CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

751. Pergi saja ke neraka



751. Pergi saja ke neraka

0Setelah satu jam perjalanan menuju gudang di luar kota. Sekarang Yohan dan asisten steve telah sampai di tempat yang sepi dan jauh dari keramaian itu. Maklum saja, itu hanya sebuah gudang tua yang lama tidak terpakai dan jarang sekali di kunjungi oleh orang lain.     

Baru menginjakkan kakinya di depan gudang itu saja. Suasana dingin sudah mulai menyeruak, bukan karena di tempat itu sedang musim dingin, atau baru saja hujan. Tetapi ekspresi wajah sang presdir yang sedang tadi tidak tersenyum sama sekali dan terlihat menyeramkan, membuat suasana tempat itu yang seharusnya panas dan Pengap. Menjadi dingin dan membeku seperti es.     

"Presdir, kita sudah sampai." Kata asisten steve yang tengah berdiri di depan sebuah ruangan gelap dan pengap di bawah tanah. Di tempat inilah Jonatan berada saat ini.     

"Buka, pintunya." Perintah sang presdir.     

Ceklakk.....      

Krieeetttt.... ngiring...     

Sebuah pintu yang terbuat dari besi tua itu terdengar sangat nyaring, ketika terbuka.     

Tak... Tak... Tak....     

Suara langkah kaki terdengar tengah mendekat kearah Jonatan. Setiap langkah itu, membuat jantung Jonatan terasa mau copot saja. Seolah semakin dekat langkah kaki itu kepadanya, semakin dekat pula ajal akan menjemputnya. Entah malaikat Maut mana yang tengah mendekat kali ini. Gerakan tubuhnya sudah terasa memberikan tekanan yang sangat hebat pada mental Jonatan.     

Srett...     

Langkah kaki itu tiba-tiba terhenti tepat di samping Jonatan, terdengar deru nafas kasar yang mendekat di telinganya. Suhu panas dan aroma parfum orang ini Jonatan Seperti pernah menciumnya. Itu adalah aroma parfum yang sering dipakai oleh Presdir Kim.     

"Pres-presdir Kim?!" Kata Jonatan dengan suara tergagap dan gugup. Ia hanya bisa menebak saja orang yang ada disampingnya. Mata Jonatan masih tertutup rapat dengan kain hitam hingga ia tidak bisa melihat apapun     

Ceklakk... Klakk...     

Terdengar seperti suara gerakan putaran sebuah pistol yang tengah diisi peluru di dalamnya.     

Jantung Jonatan berdetak dengan cepat. Tubuhnya mengeluarkan keringat dingin dan gemetar. Deru nafasnya membumbung terpacu dengan cepat. Semuanya terlihat jelas, bahwa laki-laki sekarang sedang gelisah dan ketakutan. Kursi kayu yang di duduki Jonatan pun ikut bergerak mengikuti gerakan tubuh laki-laki yang gemetar berlebihan.     

Tidak ada sebuah gerakan atau suara dari orang berdiri di sampingnya. Tetapi Jonatan bisa merasakan ada sebuah benda tumpul dengan lubang di ujungnya sedang menempel tepat di pelipis kanannya. Jonatan yakin itu adalah ujung sebuah pistol. Sepertinya hari ini ia benar-benar akan berakhir. Tetapi ini sungguh tidak adil, jika ia harus berakhir sendiri. Sedangkan Tara masih bisa hidup enak dan bersenang-senang di luar sana.      

"Presdir Kim... Aku mohon, jangan bunuh aku. Aku hanya melakukan perintah seseorang saja. Aku bahkan tidak berniat membunuh istrimu. Ini semuanya murni kecelakaan." Kata Jonatan mulai mengoceh sendiri dan membuat sebuah pengakuan, tanpa ada yang bertanya ataupun mengancamnya.     

Klakk...      

Gerakan pistol itu seperti telah di tarik pelatuknya dan siap melepaskan peluru panas yang siap menembus kepala Jonatan segera, jika sang pemilik pistol itu melepaskan pelatuknya sekarang.     

"Aku mohon, aku benar-benar tidak bersalah. Aku hanya melakukan apa yang di perintahkan oleh Tara. Dialah yang ingin Tiara lenyap dari dunia ini, sehingga ia bisa mendapatkan posisi di sampingmu. Kau tahu aku mencintai Tiara, jadi tidak mungkin aku menyakitinya." Kata Jonatan yang berusaha membersihkan namanya dan menyeret Tara dalam lingkaran hitam kejahatan ini.     

Jonatan terus menerus berbicara sendiri dan menyebutkan semua orang-orang yang terlibat atas kejahatannya kepada Tiara dan semuanya sudah terekam dengan rapi. Sekarang Yohan memiliki bukti yang kuat untuk melempar Jonatan ke jeruji besi. Tetapi sebelum itu ia akan memberikan pelajaran manis yang tidak terlupakan terlebih dahulu kepada manusia brengsek dan jahat seperti Jonatan, setelah itu satu-persatu orang yang terlibat dengannya.     

Jonatan sama sekali tidak tahu, jika yang berdiri disampingnya sejak tadi  bukanlah Sang presdir, tetapi Doni.  Sedangkan sang presdir masih duduk manis tepat di depan Jonatan saat ini dengan jarak sekitar 3 meter di depan Jonatan.     

Sang presdir memberikan isyarat kepada Doni untuk membuka penutup kepala Jonatan. Barulah saat itu jonathan bisa melihat tatapan mata Yohan yang seperti elang telah di penuhi dengan dendam dan amarah.      

Yohan berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekat kearah jonathan dengan kedua tangan yang sudah mengepal erat, seolah siap melayangkan tinju panas ke arah Jonatan. Hal ini membuat Jonatan panik dan berusaha kabur untuk menghindar. Tetapi bagaimana mungkin ia bisa melakukan semua itu, jika kaki dan tangannya tengah terikat.     

"Lepaskan ikatannya." Kata Yohan yang ingin menghajar Jonatan dengan cara yang adil dan seimbang yaitu satu lawan satu dengan tangannya sendiri.     

"Presdir Kim dengarkan aku. Aku benar-benar tidak berniat menyakiti istrimu." Kata Jonatan yang mulai berlari menjauh ke pojokan ruangan untuk menghindari Yohan.     

"Buk... Buk... Buk..."      

Yohan mulai menyerang tubuh Jonatan secara bertubi-tubi dari wajah Sampai perutnya dan dadanya.     

"Kau bilang tidak berniat menyakiti, tetapi kau berusaha membunuhnya." Kata Yohan yang seolah sudah mulai di rasuki amah yang tidak. Terkendali dan terus menerus memukul Jonatan sekeras dan sebanyak yang ia mampu.     

"Aargghh... Ahh.." teriak jonathan yang sekejur tubuhnya terasa patah tulangnya. Wajahnya yang tampan sekarang Sudah tak berbentuk lagi. Darah mulai bercucuran Seperti lotion yang tengah di oleskan merata diatas wajahnya. Hidung dan bibirnya mengeluarkan darah karena ada beberapa bagian yang robek.     

Jonatan berusaha untuk menghindar, bahkan juga melawan pukulan dari Yohan semampunya. Tetapi tetap saja tidak bisa menang melawan suami Tiara ini.     

"Tolong ampuni aku. Semuanya salah Tara Jiang. Wanita iblis itu yang memintaku mencelakakan Tiara." Kata Jonatan yang terus-menerus menerus meminta ampun kepada Yohan, supaya tidak di bunuh dan di lepaskan.     

"Cih! Mengampuniku?! Kau pikir aku bodoh? Apa kau juga berpikir mengampuni dan melepaskan istriku yang sedang hamil saat itu? kau giring mobilnya jatuh ke dalam jurang." Kata Yohan dengan mata merah dan di rasuki nafsu dsn amarah.     

Buk... Buk... Buk...     

"Ampun... Ampun... Lepaskan aku. Aku berjanji tidak akan menggangu hidupmu lagi dan memberikan pelajaran kepada Tara untuk membalas dendam atas kematian Tiara." Kata Jonatan yang berjanji kepada Yohan. Sepertinya laki-laki ini sama sekali tidak mengetahui kalau Tiara masih hidup sampai saat ini.     

"Melepaskan mu! Ha...ha... Ya, aku akan melepaskan dan mengantarkan mu ke neraka." Kata Yohan yang ters menerus memukuli Jonatan Sampai laki-laki mantan kekasih Istrinya itu sudah tidak bisa bangkit lagi dan tersungkur di lantai dengan keadaan setengah sadar.     

 "Tara Jiang... Kau memang wanita iblis! Bahkan saudarimu sendiri ingin kau habisi." Kata Yohan dalam hati sambil menggerakkan gigi-giginya dengan geram.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.