CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

621. 621. Apakah kau masih akan mengusirku?



621. 621. Apakah kau masih akan mengusirku?

0Yohan menunggu tanggapan dari asisten mu setelah laki-laki itu mengetahui kebenaran bahwa Yohan adalah suami dari Tiara.     

"Kau sudah tahu siapa aku dan hubunganku dengan tiara. Apakah engkau masih berniat untuk mengusirku dari ruangan ini?" Kata yohan sedikit menyindir kepada asisten Mo. Karena sejak asisten Mo seolah meminta snag presdir ini untuk segera kembali ke kantornya. Asisten m sebenarnya hanya tidak ingin merepotkan terus dikirim lebih lanjut saja, sama sekali tidak ada maksud untuk mengusirnya dari ruangan itu.     

"Apakah presdir bercanda?" Kata asisten Mo yang masih tidak percaya dengan pengakuan Yohan. Apalagi tiara sendiri belum mengakui sang presdir perusahaan Lianxi grup itu sebagai suaminya. Meskipun hubungan mereka terlihat begitu mesra, tetapi asisten Mo tidak bisa percaya begitu saja.     

"Apakah kamu merasa aku sedang bercanda?" Kata yohan dengan serius.     

"Sepertinya presdir sedang tidak bercanda. Jadi, presdir kim benar-benar suami nona Tiara. Syukurlah, hatiku sangat lega mengetahui ada seorang laki-laki yang dapat melindungi nona tiara." Kata asisten Mo dalam hati. Selama ini asisten mo merasa khawatir kepada tiara yang tidak ada kabar sama sekali setelah hari pernikahan yang gagal itu, terakhir kali asisten Mo mendengar bahwa tiara bekerja sebagai sekertaris di perusahaan Lianxi grup milik presdir Kim. Tetapi siapa yang menyangka, jika sekarang wanita cantik ini justru menjadi istri dari laki-laki hebat di depannya itu.     

" Aku percaya dengan semua perkataan anda. Tolong jaga nona tiara dengan baik. Saya justru bersyukur dan ikut senang mendengarnya, jika benar kalian sudah menikah." Kata asisten Mo sambil tersenyum lega.     

"Tunggu! Kau harus merahasiakan semua ini dari semua orang. Biarkan kami sendiri yang akan mengumumkan berita baik itu nanti. Sekarang masih belum tepat." Kata Yohan memberikan peringatan, jika semua informasi yang asisten Mo terima hari ini harus dirahasiakan untuk sementara waktu.     

"Baiklah, aku setuju. Aku akan merahasiakan hal ini untuk kalian berdua. Kalau begitu aku akan pergi kamar direktur Jerry untuk menjaganya, Sampai Nyonya jiang dan nona tara datang." Kata asisten Mo meminta izin meninggalkan kamar Tiara. lagipula di kamar itu sudah ada presdir Kim sebagai suaminya yang akan menjaga Tiara. Jadi, asisten mo tidak perlu khawatir lagi.     

Setelah asisten mau pergi dari kamar itu tidak lama kemudian Tiara siuan dari pingsannya.     

"Sayang, papa dimana?" Kata tiara bertanya kepada yohan. Tiara ingin melihat dan mengetahui keadaan papanya.     

"Papamu ada kamarnya. Apakah kau masih pusing?" Tanya yohan yang terlihat khawatir dengan istrinya.     

"Hanya sedikit. Tolong antarkan aku ke kamar papa." Kata tiara meminta bantuan suaminnya untuk mengantarkannya melihat keadaan Papanya.     

"Baiklah." Yohan mengambil sebuah kursi roda dan membantu Tiara tirun dari tempat tidur dan duduk diatas kursi roda. Kemudian yohan mendorongnya menuju kamar direktur Jerry Jiang.     

Sesampainya di ruangan papanya, tiara melihat tara berada di depan pintu kamar.      

"Oh, ternyata saudariku dan pangeranku datang juga. Aku kira kalian sudah lupa pernah kenal dengan kami." Kata tara menyindir kepada tiara yang selama ini tidak pernah menginjakkan kakinya sedikitpun di kediaman keluarga Jiang. Bagaimana bisa tiara pulang, jika Keluarga jiang saja tidak mengharapkan kehadirannya.     

Tara berdiri dan menghampiri tiara dan Yohan. namun tiara dan yohan tetap diam dan acuh, dan menganggap tara tidak ada. mendengarkan ocehan tara hanya akan membuat emosi mereka naik.     

"Sayang, ayo kita masuk." Kata tiara yang mengajak suaminnya masuk ke dalam kamar.     

"Eh, tidak bisa! Mama masih di dalam. Dokter bilang, yang menjenguk papa hanya boleh satu orang saja untuk saat ini." Kata tara dengan membentangkan kedua tangannya di depan pintu untuk mengahalangi yohan dan tiara masuk ke dalam kamar.     

" Jangan halangi kami. Bagaimanapun Tiara masih punya hak untuk mengetahui bagaimana keadaan Papanya?" Kata Yohan yang membela istrinya dan menyingkirkan tangan Tara dari pintu itu.     

"Siapa juga yang menghalangimu aku hanya mengatakan apa yang dikatakan dokter dan perawat kepadaku. Lagipula siapa Tiara? Hanya anak yang di buang oleh papa dan mama. Punya hak apa dia datang kemari? Pergi sana! Kami sama sekali tidak membutuhkan kau." Kata tara sambil menunjuk kearah saudarinya Tiara. Sedang hal lain justru dilakukan tara adalah menggandeng lengan yohan untuk mengajaknya masuk ke dalam kamar inap Jerry jiang.     

Tidak lama kemudian Sonia terlihat keluar dari kamar inap selamanya dan terkejut melihat Tiara sedang berada di depan kamar bersama Yohan dan juga. melihat kelakuan darah yang masih saja seenaknya itu soalnya kembali meradang dan akhirnya memarahi Putri sulungnya itu.     

"Tara jaga sikapmu. Jangan membuat onar di Rumah sakit! Papamu butuh istirahat." Kata Sonya mengomel kepada Tara.     

"Orang koma memang bisa apa selain tidur. Papa bisa istirahat sepanjang waktu yang papa inginkan." Gumam tara dengan suara pelan.     

Plak....      

Sonya menampar pipi tara karena ucapannya yang tidak sopan dan menyakiti hati mamanya itu. Bagaimanapun ang sakit adalah Papanya. Tidak sepatutnya sebagai anak tara berkata demikian, yang seharusnya dilakukan oleh tara adalah berdoa untuk kesembuhan papanya. Bukan malah memyumpahinya seperti itu.     

"Mama! Kau menamparku?!" Kata tara berbalik marah kepada mamanya.     

"Ya! Kamu pantas menerimanya. Bahkan tidak hanya satu tamparan saja. mama Sebenarnya ingin memukulmu, jika mama tidak ingat ini adalah rumah sakit." Kata sonya yag semakin marah kepada tara.     

Tara pergi dari tempat itu dan meninggalkan mamanya dan tiara begitu saja.     

Setelah tara pergi Sonya mendekati tiara dan juga Yohan.     

"Tiara terima kasih engkau telah datang. Jika saja tidak ada engkau Mama tidak tahu apa yang akan terjadi kepada papamu." Kata Sonya sambil menundukkan kepalanya. Sonya merasa malu, apalagi di samping tiara juga ada yohan suami putrinya itu.     

"Tentu saja, tanpa diminta juga kami akan tetap datang." Kata yohan yang ingin menjelaskan kepada mama mertuanya itu, bahwa hubungan darah atau keluarga tidak bisa terputus begitu saja dengan mudah. Meskipun mereka memperlakukan tiara dengan tidak baik, bukan berarti Istrinya itu juga akan membalas dengan cara yang sama. Kalau tiara melakukan semua itu juga, demi menyadarkan mereka. Bahwa yang mereka lakukan selama ini salah.     

"Mama tahu mama salah. Mama minta maaf. Sekarang kalian Masuklah dan lihat keadaan papamu." Kata sonya yang menyingkir dari pintu masuk kamar inap suaminnya dan mempersilahkan putri dan menantunya itu masuk, sedangkan Sonya ganti berjaga di luar kamar.     

 Yohan dan tiara masuk ke dalam kamar inap direktur Jerry jiang untuk melihat secara langsung keadaan papa tiara itu.     

-----------     

*Baca juga novel Saya "Calon istriku yang manis." Terimakasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.