CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

609. Permintaan maaf



609. Permintaan maaf

0Setelah selesai berbicara dengan Jonatan. Tiara meminta pendapat asisten Steve untuk mengambil langkah selanjutnya.     

"Bagaimana sistem Steve, apa hal selanjutnya yang harus aku lakukan?" Tanya tiara sambil berjalan masuk ke dalam rumah.     

"Tidak ada, ibu tiara. Anda hanya perlu menunggu dengan santai di sini. Selebihnya saya yangbakan mengurusnya. Anda hanya perlu menjalankan rencananya yang sudah presdir susun dengan baik saat di kafe nanti." Jelas asisten steve kepada tiara.     

 Tiara Kemudian mempersilahkan asisten tampan ini untuk duduk beristirahat terlebih dahulu di ruang tamu, sambil meminta bibi alaen untuk menyuguhkan minuman dan makanan untuknya.     

Setelah selesai minum dan makan, serta mengobrol sebentar dengan bibi alaen, asisten steve meminta izin untuk meninggalkan villa itu dan melanjutkan pekerjaannya.     

Asisten steve langsung meluncur menuju kafe Jasmine. Hari ini kafe itu secara eksklusif akan di pesan oleh asisten steve atas perintah sang presdir. Jikalaupun ada banyak orang di dalamnya, semuanya adalah orang-orang suruhan asisten steve yang sudah di setting sebelumnya. Mulai pembeli, pelayan Sampai kasir juga telah di persiapkan dengan baik oleh asisten steve. Asisten tampan ini hanya perlu duduk manis di depan ruangan CCTV dan memantau jalannya rencana mereka.     

Benar saja, jam dinding di ruangan asisten steve baru saja menunjukkan pukul 12.30 siang. Tetapi Jonatan sudah terlihat memasuki pintu kafe Jasmine. Sepertinya laki-laki tampan ini sudah tidak sabar bertemu dengan istri kim yohan itu. Direktur perusahaan JT grup itu terlihat mengambil tempat duduk paling pojok di kafe itu. Entah mengapa Jonatan mengambil Posisi itu, sebab biasanya jonathan dan Tiara sangat senang mengambil tempat duduk di dekat jendela atau pintu yang menghadap ke jalan raya.     

Tempat duduk itu sepertinya akan membantu jonatan untuk lebih mudah melakukan kecurangannya, karena jauh dari para pengunjung kafe yang lainnya. Jadi isi pembicaraan antara Jonatan dan tiara yang bersifat sedikit pribadi juga tidak akan ada orang yang tahu.     

Asisten steve menghubungi Tiara untuk mengabarkan, jika direktur Lee sudsh Sampai di lokasi dan meminta tiara bersiap-siap untuk berangkat menuju kafe Jasmine segera.     

Tiara segera memasuki mobil yang telah dikirimkan asisten steve untuk menjemputnya dan berangkat menuju kafe Jasmine.     

Baru saja keluar dari lokasi villa pribadinya. Jonatan sudah menelepon Tiara.     

"Hallo, sayang. Aku sudah sampai di kafe Jasmine. Apakah kau masih berdandan sekarang? Tenanglah, aku akan sabar menantikan kedatanganmu." Kata Jonatan dengan kata-kata manisnya.     

"Aku sudah dalam perjalanan ke kafe. Tunggu saja mungkin 30 menit lagi, aku akan sampai." Kata tiara yang terdengar Santai dan tidak terlalu banyak menanggapi rayuan Jonatan. Tiara hanya berbicara seperlunya saja, meskipun jonathan berbicara banyak dan manis.     

"Baiklah, aku akan menunggumu. Hati-hati di jalan sayang, Emmmuaacchh." Kecupan jauh dari Jonatan mengakhiri obrolan mereka.     

"Pak, gunakan kecepatan sedang saja. Tidak perlu buru-buru. Kita mampir dulu ke toko roti depan perusahaan jiang grup." Kata tiara kepada sopir yang dikirimkan asisten steve. Tiara sengaja mengulur-ulur waktu sedikit lama. Wanita cantik ini ingin tahu, seberapa sabar Jonatan akan menunggunya di kafe itu. Tetapi sebelumnya tiara telah mengirimkan pesan singkat untuk asisten steve, supaya asisten steve tidak khawatir. Meskipun kenyataannya, asisten steve akan tetap khawatir dengan keselamatan istri sang presdir itu.     

Jonatan melihat kearah jam tangannya untuk melihat jam berapa saat ini.     

"Kemana Tiara sudah jam 1 lebih 30 menit tetapi Tiara tak kunjung datang juga. Padahal tadi aku sudah Bertanya kepadanya dan dia sudah berada di perjalanan menuju Cafe ini." Kata Jonatan bergumam sendiri karena tidak sabar menunggu kedatangan tiara. Laki-laki tampan ini bahkan sudah menghabiskan 3 gelas minuman jus segar dan bolak-balik ke kamar mandi karena terlalu banyak minum minuman dingin.     

sekali lagi jonatan menelepon Tiara untuk memastikan, bahwa Tiara baik-baik saja dalam perjalanan menuju Cafe Jasmine. Jonathan takut, jika Tiara mengalami kecelakaan atau mendapatkan kesulitan yang lainnya di jalan. Sebab jika hal itu sampai terjadi, maka semua rencananya akan gagal total.     

"Hallo, sayang. Kamu dimana sekarang?" Tanya Jonatan dengan tidak sabar, ketika Teleponnya di terima oleh tiara.     

"Oh, aku masih di jalan. Ada apa? Kau seperti sudah tidak sabar untuk bertemu denganku?" Kata tiara dengan senyum di sudut bibirnya.     

Ini baru langkah awal Tiara untuk membalas dendam kepada Jonatan.      

"Baiklah, aku khawatir terjadi apa-apa denganmu." Kata jonatan dengan suara yang terdengar lega, ketika mendengar Tiara baik-baik saja.     

"Ya, sekarang aku sudah dekat dengan kafe." Kata tiara kepada jonatan. Padahal, wanita cantik ini baru selesai membeli roti di toko roti kesukaan Jonatan. Tiara ingin mengingatkan Jonatan terakhir kali mereka putus, ketika Tiara baru saja pulang dari kota J dan memergoki jonathan dan tara bermesraan di depan Tiara. Roti denga rasa dan dari toko yang sama yang telah menjadi saksi bisu hancurnya hati Tiara saat itu.     

Setelah 15 menit menunggu, akhirnya Tiara sampai juga di lokasi Cafe Jasmine. wanita cantik ini segera turun dari mobil dan masuk ke dalam kafe dengan membawa roti yang baru saja tiara beli di tangannya.     

Tiara menoleh ke arah kursi yang biasanya Tiara tempati dengan Jonathan. Tempat itu terlihat kosong tetapi Jonathan sama sekali tidak terlihat menempatinya karena tidak ada barang satupun yang berada di kursi maupun meja itu.     

Jonathan melambaikan tangannya kepada Tiara yang terlihat bengong dan menoleh kekanan kekiri mencarinya.     

"Sayang... " Teriak Jonatan dari arah kursi yang terletak di pojokan kafe itu.     

 Tiara segera menyambut panggilan Jonathan dengan senyuman manis miliknya. Wanita cantik ini kemudian berjalan menghampiri Jonathan yang sudah berdiri dengan tidak sabar menanti kedatangannya.     

"Hai, sayang. Aku telah lama menunggumu." Kata Jonatan memeluk tiara dengan mesra.     

Jonathan cedera lambaikan tangan untuk memanggil pelayan.     

"Sayang, kamu ingin memesan apa?" Kata jonatan yang terlihat senang dan antusias.     

"Yang biasanya." Kata tiara ingin menguji Jonatan. Apakah mantan kekasihnya itu masih mengingat semua hal-hal yang di sukai dan tidak disukai oleh tiara.     

Jonatan mulai memesankan minuman kesukaan tiara, ketika Jonatan akan memesan makanan yang mereka berdua. Tiara sengaja menghentikannya dan meletakkan roti yang Tiara bawa diatas meja.      

"Tidak perlu. Minuman saja, aku sudah membawakan roti spesial untukmu." Kata tiara sambil tersenyum menyeringai.     

Ekspresi wajah Jonatan mendadak berubah muram dengan dahi mengernyit, ketika melihat tiara membuka roti yang di bawanya serta menyuapi Jonatan dengan lembut.     

"Bagaimana sayang? Apakah rasanya masih sama enaknya dengan roti yang kau lempar ke jalanan dan kau injak-injak di hadapanku waktu itu." Kata tiara dengan senang ekspresi wajah dingin dan terlihat kesal kepada Jonatan.     

"Sial! Tiara masih saja mengingat kejadian itu. Jika sekarang Tiara marah dan meninggalkan tempat ini sebelum menandatangani dokumen ini, maka usahaku selama ini akan sia-sia saja." Kata Jonatan di dalam hatinya, yang sedang memikirkan cara untuk membuat perasaan tiara kembali bahagia dan melupakan kejadian waktu itu.     

Jonatan berlutut di kaki tiara yang sedang duduk dan memohon maaf kepada wanita cantik ini di depan banyak orang yang ada di dalam kafe itu.     

"Sayang, maafkan aku yang bodoh dan meninggalkan mu waktu itu. Sekarang aku sudah sadar dan Hanya kau wanita terbaik yang pernah aku miliki." Kata jonatan kepada tiara dengan wajah memelas dannpenuh penyesalan. Semuanya hanya untuk mengambil rasa simpati tiara saja.     

Tiara segera meraih tangan Jonatan dan memintanya untuk berdiri.     

"Hai, apa yang kau lakukan? Jangan membuatku malu!" Kata tiara yang merasa malu di lihat oleh banyak orang.     

"Tidak, aku tidak akan bangun, sebelum kau memaafkan aku." Kata Jonatan sambil mendongakkan memangdang tiara dan menggenggam erat tangan Tiara.     

Tiara tidak ada pilihan lain, selain memaafkan Jonatan. Supaya Jonatan mau bangun dari posisinya saat ini.     

"Baiklah. Berdiri dan duduk di tempatmu." Kata Tiara dengan terpaksa.     

Setelah itu pelayan menyajikan pesanan mereka berdua diatas meja.     

Apakah kalian percaya, jika jonatan benar-benar tulus kali ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.