CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

769. Biarkan saja ia pergi ke neraka



769. Biarkan saja ia pergi ke neraka

0Sesampainya di lokasi kejadian. Doni, sang presdir maupun dokter glen sudah tidak mendapati Jonatan ada di lokasi kejadian kecelakaan. Jonatan sudah di bawa ke rumah sakit terdekat dengan lokasi kecelakaan. Begitupun mobil di gunakan Jonatan, truk dan beserta sopirnya sudah di amankan.     

Para bodyguard sang presdir segera menghampiri bos besarnya itu, ketika mengetahui bahwa sang presdir dan Doni sudah tiba di lokasi.     

"Bagaimana keadaan Jonatan?" Tanya sang presdir yang sejak tadi sudah penasaran sepanjang perjalanan.     

"Direktur Lee sudah di bawa ke rumah sakit terdekat. Keadaannya sangat parah." Kata bodyguard yang berada di lokasi itu melaporkan kepada Doni dan juga sang presdir yang masih duduk diam di dalam mobil karena di luar kebetulan sedang hujan lebat.     

"Ke rumah sakit mana dia di bawa? Kenapa kalian hanya bengong di tempat ini dan tidak mengikutinya. Apa yang kalian tunggu di tempat ini? Aku meminta kalian mengawasi jonathan, bukan mobil rongsokan." Kata sang presdir yang tidak merasa puas dengan hasil kerja dan laporan yang di berikan oleh para bodyguardnya itu.     

Bodyguard itu hanya menundukkan kepalanya yang sedang memakai mantel hujan yang sudah basah kuyup.     

"Anton dan John sedang mengikuti mobil ambulance yang membawa direktur Lee ke rumah sakit, presdir." Jawab bodyguard itu dengan cepat, sebelum sang presdir bertambah marah.      

Ekspresi wajah sang presdir tidak banyak mengalami perubahan, tetap merasa tidak puas. Tetapi setidaknya emosinya sudah berkurang.     

" Bagus. Kabarkan kepadaku segera, ketika kalian mendapatkan informasi terbaru soal Jonatan." Kata sang presdir dengan wajah datar dan dingin kepada bodyguard itu.     

Yohan memutuskan untuk pulang ke dikediaman Kim segera. Ia hanya merasa kalau Tiara pasti akan sangat khawatir, jika ia tidak pulang sampai tengah malam seperti ini. Hmm... Mungkin lebih tepat di sebut pagi, karena jam tangan sang presdir sendiri sudah menunjukkan pukul 2 dini hari.     

"Doni, antarkan aku pulang." Kata sang presdir memberikan perintah kepada bodyguardnya. Kali ini sang presdir akan menyerahkan Semua urusan tentang Jonatan kepada anak buahnya saja. Pada kenyataannya laki-laki itu sudah ada di tangan pihak kepolisian Seperti yang di inginkan oleh sang presdir. Mau dia masih hidup ataupun mati nantinya. Jonatan akan tetap masuk ke jeruji besi atau ke neraka saja sekalian. Sang presdir juga sudah tidak perduli, karena Yohan melihat sendiri seberapa parah mobil milik Doni hancur bangian depannya. Tentunya nasib Hinata tidak akan jauh berbeda dengan mobil itu.     

"Baik bos." Kata Doni yang langsung melajukan mobilnya meninggalkan tempat kecelakaan itu, begitu juga dokter Glen yang mengikuti di belakangnya dengan mobil miliknya.     

Sang presdir menelepon dokter Glen yang sedang mengendarai mobil di belakangnya. Hanya untuk mengajak sahabatnya itu pulang ke kediaman Kim dan menginap disana hari ini. Jelas semua ini hanya sebagai alasan sang presdir saja untuk bisa pulang dengan aman tanpa ada harus di curigai oleh Istrinya ataupun Keluarganya yang lain.     

Yohan juga tidak mungkin menceritakan kepada mereka, bahwa ia baru saja membuat si brengsek Jonatan itu meregang nyawa di jalanan, atau melakukan sedikit hal licik untuk membalas kelicikan dan kejahatan sang mantan kekasih dari istrinya Kesayangannya itu.      

Pertanyaannya, apakah Tiara masih ingat dengan laki-laki yang bernama Jonatan itu? Selama ini Istrinya itu sangat tertutup dan jarang menceritakan hal yang Tiara ingat atau tidak ingat. Yang di ketahui sang presdir selama ini hanya Istrinya itu sedang tidak ingat kepadanya. Tetapi bukan berarti Tiara tidak  mengingat hal lainnya di masa lalu.     

Hal ini juga sedikit mengganggu perasaan Yohan selama ini. Bagaimana jika Tiara justru mengingat masa-masa indahnya bersama dengan Jonatan? Bukankah itu akan membuat sang presdir tampan ini semakin jauh dari Istrinya? Hal ini juga yang membuat Yohan sangat berhati-hati dan tidak membiarkan Tiara untuk bertemu dengan Jonatan dan berusaha mengulangi semua hal yang berkaitan dengan kenangan mereka saja.      

"Hallo, Glen. Bisakah kau pulang bersamaku sekarang?" Kata Yohan kepada sahabatnya itu di dalam telepon.     

"Tidak, aku ingin istirahat hari ini. Aku tidak mau lagi ikut ke dalam permainan berbahaya mu itu." Kata dokter Glen menolak secara tegas permintaan Yohan.     

"Ini perintah! Aku tidak sedang tawar-menawar denganmu saat ini. Pulang dengan baik-baik, atau para bodyguard di belakang mobilmu itu yang berbicara." Kata Yohan yang sedikit memaksakan kehendaknya sekali lagi kepada dokter glen. Dokter Tampan ini selalu saja tidak ada pilihan lagi, selain mengikuti keinginan sahabatnya itu. Lagipula tidur dimana saja malam ini bagi dokter Glen juga sama saja. Ia akan tetap tidur sendiri di kamarnya, tanpa ada yang menemani.      

"Sial! Kau memang selalu saja memaksa. Baiklah, aku akan pulang ke kediaman Kim bersamamu. Bilang saja kau takut di omeli istrimu karena pulang pagi. Tetapi semuanya tidak ada yang gratis. Aku ada syarat untuk ini." Kata dokter glen yang mengajukan syarat untuk pulang bersama dengan Yohan dan melakukan mengambil bagian pada akting selanjutnya. Meskipun nanti ia hanya perlu menjawab "ya" pada setiap pernyataan yang di katakan oleh Yohan kepada Tiara ataupun orang lainnya di kediaman itu.     

"Katakan, apa yang kau inginkan?" Tanya Yohan yang selalu siap seperti biasanya untuk melakukan bapa yang diinginkan dokter glen, asalkan itu masuk akal saja. Yohan tahu, sahabatnya itu sangat konyol dan terkadang sedikit keterlaluan kalau bercanda.     

"Sediakan seorang wanita cantik di kamar ku malam ini. Hujan deras begini, bukankah sangat menyenangkan jika ada seorang wanita cantik yang memeluk kita saat tidur." Kata dokter Glen yangbyang masih sempat-sempatnya bercanda, di saat seperti itu.     

Yohan hanya bisa menepuk keningnya sendiri saat mendengar celotehan konyol sahabatnya itu. Wanita apa, dan dimana mencarinya dini hari seperti itu. Yang ada hanya kucing betina yang berkeliaran di jalan malam-malam.     

"Hei, monyet nakal! Kau masih saja gila. Kau pikir aku tidak bisa hanya menyediakan seorang wanita cantik saja untuk mu? Bahkan satu kebun binatang aku bisa datangkan malam ini untukmu." Kata Yohan yang tidak mau ambil pusing dengan ucapan dokter Glen. Ia tahu, kalau sahabatnya itu hanya bercanda saja.      

Bagi Yohan, Glen memang konyol. Tetapi sahabatnya itu bukan tipe laki-laki yang suka tidur dengan sembarang wanita begitu saja.     

"Haits... Aku serius. Sediakan, atau aku pulang ke kediaman HSIO saja." Kata dokter Glen yang masih saja mencoba untuk menguji kesabaran Yohan saat ini. Glen ingin tahu, Apakah sahabatnya itu akan benar-benar berani mendatangkan wanita penghibur ke kediaman Kim malam ini. Padahal kalaupun Yohan sanggup, dokter glen yang bakalan repot sendiri nantinya.     

*Dapatkah Yohan memenuhi syarat dari dokter glen?      

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.