badan. jadi saya diminta presdir Kim untuk mewakilinya." Jelas asisten Steven memberikan alasan.     

Asisten Steve tersenyum manis seperti biasanya. Ia mengajak Jonatan mengobrol di tempat yang lebih aman dan nyaman, jika mereka mengobrol di lokasi pembangunan sangat berbahaya dan bisa saja terjadi kecelakaan sewaktu-waktu.     

"Direktur Lee, bagaimana jika kita mencari tempat untuk minum kopi bersama" asisten Steve menawarkan kepada Jonatan.     

"Hemm...ide yang bagus. aku rasa di dekat sini ada sebuah cafe" jawab Jonatan yang menyetujui usulan asisten Steve.     

keduanya kemudian berjalan meninggalkan lokasi pembangunan menuju mobil masing-masing, untuk menuju ke cafe terdekat.     

sesampainya di cafe, keduanya duduk dan saling mengobrol tentang proyek ini dengan santai tapi serius. sesekali bercanda untuk sekedar berbasa-basi supaya terlihat akrab dan bersahabat. satu jam sudah Jonathan dan assisten Steve membicarakan tentang pembangunan proyek hotel dan kerjasama antara dua perusahaan, asisten Steve kemudian pamit undur diri.     

" Baiklah, direktur Lee. Kami percaya anda akan melakukan yang terbaik" asisten Steve mengakhiri pembicaraan mereka berdua. Kemudian dia berdiri mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Jonathan.     

"Tentu saja, asisten Steve. perusahaan JT Grup adalah yang terbaik, perusahaan Lianxi Grup tidak akan menyesal menyerahkan proyek ini kepada kami"  Jonatan berdiri menyambut uluran tangan asisten Steve.     

Setelah membayarkan tagihan minuman kepada pelayan, keduanya kemudian berpisah karena Steve harus kembali ke kota S secepatnya dan Jonatan kembali lagi ke hotel tempat ia menginap Selama di kota J.     

Dreett... drettt... handphone Jonatan bergetar. Ia segera mengambil handphone miliknya yang berada di dalam saku celananya, kemudian menerima panggilan itu.     

"Hallo sayang, bagaimana disana?" Terdengar suara merdu dari wanita pujaannya sekaligus mantan calon kakak iparnya itu.     

"Puh" Jonatan menghela napas panjang, wanita ini benar-benar seenaknya sendiri. Jelas-jelas ia sudah mengatakan tidak ingin diganggu untuk beberapa hari ini, selama ia berada di Kota J.     

" Ada apa? Bukankah sudah ku bilang! jangan menggangguku beberapa hari ini! aku sedang sibuk" jawab Jonathan dengan sedikit kesal dan emosi.     

Ia masuk kedalam mobil, dan memakai earphone di telinganya kemudian menjalankan mobilnya menuju hotel, sambil terus berbicara dengan Tara Jiang selama perjalanan menuju hotel.     

'Sial... beraninya dia marah kepadaku' umpat Tara dalam hati.     

" Hey...kau ini sungguh tidak asyik, baru dapat proyek kecil begitu saja sudah melupakan aku. Apa kau lupa, kau mendapatkan proyek itu karena aku telah membujuk papaku untuk mundur dari tender itu. Jika tidak Kau pasti sudah tahu siapa yang akan menang." gerutunya kepada Jonatan, sambil mengingatkan jasanya kepada perusahaan JT Grup itu.     

" Bukan begitu sayang. Aku cuma sedang sibuk sekali disini. sudahlah, Aku capek! lusa aku sudah pulang. kita bisa bertemu nanti, aku sudah berada di kota S." kata Jonatan kemudian menutup telepon dari Tara.     

"Hey...Hallo...hallo sayang" Teriak Tara di dalam telepon. tut...tut...tut...suara sambungan telepon terputus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.