CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

770. Bibi Sue yang cantik dan berpengalaman



770. Bibi Sue yang cantik dan berpengalaman

0Yohan hanya tersenyum saja, mendengar sahabatnya itu berkata bahwa semua itu adalah serius. Sejak kapan glen pernah serius dengan hal seperti itu? Hal ini pasti hanya akal-akalan Glen saja untuk memancing emosinya saat ini dan mencari alasan untuk kabur.     

" Tenang nanti akan aku minta bibi Sue ke kamarmu." Jawab Yohan dengan masih begitu tenang menghadapi celotehan dokter Glen yang sejak tadi berusaha memancing emosinya. Tetapi kenyataannya bukan Yohan yang terpancing untuk marah, malah dokter Glen sendiri yang sedari tadi mengomel karena jengkel dengan Yohan.     

 Dokter Glen hanya bengong mendengar perkataan Yohan yang tidak kalah konyol dengannya itu.     

"Sialan kamu ini! Kau mau aku tidur dengan nenek-nenek." Kata dokter Glen memprotes sambil cemberut dan menggerutu kepada Yohan. Jelas-jelas yang dokter Glen minta wanita cantik, ya... Mungkin setidaknya Emelly, ini malah kepala pelayan Sue yang usianya lebih tua dari mamanya Yohan sekalipun.     

"Puff" Doni yang mendengar percakapan antara sang presdir dan dokter Glen hanya bisa menahan tawa saja. Ia sama sekali tidak menyangka, jika sang presdir memiliki jiwa humoris yang lumayan bagus juga. Bahkan dokter Glen saja yang merupakan sahabat baiknya sejak kecil juga tidak luput dari keusilannya.     

"Salahnya dimana? Kau tadi cuma mengatakan wanita cantik saja dan kirim ke kamarmu. Bagi ku bibi sue itu cantik dan sangat berpengalaman. ia pasti bisa untuk menina bobo kan monyet nakal Seperti mu itu. ha... Ha...." Kata Yohan yang hanya tertawa dan menyindir halus sahabatnya yang masih jomblo itu.     

Kalau dokter glen mau tidur dengan wanita cantik. Ya, segera menikah saja. Bukan malah minta kepada Yohan untuk menyediakan wanita cantik itu. Jangankan menyediakan wanita untuk sahabatnya. untuk dirinya sendiri saja, Yohan tidak pernah melakukannya. Meskipun ada banyak wanita yang dengan rela akan datang dengan sendirinya kepada laki-laki tampan ini ataupun sahabatnya itu tanpa di bayar sekalipun.     

"Puh... Kau memang gila dan raja tega. Sudahlah, percuma juga berbicara denganmu." Kata dokter Glen yang mulai merajuk di dalam hatinya karena jengkel. Akhirnya dokter tampan ini yang mengakhiri telepon itu terlebih dahulu.     

Yohan sama sekali tidak tersinggung dengan kata-kata dokter Glen. Yang paling penting baginya saat ini adalah sahabatnya itu bisa ia gunakan untuk alasan pulang dan menghindari banyak pertanyaan dari keluarganya, khususnya Tiara. Selebihnya, terserah dokter Glen mau melakukan apa saja saat tiba di kediaman Kim nanti.     

---------------     

Kediaman keluarga besar Kim     

Hujan deras malam ini membuat Tiara sudah untuk tidur dengan nyenyak. Wanita cantik ini hanya bisa membolak-balikkan badannya, sambil berguling ke kanan dan ke kiri karena Sulit untuk memejamkan matanya. Pikirannya terbang melayang, menebak-nebak apa yang sedang dilakukan oleh suaminya saat ini. Apalagi Yohan saat berangkat tadi hanya mengatakan, jika ia akan berangkat ke kantor. Tetapi kenyataannya sampai dini hari seperti ini suaminnya itu tidak kunjung pulang juga.     

"Kemana dia sebenarnya? Sedang apa saja di kantor Sampai pagi seperti ini?" Kata Tiara yang menggerutu sendiri dengan jengkel di dslam hatinya.     

Padahal, saat Yohan sedang berada di rumah. Tiara juga tidak pernah memperdulikannya. Bahkan lebih sering mengusir Yohan agar tidak menjaga jarak dan jangan dekat-dekat dengan Tiara. Tetapi sekarang, saat suaminya itu tidak pulang dan Tanpa kabar. Entah mengapa hati Tiara merasa gelisah dan pikirannya menjadi negatif. Ada sebuah perasaan khawatir yang tidak bisa Tiara jelaskan dan mengerti. Tiba-tiba Tiara merasa takut kalau Yohan di luar sedang bersama wanita lain dan bermain serong di belakangnya.     

Tiara segera bangun dari tempat tidurnya dan benjalan mondar-mandir kesana-kemari di dalam kamarnya dengan hati yang Bingung. Di tangannya sedang menggendong  baby Kim Tan untuk mengalihkan perhatian dan pikirannya dari Yohan. Tetapi semakin melihat wajah putranya itu, Tiara justru semakin gelisah. Ingin rasanya Tiara mendatangi kamar papa dan mama mertuanya untuk bertanya, apakah di kantor tadi papa mertuanya itu bertemu dengan Yohan? Jika benar papa mertuanya itu bertemu dengan suaminnya. Tiara ingin bertanya, pekerjaan apa yang begitu penting. Hingga membuat Yohan lupa untuk pulang.     

Tiara berjalan keluar kamarnya dengan menggendong Kim Tan di kedua tangannya.     

Satu tangannya sudah menegang handle pintu dan siap untuk membuka pintu itu dan menuju ke kamar sang papa mertua. Tetapi sekali lagi hatinya bingung. Sepertinya hal seperti sangatlah tidak sopan, jika dini hari seperti ini ia mengetuk kamar papa dan mama mertuanya yang mungkin sudah tertidur pulas. Tetapi di sisi lain, Tiara bingung dan penasaran dengan keberadaan suaminnya saat ini.     

"Sayang... Apa yang harus mama lakukan?" Kata Tiara sambil melihat, kemudian mencium kening putranya. Meskipun Tiara belum mengingat kenangan antara dengan Yohan sepenuhnya. bukan berarti ia akan rela begitu saja, jika Yohan memiliki wanita lain di luar sana. Bagaimanapun laki-laki itu adalah papa dari putranya. Sudah selayaknya, jika kemanapun Yohan pergi atau pulang terlambat. Setidaknya memberikan kabar kepada Tiara sebagai istrinya. Buka menghilang tanpa kabar seperti ini.     

"Nyonya muda, mengapa anda berdiri di luar kamar Seperti ini? Apakah ada yang nyonya muda butuhkan? biar saya ambilkan." Kata Bibi Sue yang kebetulan keluar dari kamarnya untuk mengambil sesuatu di dapur.     

"Oh, tidak ada. Aku hanya tidak bisa tidur saja." Kata Tiara kepada bibi Sue. Tidak lama kemudian terdengar suara baby Kim Tan yang menangis karena haus, sehingga membangunkan beberapa orang di rumah itu yang mendengar suara tangisannya.     

"Oekk.... Oekkk..."      

"Sayang... Haus ya? Jangan menangis. Cep.. cep..." Kata Tiara yang berusaha menenangkan putranya yang sednag mennagis itu.     

"Bibi Sue... Maaf, tidak bisa menemani bibi mengobrol. Sepertinya Kim Tan haus. Saya masuk ke kamar terlebih dahulu." Kata Tiara yang membuka pintu kamarnya kembali, kemudian masuk kedalam kamar dan membiarkan pintu itu terbuka begitu saja.     

Tiara segera memberikan ASI. Kedua mata Tiara tidak henti-hentinya menatap kerah jarum jam yang sedang berputar setiap detiknya. Setiap detik dan menit berlalu begitu saja. Sekarang jam itu sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Tetapi Yohan tak kunjung pulang juga.  Baby Kim Tan yang sudah selesai minum ASI, kembali tertidur lelap dipangkuan Tiara.     

"Nyonya Kim yang tadi sempat mendengar cucunya itu menangis, segera bangun dari tempat tidurnya. Ia kemudian keluar kamar dan berjalan menuju kamar Yohan dan Tiara. Nyonya Kim hanya inginkan memastikan saja, kalau cucunya itu baik-baik saja.     

Sesampainya di depan kamar Yohan dan Tiara. Nyonya Kim melihat pintu kamar itu terbuka dan Tiara sedang duduk memangku baby Kim Tan yang sedang tidur dengan mata mengantuk dan hampir tertidur.     

Nyonya Kim segera berjalan masuk ke dalam kamar putranya itu dan mengambil baby Kim Tan dari pangkuan Tiara. Sungguh berbahaya, jika Tiara tanpa sadsr tertidur. Baby Kim Tan bisa saja jatuh ke lantai nanti.     

Tiara Seketika tersentak dan begitu terkejut karena mengira putranya itu akan jatuh. Sehingga dengan cepat wanita cantik ini memegang erat Kim Tan dengan mata yang yang terbuka lebar. Tetapi putranya itu sudah tidak ada di pangkuannya. Tiara sangat terkejut, ketika melihat mama mertuanya telah berdiri tegap di hadapannya sambil menggendong Kim Tan.     

"Mama..." Kata Tiara yang sama sekali tidak mendengar langkah kaki Nyonya Kim memasuki kamarnya.     

"Sayang... Istirahatlah. Biar Kim Tan bersama mama." Kata Nyonya Kim yang berjalan menuju tempat tidur bayi milik cucunya itu, untuk menidurkan Kim Tan.     

"Terimakasih, mama." Kata Tiara yang bersiap merebahkan tubuhnya untuk beristirahat. Tetapi disaat ia akan memejamkan matanya. Tiba-tiba ia mendengar suara mobil yang baru saja datang. Tiara dengan cepat membuka kedua matanya kembali dan bangun dari tempat tidur. Ia melihat mama mertuanya sudah meninggalkan kamarnya dan menutup rapat pintu kamar itu.     

Tiara berjalan menuju balkon kamarnya, untuk melihat siapa yang baru saja datang. Wanita cantik ini melihat sosok tegas memakai jas hitam yang masih terlihat rapi dan seorang lagi memegang payung untuk mereka berdua supaya tidak basah. Sedangkan satu orang lagi baru keluar dari mobil di belakangnya dengan pakaian lebih santai. Hanya kemeja berwarna biru dengan bawahan celana berwarna putih dan memegang payung sendirian. Ketiga laki-laki itu mulai melangkahkan kakinya menuju teras Kediaman Keluarga Kim.     

"Itu Yohan. Dengan Siapa ia pulang?" Tanya Tiara yang tidak terlalu jelas melihat wajah dua laki-laki yang pulang bersama dengan suaminnya. Tetapi yang berteduh di bawah satu payung dengan suaminnya, itu mungkin asisten steve atau bodyguard suaminnya. Tetapi laki-laki yang di belakang Yohan, Tiara belum bisa memastikan siapa itu? Itu seperti dokter glen.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.