CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

591. Protes Tuan Kim kepada Yohan



591. Protes Tuan Kim kepada Yohan

0Jonatan berfikir sejenak. Bagus sekali, jika memang papanya itu berkata benar dan busa mendapatkan uang dengan cepat untuk menutupi krisis keuangan perusahaan.     

"Oh, syukurlah. Jika papa bisa menyediakan dana itu segera. Bolehkah aku mengetahui dari mana asal uang itu?" Tanya jonatan yang sedikit penasaran. Walaupun jonatan tahu, kalqu teman-teman papanya itu adalah orang-orang hebat. Mungkin saja papanya akan meminjam kepada mereka terlebih dahulu.     

"Itu urusan papa, kau tidak perlu mengetahuinya. Kau bisa keluar sekarang dan tunggu kabar baik dari papa." Kata Jian Lee kepada jonathan dan meminta putranya itu untuk pergi dari ruang kerjanya, sebab ia akan bekerja. Mungkin lebih tepatnya menghubungi seseorang.     

"Hallo, direktur Pei. Bisakah kita bertemu nanti malam?" Kata Jian Lee menghubungi teman sekomplotannya ituberharap dari salah satu temannya itu atau mereka bisa membantunya  dari keadaannya saat ini.      

"Tentu saja. Ada apa kau ingin bertemu denganku secara tiba-tiba seperti ini?" Kata direktur Pei yang merasa penasaran dengan sahabatnya itu.      

"Aku ada sedikit masalah dengan perusahaan ku. Aku membutuhkan bantuanmu dan presdir William. Bagaimana jika malam ini kita bertemu di tempat biasa?" Kata Jian Lee mengatakan sedikit masalahnya Meskipun tidak detail. Jian Lee kemudian mengajak direktur pei dan William nantinya di bar biasa tempat mereka minum bersama.     

"Baiklah. Malam ini aku juga sedang tidsk ada acara apapun. Jadi kita bisa bertemu disana jam 8 malam." Kata direktur pei yang telah memilih waktunya.     

direktur pei sendiri sedang ada masalah dalam keluarganya dan belum selesai. Tetapi tidak ada salahnya, jika ia menemui direktur Jian dan mendengarkan keluh kesahnya. Meskipun direktur pei sendiri tidak yakin bisa membantu, tetapi mungkin saja bisa membantu mencarikan solusinya.     

"Oh, tentu saja. Setelah ini aku akan menelepon Presdir William. Kita bertemu disana jam 8 malam." Kata Jian Lee mengakhiri panggilan teleponnya.     

setelah selesai menelepon direktur pei. Direktur Jian menghubungi sabahatnya satu lagi yaitu presdir William. Orang yang memiliki keuangan yang cukup baik, dibandingkan direktur pei maupun dirinya. Setidaknya presdir William memiliki Perusahaan yang lumayan besar. Meskipun tidak sebesar perusahaan Lianxi grup ataupun Jiang grup.     

"Hallo, presdir William. Bisakah kita bertemu malam ini?" kata Jian Lee pada sahabatnya itu.     

"Dimana kita bertemu dan jam berapa? Malam ini mungkin sampai jam 8 malam aku masih ada janji dengan seseorang." Jawab presdir William yang memang sedikit lebih sibuk di bandingkan dua sahabatnya itu.     

"Oh, aku dan direktur pei akan bertemu di bar biasanya kita minum jam 8 malam. Tetapi jika kau masih sibuk, kau bisa menyusul kami Setelah urusanmu selesai." Kata jian Lee memberikan kelonggaran waktu untuk sahabatnya yang sibuk itu.     

"Baiklah, mungkin akan sedikit malam aku menyusul kalian berdua." Jawab presdir William yang juga ingin ikut bersenang-senang dengan teman-temannya itu. Minum dan sekedar bernyanyi dengan para wanita-wanita cantik itu akan bisa membuatnya senang dan melupakan kesibukannya sejenak.     

"Tentu, kami akan menunggu kedatanganmu." Kata Jian Lee mengakhiri panggilan teleponnya.     

"Bagus, nanti malam aku akan bertemu dengan mereka berdua. Aku harap mereka berdua bisa membantuku, atau setidaknya memberikan solusi untuk masalahku saat ini." Kata jian Lee pelan. Meskipun begitu, ia harus tetap memiliki rencana cadangan untuk menyelamatkan masalahnya ini.     

---------------     

VILLA PRIBADI SANG PRESDIR     

Tiara sudah berada di ruang tamu bersama dengan papa dan mama mertuanya. Entah apa saja yang dilakukan oleh suaminnya itu di dalam kamar mandi, mengapa sampai sekarang belum turun juga. Padahal mereka bertiga sudah menunggu sudah hampir 1 jam di ruang tamu.     

"Sayang, dimana suamimu? Mengapa yohan tidak turun juga?" Tanya tuan kim yang sengaja datang ke villa ini, selain untuk melihat keadaan putranya juga ingin menyakan langsung masalah Tania Tang kepada Yohan. Apakah yang di katakan oleh tuan tang itu benar adanya. Jika itu benar, tuan kim juga tidak akan setuju dengan perbuatan putranya itu dan akan meminta Yohan untuk mengembalikan pekerjaan Tania lagi dan meminta maaf. Tetapi jika putri Keluarga tang itu yang membuat masalah yang membuat yohan dengan alasan yang benar untuk memecatnya, maka tuan kim juga tidak akan membantunya. Meskipun itu atas permintaan tuan tang Secara langsung sekalipun.     

"Tadi saat aku turun, yohan masih mandi. Tetapi aku juga tidak tahu akan selama ini. Biar aku naik dan memanggilnya." Kata tiara menjawab pertanyaan tuan Kim.     

"Jangan, sayang! Biar mama saja. Kau sedang hamil. Pasti akan lelah, jika naik turun tangga terus berkali-kali." Kata Nyonya kim mencegah Tiara pergi memanggil suaminya.     

"Tidak perlu, kalian berdua disini saja. Biar aku yang naik ke atas untuk menemuinya. Lagi pula, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya secara pribadi." Kata tuan kim yang berdiri dan beranjak dari tempat duduknya untuk menemui yohan di kamarnya di lantai atas.     

"Sayang, kalau begitu kita jalan-jalan saja di depan. Mama lihat pemandangan di sekitar villa ini cukup indah. Bagus sekali untuk menghilangkan stress." Kata Nyonya kim yang berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Tiara untuk membantunya berdiri.      

Tadi malam, saat tiara dan nyonya kim naik mobil menuju villa ini untuk melihat keadaan yohan. Mereka hanya berdua saja dengan diantarkan oleh Joni, sedangkan hana tidak ikut. Jadi pekerjaan hanya yang setiap hari mengajak jalan-jalan tiara pagi atau sore ke taman depan kediaman, akan di gantikan oleh nyonya Kim untuk hari ini.     

"Baik, mama." Kata tiara menerima ajakan mama mertuanya sambil tersenyum.     

Tuan kim sudah sampai di depan kamar yohan. Tuan kim mengetuk pintu, kemudian masuk kedalam kamar. Ternyata     

Yohan sedang berdiri di dekat jendela dsn terlihat masih berbicara begitu serius di dslam telepon dengan seseorang. Tuan kim duduk di sofa menunggu yohan selesai mengobrol di teleponnya.     

Setelah 5 menit kemudian Yohan telah selesai berbicara di dalam telepon dengan Steve. Asisten steve kemarin malam memang menginap di villa ini, tetapi karena masih ada byk pekerjaan yang harus di selesaikan di perusahaan. Maka masih sangatvpagi sekali asisten steve meninggalkan villa dan pulang ke rumahnya. Baru setelah itu berangkat ke kantor seperti biasanya.     

Yohan membalikkan badannya dan melihat tuan kim sedang duduk di soga dan tersenyum tipis kepadanya.     

"Papa... Sejak kapan papa masuk? Aku sama sekali tidak mendengarnya." Kata yohan yang sedikit terkejut melihat papanya di dalam kamar. Yohan kemudian berjalan mendekat dan duduk di depan tuan Kim.     

"Baru saja. Kau masih sibuk berbicara dei telepon, itulah yang membuatmu tidak mendengar aku mengetuk pintu." Jawab tuan Kim.     

"Ya, mungkin papa benar." Kata yohan mengakuinya, jika dia memang baru selesai menelepon.     

"Yohan, ada yang ingin papa tanyakan kepadamu soal Tania. Hmm... Papa bukannya ingin iku campur dengan urusan Perusahaan dan keputusan yang kau ambil. Tetapi karena tuan tang tadi malam menelepon papa dan mengatakan kau memberhentikan Tania dengan tidak adil." Kata tuan kim menjelaskan kepada yohan sebelumnya, dan berharap putranya itu tidak salah paham dengan maksudnya bertanya seperti itu. Tuan kim tidak bermaksud menuduh atau menyalahkan yohan. Tetapi hanya bermaksud meminta penjelasan saja.     

"Aku tidak memecatnya, hanya memindahkan Tania ke kantor cabang saja." Jawab yohan dengan santai.     

"Kenapa? Bukankah dia bekerja sangat baik di perusahaan dan termasuk pegawai berprestasi juga? Lalu kenapa kau malah memindahkan Tania ke kantor cabang di kota J?" Tanya tuan kim penasaran dengan keputusan yohan yang seakan tidak masuk akal itu dan membuatnya condong membela Tania.     

"Itu memang dia tidak pantas bekerja di sisiku. Sifatnya yang kasar dan seperti nona besar di perusahaan. Tidak bisa menghormati orang lain, itu yang tidak aku sukai. Entah sudah banyak pegawai yang ia tampar dan di hina setiap harinya. Mungkin di kantor cabang yang jauh dari keluarganya itu, Tania bisa sedikit berubah." Kata yohan yang menjelaskan alasan kecilnya. meskipun yohan tahu, papanya tidak akan menerima alasan sepele seperti itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.