CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

760. Merasa bersalah



760. Merasa bersalah

0Direktur Jerry Jiang hanya menundukkan pandangannya kepada dari Han Rui untuk menunjukkan rasa penyesalannya.     

"Han, aku minta maaf kepadamu atas perlakuanku tadi yang cukup keterlaluan. Maaf, aku salah paham kepadamu. Aku mengira kau laki-laki pengecut yang akan lari dari tanggungjawab. Tetapi ternyata aku hanya di permainkan oleh putriku. Tara benar-benar keterlaluan kali ini. Maaf telah merepotkan mu. Kau pantas untuk menikah dengan wanita yang lebih baik dari putriku itu." Kata direktur Jerry Jiang penuh penyesalan. Kali ini ia harus rela melepaskan laki-laki sebaik Han Rui untuk menjadi menantu di keluarga lain karena ia sudah tidak memiliki putri yang pantas untuk di sandingkan dengan pemuda tampan dan baik hati itu.     

Han Rui mengambil kursi dan duduk di samping tempat tidur direktur Jerry Jiang. Kemudian menggenggam erat tangan kanan papa Tara dan Tiara itu. Han Rui ingin menyampaikan keadaan Tara saat ini yang telah kehilangan bayinya karena terjatuh secara tidak sengaja oleh gerakan refleks dari Han Rui. Tetapi laki-laki tampan ini bingung harus memulainya darimana untuk menjelaskan hal itu. Ini sungguh sangat sulit bagi Han.      

Han Rui takut, jika ia akan fintuduh sebagai pelengkap calon penerus Keluarga Jiang. Meskipun Han benar-benar tidak sengaja melakukannya. Hal itu terjadi karena Tara yang memulainya dan memprovokasi Han Rui untuk bergerak melakukan penolakan yang berakibat fatal.     

"Direktur Jerry, sebenarnya disini saya yang harus meminta maaf." Kata Han Rui dengan wajahnya yang terlihat sedih dan bingung. Seolah ada beban berat yang tengah di pendam dalam hati dan sulit untuk diungkapkan.     

Melihat ekspresi Han Rui, direktur Jerry Jiang sedikit bingung. Bukankah seharusnya laki-laki tampan ini merasa senang karena kesalahpahaman diantara mereka sudah hilang dan Han juga tidak perlu menikahi Tara dan bertanggungjawab atas hal yang tidak pernah ia lakukan. Tetapi mengapa wajahnya justru terlihat sangat sedih dan kecewa? Jangan-jangan sebenarnya Han Rui Sebenarnya ingin menikahi Tara, atau ini hanya perasaan Jerry Jiang saja yang salah menafsirkan ekspresi wajah yang di perlihatkan oleh Han.      

"Tidak, apa yang sedang aku pikirkan? Sebaiknya aku tidak menebak-nebak lagi. Aku takut salah paham. Alangkah baiknya aku bertanya secara langsung kepada Han. Mengapa ia terlihat sedih dan bingung seperti itu?" Kata Jerry Jiang dalam hatinya. Setelah mempertimbangkan baik dan buruk menebak hal yang belum jelas.     

"Han, mengapa kau meminta maaf kepadaku. Kau tidak salah. Sudah selayaknya kau menolak Tara dan aku bisa mengerti tentang itu. Sudahlah jangan merasa bersalah seperti itu. Aku pasti akan menemukan ayah bayi itu nanti. Jikapun tidak, kami bisa mengurus dan membesarkannya dengan baik." Kata direktur Jerry Jiang yang menyangka, kalau Han Rui sedih karena merasa tidak enek hati telah menolak perjodohan yang telah lama di sepakati oleh kedua Keluarga itu.     

"Bukan masalah itu  yang membuat saya merasa bersalah." Kata Han Rui yang hanya sepotong-sepotong saja dan semakin membuat Jerry bingung dan penasaran.     

Jerry Jiang mengerutkan dahinya menunggu Han melanjutkan ucapannya dan menjelaskan apa yang ia maksud bukan masalah itu? Jika bukan Masalah pernikahan yang batal, lalu apa? Bukankah tadi mereka hanya membahas Sola itu? Atau mungkin masalah Perusahaan? Hmm... Rasanya tidak ada masalah di perusahaan mereka berdua. Hubungan kerjasama juga baik-baik saja dan berjalan lancar selama ini.     

"Katakan saja. Masalah apa? Kau tidak perlu sungkan lagi." Kata direktur Jerry yang sudah memberikan keleluasaan bagi Han untuk berkata jujur dan ia akan siap dengan apapun hal itu.     

"Direktur jerry, ini soal bayi yang ada di kandungan Tara. Bayi itu sudah tidak ada sekarang. Maafkan aku." Kata Han rui dengan menundukkan kepalanya penuh dengan penyesalan akan kesalahannya.     

Direktur Jerry Jiang merasa bingung. Bagaimana bisa bayi itu tidak ada? Memang apa yang terjadi dengan Tara dan dari mana Han mendengar berita itu?     

"Apa maksudmu? Tara sedang berada di rumah dan dia baik-baik saja. Darimana kau mendengar kabar burung itu?" Kata direktur Jerry yang justru hanya tertawa kecil mendengar kata-kata Han yang sungguh tidak masuk akal.     

"Direktur Jerry, saya tidak berbohong. Bayi itu sudah tidak ada. Nona muda Jiang mengalami keguguran." Kata Han Rui yang mulai menjelaskan kronologi kejadian yang dialami oleh Tara di perusahaan dan menyebabkan wanita cantik itu sampai terjatuh dan mengalami keguguran.      

Han Rui sudah tidak perduli lagi. Ia akan menerima apapun konsekuensinya. Jika Keluarga Jiang menyalahkan dirinya atas keguguran yang dialami oleh Tara.     

Direktur Jerry hanya menghela nafas kasar Sambil memejamkan kedua matanya menyesalkan hal yang terjadi. Tara benar-benar ceroboh. Meskipun bayi itu milik jonathan sekalipun dan Jerry tidak menyukai jonathan. Tetap saja bayi itu tidak bersalah dan ia juga tidak menginginkan hal buruk terjadi kepadanya. Tetapi semuanya telah terjadi dan nasi sudah menjadi bubur. Bayi itu sudah tidak ada karena kecerobohan Tara, bukan kesalahan Han Rui sepenuhnya. Jika Tara tidak memulai semuanya. Tentu hal itu juga tidak akan terjadi. Laki-laki di depannya ini hanya korban akal-akalan putrinya saja.     

Direktur Jerry Jiang tahu, Han Rui bukan laki-laki kejam seperti itu yang hanya untuk kepentingannya sendiri akan Dengan sengaja melenyapkan bayi yang tidak berdosa dan bahkan belum lahir ke dunia.     

"Dimana Tara saat ini?" Tanya direktur Jerry Jiang kepada Han Rui yang masih terdiam menunggu respon dari direktur Jerry Jiang. Tetapi kenyataannya laki-laki ini tidak mengatakan sepatah katapun kepada Han Rui soal permasalahan Tara.     

Han Rui mengangkat wajahnya memandang kearah direktur Jerry Jiang dengan bingung. Mengapa direktur Jerry Jiang sama sekali tidak marah atau menampar wajahnya. Padahal ia sudah membuat calon cucunya meninggal.     

"Di ruang sebelah. Dua ruangan sebelah kiri dari kamar ini." Kata Han Rui singkat.      

"Tolong ambilkan kursi roda di sudut ruangan itu untuk ku. Aku akan melihatnya." Kata direktur Jerry Jiang yang ingin memastikan sendiri keadaan Tara.  Direktur Jerry Jiang curiga ini hanya akal-akalan Tara lagi untuk menjebak Han Rui. Meskipun ia berharap, jika pemikiran ini salah.     

"Tetapi tubuh anda masih lemah. Bagaimana bisa saya membiarkan direktur Jerry kesana?"kata Han Rui yang tidak setuju dengan keinginan papa Tara itu.      

"Aku baik-baik saja, Kau lihat ini." Kata direktur Jerry Jiang untuk menghilangkan kekhawatiran Han Rui. Direktur Jerry Jiang bahkan bangun dari posisi tidurnya. Kemudian duduk bersandar di tempat tidurnya.     

"Baiklah, aku akan mengambilnya." Kata Han Rui yang terpaksa mengabulkan keinginan direktur Jerry Jiang Sebelum laki-laki tua melakukan hal yang lebih nekat lagi.     

Direktur Jerry Jiang segera turun dari tempat tidurnya dan duduk diatas kursi roda dengan bantuan Han Rui. Baru saja mereka akan meninggalkan ruangan itu. Sonya dan dokter, serta seorang perawat memasuki ruangan itu untuk memeriksa keadaan direktur Jerry Jiang.     

"Sayang... Kamu mau pergi kemana?" Tanya Sonya yang berjalan mendekati suaminnya yang sudah duduk diatas kursi roda dan Han Rui yang berdiri di belakang kursi roda itu.     

"Aku ingin jalan-jalan keluar. Disini sangat membosankan." Direktur Jerry Jiang yang berbohong kepada istrinya, supaya Sonya tidak panik dan khawatir jika mengetahui bahwa putrinya Tara ada di rumah sakit yang sama saat ini. Menurut direktur Jerry sekarang bukan waktu yang tepat untuk memberitahu Sonya soal keadaan Tara.     

"Tuan Jiang, anda masih perlu banyak istirahat. Silakan berbaring kembali. Biarkan saya memeriksa keadaan tuan sekarang." Kata sang dokter yang meminta perawat di belakangnya membantu direktur jerry Jiang untuk naik ke atas tempat tidurnya.     

"Puh... Kau ini melebih-lebihkan saja. Aku tidak apa-apa. Aku ingin pulang hari ini juga." Kata direktur Jerry Jiang kepada dokter yang sedang memeriksanya.     

"Tentu saja Tuan Jiang." Kata dokter itu sambil tersenyum manis, Setelah selesai memeriksa keadaan direktur Jerry Jiang.     

-------     

Disaat yang sama, Tara yang ada di ruangannya merasa sangat kesepian Seperti orang bodoh. Hanya bisa memandang ke sekeliling kamar itu tanpa ada satu orangpun yang berada di sampingnya saat ini.     

"Brengsek! Han Rui memang tidak punya hati. Aku sudah seperti ini juga, ia sama sekali tidak merasa bersalah sama sekali. " Kata Tara menggerutu sendiri. Jika Han Rui merasa bersalah atas keguguran Tara, tentu laki-laki itu saat akan menunggu di ruangan itu sampai wanita cantik ini siuman. Tetapi kenyataannya ruangan itu kosong tanpa ada orang sama sekali yang perduli kepadanya. Termasuk pegawai papanya yang mengantarkan mereka ke rumah sakit hati ini.     

Tara begitu marah dan berteriak-teriak seperti memanggil perawat untuk masuk ke dalam kamarnya.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. Perfect husband: the CEO's Sweet Wife     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.