CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

734. Ayo mandi, Sayang...



734. Ayo mandi, Sayang...

0Keesokan harinya, Setelah semalaman berpikir keras dan tidak bisa tidur. Han Rui melangkahkan kakinya menuju uang makan untuk sarapan, sebelum akhirnya berangkat ke bandara kota J nanti.     

"Tuan muda, tadi ada Telepon dari seorang wanita yang mengatakan namanya adalah Tara Jiang, ia inginkan berbicara dengan tuan muda. Saya pikir masih terlalu pagi dan mungkin tuan muda masih istirahat. Jadi saya tidak berani mengganggu tuan muda. Nona itu berpesan, supaya tuan muda tidak lupa untuk bertemu dengan Papanya siang ini." Kata pelayan Han Rui kepada tuannya. Setelah sang tuan muda selesai sarapan pagi.     

Dengan wajah lesu dan malas, Han Rui pun menjawab. "Wanita ini benar-benar membuatku pusing. Baiklah, terimakasih." Tidak banyak kata-kata yang bisa laki-laki ini katakan mendengar nama Tara disebut saja, Han Rui sudah merasa pusing dan malas melakukan apapun. Tetapi ia memang harus tetap bertemu dengan direktur Jerry Jiang, supaya semua masalah ini cepat mendapatkan kejelasan dan rasa penasarannya juga terjawab.     

Han Rui meminta pelayannya untuk mengatakan kepada sopir pribadinya untuk menyiapkan mobil dan mengantarkan ke bandara kota J. Tidak banyak barang yang ia bawa karena memang tidak berencana untuk tinggal lama di kota S. Setelah urusannya selesai, Han Rui akan segera kembali ke kota J. Lagipula jarak tempuh perjalanan kita J ke kota S hanya satu jam saja menggunakan pesawat terbang.     

"Tuan muda, mobil anda sudah siap." Kata pelayan itu kepada tuan muda Han yang masih menunggu sambil duduk santai sambil bermain handphone untuk berkomunikasi dengan Sekertaris pribadinya, Sebelum berangkat ke bandara. Han Rui segera berjalan menuju mobilnya, Setelah selesai menelepon Sekertarisnya dan berangkat ke bandara.     

---------------------     

RUMAH SAKIT Dr. Glen     

 Pagi ini seorang suster sudah membawa air hangat dan kain halus untuk menyeka badan Tiara. Tetapi wanita cantik ini terlihat masih tertidur lelap begitu juga sang presdir yang setia sepanjang waktu menemani istrinya yang sedang sakit itu dengan tidur di sofa di dekat tempat tidur Tiara.     

Wajah tampan sang presdir tetap menawan dan terlihat mempesona, meskipun belum cuci muka dan mandi.      

"Tuan muda ini benar-benar tampan dan setia. Sungguh sangat mengesankan dan membuat iri para wanita yang melihat istrinya. Sudah kaya, tampan, setia dan sangat menyayangi istri dan anaknya." Gumam suster itu dengan suara pelan. Ia juga pasti tidak akan menolak memiliki suami seperti sang presdir, meskipun laki-laki itu tidak memiliki jabatan tinggi seperti laki-laki yang sedang ada di hadapannya saat ini. Semua wanita pasti memimpikan hal yang sama dengannya. "Hmm... hampir sempurna." Kata perawat itu sambil tersenyum, karena tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Tetapi ada sesuatu dari sang presdir yang tidak diketahui perawat ini, yaitu sifatnya yang posesif yang terkadang berlebihan.     

Ketika perawat itu berbalik badan dan berjalan menuju tempat tidur pasien. Sang presdir mulai membuka kedua matanya. Sebenarnya Yohan mendengarkan Semua kata-kata perawat itu dan hanya tersenyum.     

"Suster, letakkan saja air itu hangat itu di sana. Biar aku yang melakukannya." Kata Yohan dari yang sudah duduk sambil menatap perawat yang berdiri di dekat tempat tidur Istrinya.     

Perawat itu menoleh dan memandang sang presdir dengan tersenyum.      

"Ternyata tuan sudah bangun. Tidak apa-apa tuan, ini sudah tugas saya." Kata perawat itu menjawab dengan tersenyum dan semakin kagum dengan laki-laki muda di depannya itu.     

 Yohan berjalan mendekati dan bersiap untuk membasuh tubuh istrinya dengan Air hangat itu. Tetapi sebelumnya tentu ia akan membangun Istrinya terlebih dahulu supaya tidak terkejut.     

"Sayang, bangun. Waktunya mandi." Kata Yohan dengan lembut, sedangkan perawat itu hanya tersenyum dan berdiri di belakang sang presdir.     

Tiara membuka kedua matanya dan melihat suaminya yang selalu ia panggil laki-laki mesum itu sudah berdiri di hadapan dengan satu ember air hangat dan handuk kecil di tangannya. Mata Tiara terbelalak dan sedikit terkejut. Dengan refleks wanita cantik ini menutupi bagian tubuh sensitifnya dengan kedua tangannya.     

"Kau... Kau... Kau mau apa?" Tanya Tiara dengan sedikit gugup dengan rambut yang masih acak-acakan khas orang baru Bangun tidur yang belum sempat menyisir rambutnya.     

"Tentu saja aku mau memandikanku. Apa kau pikir aku mau memakanmu?" Kata Yohan sambil mendekatkan wajahnya mendekat kearah Tiara dan menggerakkan kedua alis matanya keatas dan ke bawah beberapa kali dengan genit. Yohan bahkan mengedipkan salah satu matanya tanpa malu-malu.      

Tingkah laku Yohan yang semakin genit ini membuat bulu kuduk Tiara berdiri. Bukannya tertarik, wanita cantik ini malah geli dan merinding.     

"Hii.. " pekik Tiara dengan berusaha menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari suaminnya. "Apa-apaan ini? Pagi-pagi buta sudah mesum dan genit minta ampun." Kata Tiara dalam hatinya.     

"Sudah, cepat buka pakaianmu. Biara aku lebih mudah melakukannya, atau jangan-jangan kau ingin aku sendiri yang membukanya untukmu." Kata Yohan yang sengaja menantang dan membuat Tiara tersipu Malu.      

Perawat yang berdiri di belakang Yohan cuma bisa tersenyum sambil mengelus dada. Ah, pasangan ini memang terlalu mesra untuk di lihat seorang jomblo seperti dirinya. Yang ada hati merintih dan iri cepat menikah.     

"Tuan dan nyonya. Saya permisi melanjutkan pekerjaan saya yang lain." Kata perawat itu yang tidak ingin menjadi nyamuk di dalam kemesraan keduanya.     

"Tu-tunggu, suster." Kata Tiara berteriak menghentikan langkahnya kaki perawat itu, supaya tidak pergi dari kamar itu dan meninggalkan Tiara dengan singa kelaparan dan butuh sarapan pagi yang menghangatkan tubuhnya.     

"Iya Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Kata perawat itu yang berjalan kembali mendekati Tiara.     

"Aku mau kau yang memandikanku. Aku tidak mau dia yang memandikanku, yang ada aku tidak jadi mandi nanti." Kata Tiara dengan wajah yang melas dan memohon untuk di selamatkan dari singa lapar yang merupakan suaminnya sendiri.     

"Puff... Nyonya, tuan sangat baik dan perhati. Saya saja sampai iri. Kenapa Nyonya menolak? Ini sangat romantis dan menyenangkan." Kata perawat itu yang hanya menertawakan keinginan Tiara yang terlihat lucu. Aneh saja bagi perawat itu, ketika seorang istri menolak perhatian yang begitu spesial dari suami setampan sang presdir.     

"Emm.... Itu.... Itu... Itu karena..." Kata Tiara yang bingung untuk menjelaskan alasannya menolak Yohan saat ini. Lagipula memang tidak seharusnya masalah pribadi keluarganya diketahui oleh orang lain. Sebenarnya Tiara bukan bermaksud menolak, tetapi hanya Belum siap saja.     

*Apakah Yohan kali ini akan mengalah dan membiarkan suster yang memandikan istrinya, atau meminta suster itu pergi dari kamar itu segera?     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS.      

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.