CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

590. Bonus Plus untuk Yohan



590. Bonus Plus untuk Yohan

0Buk... Buk.... Bukkk     

Suara tiara memukul yohan deng bantal empuk yang biasa mereka pakai tidur. Setelah itu menggelitik pinggang yohan sebisanya, sampai laki-laki tampan itu tertawa lepas seperti tidak ada beban di dslam hidupnya.     

"Ha... Ha... Sudah! Ampun geli, sayang." Kata yohan memohon Tiara untuk menghentikannya meskipun sebenarnya yohan bisa dengan mudah menghentikan hal itu sendiri. Ya, cukup dengan menangkapkan dan memegang erat tangan tiara saja, pasti semuanya selesai. Tetapi yohan tidak melakukannya, tentu saja supaya Istrinya itu juga bisa puas melampiaskan rasa kesal, gemas, dan jengkel karena menjadi korban keusilan yohan.     

"Rasakan! Siapa suruh nakal dan usil. Bonus plus, plus apa coba?" Kata tiara yang pura-pura tidak mengerti maksud suaminnya.     

"Ya, plus ini itu. Plus di mandiin, di pijat, di bautkan makanan enak, tidur di peluk dan lainnya." Kata yohan yang menjelaskan kata plus yang ia maksud.     

Wajah tiara Seketika memerah merona. Ternyata yang di maksud yohan dengan apa yang Tiara pikirkan berbeda jauh. Tiara menggelengkan kepalanya beberapa kali, wanita cantik ini rasanya ingin menertawakan dirinya sendiri. Sejak kapan tiara suka berpikiran mesum seperti suami. "Plus" menurut tiara adalah tidur bersama, sedangkan menurut yohan adalah layanan tambahan yang jarang di dapatkan dari Istrinya. Sebab ketika yohan pulang terkadang istrinya sudah tidur atau juga terlihat lelah, meskipun tidak banyak melakukan aktivitas berat. Namanya juga wanita hamil, tidak melakukan apapun juga tetap saja mudah lelah. Soal itu yohan memahaminya dan tidak banyak menuntut kepada tiara.     

"Baiklah, setuju." Kata tiara yang mulai menarik tangan suaminnya dan mengajaknya berdiri dan berjalan ke kamar mandi.     

Yohan hanya tersenyum. Melihat istrinya tersipu malu. Padahal mereka sudah menjadi suami istri, masih saja tiara terkadang merasa malu dengan yohan. Tetapi hal itulah yang membuat tiara berbeda dengan wanita lainnya. Jika wanita lainnya yang menyodorkan dirinya kepada laki-laki tampan ini, kalau tiara justru Yohan sebagai laki-laki yang lebih aktif untuk menggodanya.     

"Sayang, kamu mandi dulu. Aku temui papa di bawah dulu." Kata Tiara setelah selesai menyiapkan air hangat di bak mandi untuk suaminnya. Diantara mereka berdua harus ada yang menemui papanya terlebih dahulu. Sungguh tidak enak, jika membuat papa menunggu terlalu lama.     

"Tadi katanya mau bantu aku mandi? Batal lagi ya? Aku juga batal ngomong sama papa." Kata yohan mulai merajuk dengan bibir manyun dan cemberut seperti anak kecil.     

"Sayang, papa sudah disini terlalu lama dan belum satupun dari kita turun untuk menemuinya. Ayolah, jangan seperti anak kecil. Malu sama baby ini." Kata tiara menggunakan bayi di dalam kandungan untuk membujuk suaminnya.     

"Ya, kalau sudah begini mau bilang apa. Terpaksa mandi sendiri." Kata yohan yang setuju dengan perkataan tiara.      

Tiara akhirnya meninggalkan kamar mandi dan berjalan menuju ruang tamu untuk menemui papa mertuanya.     

-------------------     

KEDIAMAN KELUARGA LEE     

Jonatan sedang bersorak Sorai bahagia. Wajahnya yang tadi kusut dan lesu, bisa dikatakan setengah putus asa. Sekarang menjadi berbinar bahagia. Satu langkah rencananya sudah mulai berjalan lancar. Sekarang tinggal menunggu kedatangan papa dan mamanya saja, untuk memnuta bantuan mereka mencarikan dana untuk menyokong keuangan sementara Sampai proyek hotel itu selesai. Setelah semua pembangunan berjalan baik dan kecurangannya yodak do ketahui oleh perusahaan kim yohan sampai selesai. Hal ini akan menjadi titik awal kebangkitan kembali Perusahaan miliknya. Sebab, jika perusahaan sebesar Lianxi grup saja proyeknya bisa di kerjakan dengan baik. Tidak ada yang tidak mungkin hal ini akan menarik minat dari perusahaan-perusahaan lain untuk bekerjasama sama dengan perusahaan JT grup. Tak hayal jika nantinya JT grup, akan lebih mudah mendapatkan proyek-proyek besar selanjutnya.     

Jonatan segera menelepon papanya untuk bertanya, kapan papa dan mamanya akan pulang. Jonathan sudah tidak sabar untuk mendapatkan segala kesuksesan itu.     

"Hallo, Natan. Ada apa? Papamu masih mandi. Kami baru saja sampai di kediaman Lee." Kata mama Jonatan yang menjawab panggilan telepon dari putranya.     

"Oh, papa dan mama sudah pulang. Aku juga ada di rumah. Baiklah, aku akan ke kamar papa dan mama sekarang. Ada sedikit masalah yang ingin aku diskusikan dengan papa." Kata jonatan kepada mamanya, sebelum mengakhiri teleponnya.     

Setelah selesai menelepon. Jonatan segera berjalan menuju kamar papa dan mamanya. Sesampainya di depan kamar, Jonatan mengetuk pintu pelan dan mamanya Segera membuak pintu untuknya.     

"Sayang, mama rindu sekali denganmu. Apakah kau baik-baik saja. Kau terlihat sedikit kurus." Kata mama Jonatan yang duduk di dekat putra Kesayangannya itu.     

"Aku baik-baik saja mama. Cuma ada sedikit masalah di perusahaan yang membuat aku sangat sibuk dan kurang memperhatikan makan dan minum akhir-akhir ini." Kata Jonatan yang mulai bercerita kepada mamanya terlebih dahulu, sambil menunggu papanya selesai mandi.     

"Apakah itu masalah yang sangat besar?" Kata mamanya menjadi penasaran dengan masalah Perusahaan. Bagaimanapun itu adalah perusahaan keluarga yang di rintis dengan tidak mudah oleh keluarga mereka. Jadi, jika memang bisa membantu. Tentu wanita cantik ini akan melakukan sesuatu yang bisa ia lakukan Secara maksimal untuk perusahaan mereka.     

"Mama tidak perlu khawatir. Hanya masalah kecil. Aku dan papa pasti bisa membereskan semuanya dengan baik." Kata Jonatan yang berusaha menenangkan mamanya dan menutupi masalah Perusahaan dari mamanya untuk sementara waktu.     

Tidak lama kemudian Papanya sudah keluar dari kamar mandi. "Oh, kamu sudah pulang?" Kata papanya menyapa Jonatan, sambil mengusap rambutnya dengan handuk.     

"Iya, papa. Tadi siang, aku memang sengaja pulang. Ada sedikit urusan yang ingin aku bicarakan dengan papa soal Perusahaan. Ini sangat penting!." Kata Jonatan memberikan tekanan kepada kata-katanya. supaya papanya tahu, jika ada hal genting di perusahaan mereka.     

"Baiklah, kau bisa tunggu papa di ruang kerja. Nanti papa akan kesana, Setelah selesai ganti pakaian." Kata Jian Lee kepada putranya.     

"Oke, aku kesana Sekarang." Jawab jonathan sembari berdiri dari duduknya dan berjalan keluar meninggalkan kamar papa dan mamanya, menuju ruang kerja papanya.     

Setelah Jonatan sampai di ruang kerja papanya. Laki-laki tampan ini segera duduk di kursi kerja papanya sambil menyandarkan kepalanya di kursi. Jonatan berharap, papanya bisa mencari suntikan dana segera. Sebab tiara bukanlah alat pengucuran dana, melainkan hanya tabir penyelamatan Perusahaan saja yang disiapkan oleh Jonatan. Jika sewaktu-waktu kecurangan Mereka Sampai di ketahui oleh perusahaan Yohan.     

Tidak lama kemudian terlihat pintu di buka dan papanya masuk, Kemudian duduk di depannya.     

"Ada masalah apa di perusahaan, sehingga kau terlihat bingung dan banyak pikiran seperti ini?" Tanya Jian Lee kepada jonathan.     

Jonatan mulai menceritakan secara dtail masalah yang dialami oleh perusahaan mereka saat ini dari maslah terkecil, hingga masalah paling besar sekalipun. Jonatan sudah tidak sanggup menanggung dan memikirkan penyelesaian semuanya sendiri dan berharap papa bisa ikut membantu.     

"Apa?! Mengapa kau baru mengatakan semuanya sekarang?" Kata Jian Lee sedikit syok dan marah. Bukankah, jika sejak awal Jonatan mengatakan masalah itu ia ketahui. Mungkin tidak akan separah ini.     

"Aku kira, aku bisa menyelesaikannya sendiri. Ternyata aku tidak mampu melakukannya." Kata Jonatan mengaku salah kepada papanya. Dengan begitu, setidaknya papanya akan merasa sedikit di hargai. Daripada jika dirinya merasa paling benar, Mungkin papanya akn menolak untuk membantu. Tetapi rasanya itu juga tidak mungkin terjadi. Bagaimanapun ini adalah perusahaan keluarga, jadi tidak mungkin papanya akn tinggal diam begitu saja melihat hasil kerja kerasnya hancur begitu saja.     

"Kau gila! Ini terlalu sedikit waktunya. Darimana papa bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat." Kata Jian Lee yang juga merasa bingung. Mereka berdua mulai berfikir bersama untuk mencari jalan keluar yang tidak terlalu mencolok dan diketahui banyak orang diluar sana, karena itu akan membuat Keluarga mereka malu.     

"Bagaimana jika papa mengajukan pinjaman ke bank?" Kata Jonatan mengusulkan.     

"Tidak! Sepertinya papa punya gunung emas yang bisa papa cairkan dalam waktu dekat." Kata Jian le kepada putranya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.