CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

610. Rencana yang berjalan lancar



610. Rencana yang berjalan lancar

0Asisten steve mengamati dari ruangan CCTV sambil geleng-geleng kepala. Kepla Presdir bisa berasap, jika melihat hasil rekaman CCTV hari ini. Istri Cantiknya di rayu orang habis-habisan, tetapi Presdir tidak sedang berada di sampingnya. Jika presdir ada, Mungkin jonathan tidak akan memiliki kesempatan sebanyak itu.     

Jonatan mulai mengambil dan mengeluarkan dokumen yang Jonatan bawa dari dalam tasnya. "Sepertinya ini saat yang tepat untuk berbicara dengan tiara soal kontrak." Kata Jonatan dalam hati, Setelah melihat ekspresi wajah Tiara yang begitu tenang dan tidak marah kepadanya. Sepertinya sedikit rayuan Jonatan tadi telah berhasil membuat luluh hati wanita cantik ini. Hingga kesalahan sebesar itu saja, bisa di maafkan dengan mudah.     

"Bos, target telah beraksi." Laporan pelayan yang mengamati gerakan Jonatan dari jarak jauh, sambil pura-pura menyahikan makanan dan minuman untuk pelanggan lainnya kepada asisten steve melalui alat tersembunyi yang mereka pakai.     

"Kalian terus amati dia." Kata asisten steve memberikan perintah.     

"Siap, bos."      

Para orang-orang suruhan asisten steve melakukan aktivitas seperti biasa, supaya tidak membuat Jonatan curiga. Jika semuanya sudah diatur sedemikian rupa untuk menjebak jonathan.     

"Sayang, ini adalah dokumen yang aku bicarakan kemarin. Maaf, aku merepotkanmu. Dokumenku yag dulu hilang, saat aku mengalami kecelakaan. Kau bisa membacanya, aku tidak akan menipumu." Kata Jonatan menyodorkan lembaran-lembaran dokumen itu kepada tiara untuk dibaca.     

Tiara menerima dan membaca dengan seksama. Sepertinya isi dokumen itu semua normal dan sama dengan perjanjian yang lama, serta tidak ada perubahan sama sekali.     

Meskipun tiara sudah lama tidak memengang dokumen itu sejak ambil cuti panjang. Tetapi setidaknya, Tiara masih ingat poin-poin penting isi perjanjian kedua belah pihak perusahaan ini dan di dalam dokumen yang di bawa jonathan ini, tidak ada yang salah atau curang.     

"Apakah kami terlalu berlebihan dalam mencurigai Jonatan?" Kata tiara dalam hati sambil memandang kearah jonatan yang dari tadi Hanya terlihat santai menikmati kopi miliknya.     

"Sayang, kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya jonatan sambil tersenyum. Tangan Jonatan terlihat mulai mendekati sebuah gelas minuman milik Tiara.     

"Tidak ada." Jawab tiara singkat.      

Tiara mengeluarkan pena untuk bersiap menandatangani dokumen yang sudah selesai tiara baca sampai akhir tadi.     

Ketika wanita cantik ini sudah siap membubuhkan tanda tangan diatas dokumen, dengan sengaja Jonatan menyenggol gelas minuman di tepi meja, hingga tumpah ke pakaian tiara.     

"Ahh...." Teriak tiara secara spontan karena terkejut air minum itu membasahi pakaiannya, tepat di bagian paha.     

"Sayang, maaf. Aku tidak sengaja." Kata jonatan yang dengan cepat menyelamatkan dokumen-dokumennya supaya tidak basah dan meletakkannya di kursi di dekat jonathan.     

Jonatan Segera beranjak berdiri dengan membawa tisu dan duduk berjongkok di depan Tiara untuk membantu mengeringkan pakaian Tiara.     

"Sudah! Sudah... Tidak perlu kau melakukannya. Biar aku bersihkan sendiri di toilet." Kata tiara yang beranjak pergi menuju toilet di kafe itu.     

Disaat inilah, Jonatan memanfaatkan kesempatan untuk mengganti dokumen yang awal tadi dengan dokumen palsu kedua yang sudah di siapkan sebelumnya.     

Asisten Steve yang melihat dari layar monitor, mulai mengumpat sendiri melihat cara licik jonata dalam menjebak tiara.     

"Dasar licik! Bisa-bisanya dia memakai cara kotor seperti itu kepada seorang wanita yang polos seperti ibu tiara." Kata asisten Steve sambil mengepalkan tangannya karena geram.     

Asisten steve memberikan kode kepada orang-orangnya untuk segera bergerak. Selain itu asisten steve juga menghubungi Tiara melalui kertas yang diberikan seorang pelayan wanita kepada Tiara saat wanita cantik ini pergi ke toilet.     

"Nyonya, dokumen anda telah di tukar oleh teman laki-laki anda. Berhati-hatilah!" Kata yang tertulis di dalam kertas kecil itu.     

Tiara dengan cepat menghubungi asisten Steve untuk menanyakan langkah selanjutnya. Tiara tidak ingin terjadi kesalahan yang akhirnya malah membuatnya menyulitkan Yohan dan membahayakan dirinya sendiri.     

"Hallo, asisten steve. Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?" Tanya tiara yang menelepon asisten steve dari toilet wanita.     

"Ibu tiara hanya perlu menukar dokumen yang ada di bawah nampan yang akan di bawa oleh pelayan nanti. Jangan khawatir, semuanya masih dalam kendali kita." Jelas asisten steve kepada tiara, supaya tiara tidak merasa gugup atau panik karena hal itu bisa membuat jonathan curiga.     

"Oke, aku percaya kepadamu." Kata tiara sebelum mengakhiri teleponnya.     

Tiara segera kembali menemui jonata di mejanya. Kemudian duduk dengan tenang, tanpa memperlihatkan ekspresi aneh atau curiga kepada jonatan. Hal ini di lakukan, supaya Jonatan merasa, bahwa semua perbuatannya tifak di ketahui oleh tiara sama sekali.     

"Sayang, kamu lama sekali." Kata Jonatan menanyakan apa saja yang dilakukan oleh tiara di dalam toilet. Sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.     

"Kau tahu wanita hamil seperti aku ini susah untuk melakukan apa-apa sendiri. Tentu saja memerlukan waktu yang lebih lama dari wanita biasa, meskipun hanya sekedar membersihkan pakaian saja." Kata tiara menjelaskan. Padahal kenyataannya, yang membuatnya lama adalah obrolannya dengan asisten steve.     

"Kau benar. Aku hanya belum terbiasa dengan wanita hamil saja. Tenanglah, aku akan belajar nanti." Kata jonata berusaha memahami keadaan dan perubahan kebiasaan wanita yang berkencan dengan sekarang. Jika biasanya, wanita yang pergi dengannya menghabiskan waktunya di toilet untuk membenahi dandanannya. Sekarang justru hanya karena keterbatasan gerakan yang membuat tiara menjadi lambat.     

Tiara segera membuka dokumen diatas meja lagi dan langsung menandatanganinya, tanpa membaca ulang isi dokumen itu. bisa di bayangkan betapa senangnya perasaan Jonatan waktu itu. Semuanya berjalan sangat lancar baginya, tanpa ada kendala yang berarti. Setelah tiara selesai tanda tangan dokumen dan menutup map itu. Ada seorang pelayan yang sengaja lewat dan berpura-pura tersandung kakinya, sehinga minuman yang dibawanya tumpah tepatnya di celana jonathan.     

"Hai, dimana matamu?! Membawa minuman saja tidak pecus." Kata Jonatan berteriak marah-marah.      

"Tuan, maaf. Saya benar-benar tidak sengaja." Kata pelayan itu dengan cepat meletakkan nampan yang di bawanya diatas meja, tepat di depan tiara. Kemudian berusaha membersihkan celana Jonatan dengan lap yang ada di tangannya.     

"Sial! Kain kotor seperti itu kau buat mengelap celanaku. Kau tidak tahu seberapa mahal celanaku ini." Kata Jonatan semakin marah karena celananya di lap dengan lap meja.     

Tiara memandang Jonatan yang marah-marah dengan mengernyitkan dahi, ketika Jonatan hendak memukul pelayan itu.     

"Sial! Aku lupa ada tiara disini. Tiara bisa berpikiran buruk kepadaku, jika aku memukul pelayan wanita ini. Dasar pelayan sialan! Kali ini kau beruntung. jika tidak ada tiara, kau sudah aku buat kehilangan pekerjaan hati ini." Kata Jonatan mengumpat dalam hatinya karena jengkel. Mau tidak mau, jonathan harus membersihkan minuman jus alpukat yang lengket itu dari celananya.     

"Enyah kau dari hadapanku." Kata Jonatan yang berdiri setelah mendorong sampai jatuh pelayan itu. Bagi jonathan itu hukuman yang sangat ringan, hanya dengan mendorongnya saja.     

"Sayang, kau tunggu sebentar. Aku ke toilet untuk membersihkan celanaku. Kata Jonatan yang dengan cepat memasukkan dokumen miliknya ke dalam tas. Jonatan tidak tahu, jika satu dokumen itu sudah di tukar oleh Tiara. Ketika Jonatan fokus memarahi dan mendorong pelayan itu sampai jatuh dan memaki-maki pelayan itu.     

"Maaf, aku harus segera pulang. Kekasihku pasti sudah mencariku. Aku keluar tanpa izin darinya tadi. Oh, ya. Maaf, aku tadi terburu-buru, jadi dompet dan tasku tertinggal di mobil." Kata tiara berpamitan kepada Jonatan. Tiara sengaja tidak membawa apa-apa tadi saat masuk kedalam kafe, kecuali roti kesukaan jonatan. Sekarang tiara keluar dari kafe juga tidak membawa apa-apa. Hal itu untuk menunjukkan kepada Jonatan, bahwa tiara tidak membawa dokumen apapun untuk berbuat hal curang kepadanya.     

"Tentu saja. Terimakasih telah datang." Kata Jonatan melambaikan tangan. Jonatan tidak mungkin memeluk Tiara dengan pakaiannya yang kotor itu.     

Setelah tiara pergi, Jonatan mengurungkan pergi ke toilet. Jonatan hanya mengelap sisa-sisa jus yang melekat dengan tisu, kemudian pergi meninggalkan kafe itu segera dengan perasaan senang dan mengabaikan Pelayan tadi begitu saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.