CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

781. Berdebat tidak ada gunanya



781. Berdebat tidak ada gunanya

0Restoran kota J     

Sang presdir yang baru saja sampai di restoran. Segera turun dari mobil.dan masuk ke dalam restoran itu untuk menunggu dokter yang merawat Jonathan. Ia ingin smengetahui lebih detail keadaan jonathan yang sesungguhnya. Jadi, Yohan juga bisa mengambil langkah selanjutnya. Meskipun ia tahu, bahwa Jonatan jelas akan menerima hukuman yang setimpal atas kejahatannya.     

Sekarang saja jonathan sudah mendapatkan balasan atas kejahatannya dengan kehilangan salah satu kakinya. Meskipun sebenarnya Yohan tidak berniat membuat rival cintanya itu menjadi cacat untuk selamanya. Semuanya kejadian kecelakaan itu di luar kendali Yohan dan terjadi begitu saja. Yohan hanya ingin menggiring Jonatan tertangkap pihak berwajib saja, dan menjalani hukuman sebagaimana mestinya. Tetapi jonathan sendirilah yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi.     

Sang presdir memesan makan siang sekaligus sarapan paginya. Di kediaman Kim, sang presdir dan Istrinya bangun terlambat hari ini. Mengingat menjelang pagi Yohan dan Tiara baru bisa tidur karena Yohan kemarin baru pulang dari kota J sekitar jam 3 pagi. Sedangkan Tiara juga terjaga hingga pagi karena mereka tidak tenang dan khawatir suaminnya belum pulang tanpa kabar apapun.     

Beberapa saat kemudian makanan yang di pesan oleh Yohan telah di sajikan oleh pelayan. Tetapi dokter itu tidak kunjung juga datang, sampai sang presdir menyelesaikan makanannya.     

Doni dan beberapa bodyguard yang berdiri di samping sang presdir. Yohan yang baru saja selesai makan membersihkan bibirnya dengan tisu.     

"Doni, berapa lama lagi Dokter itu akan datang?" Tanya sang presdir kepada bodyguardnya itu.     

Doni segera menelepon anak buahnya yang masih berada di lokasi rumah sakit. Ternyata dokter itu sangat sibuk hari ini, sehingga tidak bisa untuk menemui sang presdir.     

"Presdir, dokter itu sedang ada keadaan darurat di rumah sakit. Jadi, ia tidak bisa datang untuk menemui anda." Jelas Doni kepada Yohan.     

"Baiklah, katakan kepadanya. Aku akan menunggunya hari ini selama 24 jam di hotel Rosemary." Kata sang presdir kepada Doni untuk di sampaikan kepada anak buahnya dan kepada dokter yang merawat Jonatan. Intinya Yohan ingin bertemu dengan dokter itui hari ini juga, apapun caranya. Yohan tidak akan memberikan celah sedikitpun kepada Jonatan dan komplotannya untuk berbuat curang sekali lagi.     

"Baik, presdir." Jawab Doni yang segera menghubungi kembali anak buahnya itu untuk menyampaikan perintah sang presdir.     

Setelah Doni selesai menelepon. Yohan segera meninggalkan restoran itu dan menuju ke hotel yang ia sebutkan tadi, hotel Rosemary.     

Baru beberapa meter langkah kaki Yohan meninggalkan restoran itu, tiba-tiba terdengar suara handphone miliknya berbunyi. Itu adalah telepon dari Tiara. Yohan tersenyum manis, padahal baru saja wajah tampannya itu di tekuk dan merasa jengkel karena harus menunggu lama di restoran, sedangkan orang yang yang Yohan Tunggu ternyata tidak bisa datang.     

"Hallo, sayang. Ada apa? Apa kau sudsh merindukanku?" Tanya Yohan yang mulai narsis dan genit Seperti Biasanya. Hatinya merasa sangat bahagia, ketika melihat layar handphonenya bertuliskan nama Istrinya yang melakukan panggilan telepon. Baru kali ini Tiara menelepon suaminnya, Setelah mengalami amnesia.      

"Tidak! Tidak sama sekali. Aku hanya ingin mengatakan, kalau aku ingin bekerja lagi di kantor bersamamu. Bukankah kau ingin aku mengingatmu dengan cepat, mungkin cara ini akan membantu." Kata Tiara memberikan alasannya kepada Yohan, mengapa ia ingin kembali ke perusahaan.      

"Sayang... Aku tahu itu bagus. Tetapi kau belum benar-benar sehat. Lagipula putra kita lebih membutuhkan mu sekarang. Aku bisa bersabar untuk menunggumu mengingatku, asalkan kau dan anak kita sehat dan bahagia, bagiku itu sudah lebih dari cukup." Kata Yohan yang belum bisa mengizinkan Tiara untuk kembali keperusahaan Seperti dahulu. Meskipun yang dikatakan oleh Tiara memang ada benarnya.     

" Aku tahu itu. Mungkin tidak sekarang, 2-3 bulan ke depan. Biasakan kau mengaturnya untukku? Tenang saja, aku hanya akan mencobanya beberapa hari saja." Kata Tiara yang mencoba sedikit merendah demi mengambil hati Yohan untuk mendapatkan izin dari suaminya itu untuk bekerja kembali.     

"Entahlah, aku akan memikirkan hal ini terlebih dahulu. Aku tidak bisa memutuskannya sendiri. Kau juga harus meminta izin dan pertimbangan dari mama dan papa nanti." Kata Yohan kepada Tiara. Semua tidak bisa ia putuskan begitu saja, tanpa membicarakannya dengan papa dan mamanya terlebih dahulu, karena semua ini berhubungan dengan anak mereka berdua yaitu baby Kim Tan yang masih membutuhkan ASI secara eksklusif dari Tiara.     

"Kenapa harus izin ke mama dan papa? Bukankah kau sebagai suamiku sudah cukup?" Tanya Tiara yang kepada Yohan. Sebenarnya, Tiara sendiri juga tidak berani melakukannya. Mengingat kalau ia belum terlalu mengenal papa dan mama mertuanya dengan baik. Tetapi kalau dengan Yohan, tentu wanita cantik ini  akan berani untuk mengungkapkan keinginannya. Berbeda jika kepada papa dan mama mertuanya, Tiara ada ragu dan tidak percaya diri untuk melakukannya.     

"Karena mereka juga papa dan mamamu, sayang. Mereka sangat menyayangi mu dan putra kita. Tentu keputusan sebesar itu tidak akan mudah di kabulkan oleh mereka. Ya itu semua tergantung bagaimana kamu bisa membujuk keduanya. Aku percaya, kau bisa melakukannya. Seperti dahulu yang kau lakukan. Oh, ya. Aku masih banyak urusan hari ini, mungkin malam ini aku tidak pulang. Jangan menungguku. Tidurlah lebih awal." Kata Yohan berpesan kepada istrinya, supaya Tiara Tiara tidak terjaga sampai pagi seperti kemarin malam. Hanya untuk menunggunya pulang, meskipun Tiara tidak akan pernah mengakui hal itu.     

"Puh... Kau terlalu percaya diri. Siapa juga yang akan menunggumu?! Terserah saja kau mau pulang atau tidak, aku tidak perduli. Kemarin aku hanya insomnia saja." Kata Tiara kepada yohan. Wanita cantik ini dengan keras kepala membantah Semua perkataan Yohan soal dirinya. Padahal, Yohan dengan jelas mendengar semua cerita itu dari bibi Sue.     

"Baiklah kalau begitu, aku tutup dulu teleponnya." Kata Yohan yang segera mengakhiri obrolannya dengan Tiara, karena jika obrolan itu di lanjutkan, yang ada mereka pasti akan bertengkar. Tiara yang keras Kepala tidak akan mundur dengan keinginannya begitu saja, Sampai Yohan mengalah dan mengabulkan keinginannya.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.