CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

588. Menyusun Rencana



588. Menyusun Rencana

0"Maksud kamu apa sayang? Siapa yang cemburu?" Kata tiara bertanya kepada suaminya, daripada penasaran dan terus bertanya kepada dirinya sendiri.     

"Aku juga tidak tahu. Tadi ada seorang wanita yang menelepon dan laporan kepadaku. Katanya istriku yang cantik ini, sedang main gila dengan kekasihnya dan dia memintaku untuk mengawasimu." Kata yohan yang pura-pura memasang wajah masam dan cemburu berat kepada tiara, seolah-olah yohan telah benar-benar termakan oleh bujukan dan omongan dari wanita yang menelpon tadi.     

"Hah! Sayang... Kau jangan percaya kepada ucapan wanita itu. Aku sama sekali tidak berbuat gila dengan siapapun emangnya siapa laki-laki yang dia maksud atau kekasihnya itu? Jika aku mengenalnya, maka aku akan menjelaskan semuanya kepada wanita itu." Kata tiara berusaha mengurangi rasa curiga pada suaminya. Sekaligus menjelaskan, jika semuanya yang di katakan wanita yang tidak jelas itu adalah hanya sebuah fitnah belaka yang tidak berdasar dan juga tidak ada bukti.     

"Aku percaya perkataan wanita itu, karena yang ia katakan memang benar, meskipun tidak sepenuhnya. Kau memang bermain gila dengan laki-laki itu. Aku bahkan sudah lama mengetahuinya, dan aku hanya diam saja." Kata yohan yang mulai mengerjai tiara dengan tindakan usilnya. Jelas-jelas yohan tahu, siapa laki-laki yang di maksud oleh Tania. Meskipun wanita itu tidak menyebutkan namanya, yohan bisa mengenali tania hanya dari suaranya saja.     

Tiara mulai gugup. Bagaimana mungkin yohan bisa percaya dengan perkataan orang yang tidak jelas asal-usulnya itu, dibandingkan perkataan tiara. Yohan juga berkata, jika ia mengenal laki-laki yang di katakan dekat dengan tiara. Siapa sebenarnya laki-laki yang suaminnya maksud itu? Bagaimana ayyuhan begitu yakin jika Tiara benar-benar sedang dekat dengan laki-laki lain. Jika tiara sendiri saja sebagai pelakunya, sama sekali tidak merasa sedang dekat dengan laki-laki lain selain suaminnya.     

"Sayang... Apa maksudmu? Kau tidak percaya denganku? Hik... Hik... Kenapa kau masih meragukan aku? Aku sudah menjelaskan soal Jonatan. Aku sudah tidak ada perasaan lagi dengannya." Kata tiara sambil menangis tersedu-sedu.      

Tiara sudah mengatakan hal yang sebenarnya. Tetapi suaminnya justru meragukannya. Sebagai seorang wanita, hal itu sangatlah menyakitkan.     

Yohan mengusap air mata tiara dan memeluk istrinya. "Tentu saja aku percaya kepada wanita itu. Aku juga sangat tahu laki-laki seperti apa yang sedang main gila denganmu, karena laki-laki itu adalah ayah dari bayimu." Kata yohan bebisik di telinga Istrinya yang sejak tadi menangis dan tidak paham dengan maksud dari perkataan suaminnya.     

Mendengar perkataan suaminnya, sejenak tiara terdiam dan merenung. Tiara mulai berfikir dan mencerna kata-kata suaminnya dengan baik-baik.     

 "Eh, laki-laki yang merupakan ayah bayiku? Bukankah itu yohan sendiri." Kata Tiara bergumam pelan.      

Yohan hanya tersenyum dan tertawa kecil melihat ekspresi wajah istrinya yang tetlihat bingung seperti orang bodoh.     

"Sayang.... Kamu jahat ya! Kamu mengerjaiku lagi. Jelas-jelas laki-laki itu kamu sendiri. Tetapi kau masih saja membuatku menangis karena bingung." Kata tiara sambil mencubit pinggang suaminnya dengan gemas berkali-kali karena jengkel dengan sikap usil yohan.     

" Kamu sedang berfikir apa juga? Jika hal itu benar-benar laki-laki lain, apa kau pikir laki-laki itu masih akan ada di kota ini sekarang?" Kata yohan kepada istrinya. Sekaligus memberikan peringatan kepada tiara, supaya tidak bermain-main dengan perasaan yohan. Sebab ia bisa saja melakukan hal yang tidak bisa di bayangkan oleh tiara sebelumnya, jika hal itu benar terjadi.     

Tiara memeluk suaminya dengan erat dan manja. "Hal itu tidak akan terjadi. Percayalah, aku bukan wanita seperti itu." Kata Tiara berjanji kepada suaminya, karena laki-laki yang di cintai oleh tiara adalah yohan. Jonathan hanya masa lalu saja.     

"Ya, aku percaya kepada sayang." Kata yohan dengan mendaratkan kecupan manis di kening Istrinya.     

"Oh, ya sayang. Bukankah tadi wanita itu bilang yang main gila denganku itu kekasihnya. Jangan-jangan...." Kata tiara yang berganti menatap serius kepada yohan untuk meminta penjelasan dari kata-kata itu.     

"Haist... Itu hanya bualannya saja. Kau tahu ,bukan? Betapa keren dan tampan suamimu ini. Sehingga setiap wanita sampai bermimpi dan mengakui aku sebagai kekasihnya. Puh... Itu bukan salahku yang terlahir dengan dengan wajah tampan dan kaya." Kata yohan yang sedikit narsis. Yohan sengaja melakukan itu untuk membuat tiara tersenyum dan melupakan bercandanya tadi yang sempat membuatnya menangis tadi.     

"Dasar genit, mesum dan narsis juga..." Kqta tiara tersenyum manis. Kata-kata yohan memang masuk akal. Memang banyak wanita-wanita cantik yang mendekatinya sejak dahulu dan tiara pun juga mengetahuinya. Mungkin wanita yang menelepon yohan adalah salah satu dari mereka. Ya, hal ini bisa terjadi karena mereka memang tidak mengetahui jika yohan adalah suami tiara. Coba saja mereka tahu, mungkin mulut mereka akan terdiam seketika.     

"Aku hanya genit dan mesum kepada istri cantikku ini." Kata yohan yang langsung saja menyerang Istrinya secara mendadak dengan kecupan manis di sekitar wajah tiara dan berakhir di bibir mungil dan manis itu. Hal inilah yang membuat tiara sering kuwalahan menghadapi yohan. Gerakan suaminnya ini benar-benar tidak bisa tiara prediksi sebelumnya.     

"Ah... Sayang. Kamu ini nakal ya... Duka sekali mencuri kesempatan dalam kesempitan." Kata Tiara sambil cemberut Seperti biasanya, ketika kalah bicara dengan suaminnya.     

"Siapa yang sedang mencuri? Aku hanya mengambil sesuatu yang merupakan milikku sendiri he... He..." Kata yohan yang malah hanya tertawa genit.     

"Oh, ya sayang. Ada yang ingin aku katakan kepadamu soal Jonatan." Kata tiara memulai pembicaraan dengan yohan untuk membahas mantan kekasihnya itu.     

"Hmm... Ada apalagi dengan Jonatan. Apakah dia mengganggumu lagi?" Tanya yohan kepada istrinya yang wajahnya terlihat sangat serius saat berbicara kepadanya.     

 Tiara mengambil handphonenya yang berada di tangan yohan dan membuka pesan yang dikirimkan Jonatan kepadanya, supaya suaminnya itu bisa membaca dan memahami sendiri isi pesan itu. Tiara sudah tidak berani lagi bermain-main dengan suaminnya soal Jonatan. Tiara tidak mau lagi suaminnya mengerjainya dengan cara yang menyakitkan seperti kemarin itu.     

Yohan mulai membaca pesan Jonatan yang ada di handphone Istrinya satu persatu. Sekarang ohan sudah mulai menemuimtitik terang, tentang tujuan Jonatan yang gencar mengejar Istrinya secara tiba-tiba dan pantang menyerah itu. Ternyata semuanya  behubungan dengan proyek yang sedang Jonatan kerjakan. Tetapi bukankah jonathan sudah tahu, jika yang menjadi penanggungjawab sekarang bukan lagi Tiara melainkan asisten steve.      

"Jelas ada yang tidk beres, pasti ada jebakan untuk istriku disini. Aku harus bertanya kepada Steve soal perkembangan pengamatan yang ia lakukan selama ini dan informasi apa saja yang steve dapatkan dari mata-matanya." Kata yohan dalam hatinya, sembari berfikir keras untuk melakukan langkah selanjutnya.      

"Sayang... Jonatan sedang ingin bermain denganmu. Kau ikuti saja permainannya. Jangan khawatir, ada aku disini untukmu. Kita lihat permainan apa yang akan Jonatan siapkan untuk kita." Kata yohan menenangkan tiara, Setelah selesai membaca pesan singkat dari Jonatan.     

Tiara terkejut mendengar perkataan yohan yang sama sekali tidak terlihat marah ataupun cemburu kepada jonatan.     

"Kau tidak marah?" Tanya tiara penasaran dengan sikap yohan.     

"Tidak! Bukankah kau ingin membalas Jonatan? Ini adalah saat yang tepat untuk melakukannya. Dia sedang berusaha menjebakmu dalam permainannya. Kau tidka perlu takut, aku akan membantumu untuk membalikkan keadaannya. Kau hanya perlu mengikuti petunjukku saja." Kata yohan menjelaskan kepada tiara. Orang seperti Jonatan tidak boleh di biarkan begitu saja. Jika tidak, akan semakin banyak orang-orang yang akan di rugikan olehnya.      

"Baiklah, apa yang harus aku lakukan?" Kata tiara bertanya kepada yohan untuk langkah pertama menghadapi Jonatan. sekaligus untuk lebih berhati-hati lagi, supaya tiara tidak jatuh lagi ke perangkap mantan kekasihnya itu.     

"Bukankah dia ingin menemuimu untuk menandatangani kontrak baru? Hubungilah dia sekarang. Tetapi untuk hari dan tempatnya, kau tunggu informasi dariku lagi." Jelas yohan kepada istrinya yang terlihat serius mendengarkan rencananya.     

Tiara hanya menganggukkan kepala dan mendengarkan semua penjelasan yohan soal strategi untuk menghadapi Jonatan nanti, ketika Tiara dan jonathan benar-benar bertemu lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.