CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

587. Hati yang gelisah



587. Hati yang gelisah

0Tania merasa resah. Mengapa sudah siang seperti ini yohan tidaknjuga menghubunginya. Jangan-jangan kemarin itu yohan benar-benar marah dan serius dengan ucapannya.      

"Sial! Jika seperti ini, aku kan benar-benar harus pergi ke kantor cabang. Tidak! Tidak... Aku tidak mau. Tempat itu terlalu jauh dan membuatku Sulit untuk bertemu dengan yohan nantinya. Aku harus meminta papa bertanya kembali kepada tuan Kim." Kata tania dalam hati.      

Wanita Cantik ini sampai merasa tidak enak makan dan tidak nyenyak tidurnya semalaman hanya memikirkan yohan dan yohan. Nasib pekerjaan yang tania miliki selanjutnya. Memang benar yohan tidak memecatnya secara langsung, seperti yang dilakukan Yohan kepada Youli. Tetapi semuanya tidak jauh berbeda, jika pada akhirnya Tania juga harus jauh dari laki-laki idamannya itu.     

Tania bekerja di perusahaan yohan, bukan karena Tania butuh pekerjaan atau kekurangan uang untuk biaya hidup. Tetapi tujuan wanita cantik ini sebenarnya memang untuk mendapatkan hati putra sulung Keluarga kim itu. Kaki dingin yang tampan dan cuek, yang telah lama Tania suka sejak masih duduk di bangku kuliah itu. Jika kali ini Tania kehilangan pekerjaannya begitu saja, bukankah perjuangannya dan pengorbanan yang Tania lakukan selama ini akan sia-sia belaka.     

Tania berjalan keluar dari kamarnya dan mencari papanya untuk menanyakan soal masalahnya. Apakah papanya itu sudah mendapatkan kabar baik dari tuan Kim? Jika memang sudah, mengapa papanya belum memberitahu soal hal itu kepada Tania.      

"Bibi... Dimana papa?" Tanya tania kepada pelayan yang biasa melayaninya.     

"Tuan besar sudah berangkat ke kantor tadi pagi, nona muda." Jawab Pelayan itu secukupnya.     

"Sial! Aku terlalu lama berdiam diri dan melamun di dalam kamar. sehingga Papa berangkat ke kantor saja aku sampai tidak tahu." Kata Tania dengan suara pelan.     

"Apakah nona muda ingin makan sesuatu? Sejak pagi Nona muda sama sekali belum turun dari kamar untuk sarapan.     

Tania hanya menggelengkan kepala sebagai tanda bahwa ia sedang tidak menginginkan makanan apapun untuk dinikmati sekarang, sebelum Tania mendapatkan kepastian jawaban soal nasib pekerjaannya dari Yohan maupun Tuan Kim.     

"Tetapi nona muda, tuan besar tadi sudah berpesan kepada saya. jika Nona harus makan sekarang. Jika tidak tuan besar tidak mau membantu nona lagi." Kata pelayan itu menyampaikan pesan dari tuan besarnya.     

"Oke, bawakan aku segelas susu saja." Kata Tania dengan tidak semangat.     

Setelah selesai meminum segelas susu hangat itu, Tania kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian dan menyusul papanya ke perusahaan. tetapi sebelumnya Tania akan menelepon bapaknya dan pertamanya di mana Papanya sekarang berada.     

"Halo, papa. Dimana papa sekarang? Aku ingin bertanya sesuatu kepada papa." Tanya tania kepada papanya.     

"Sayang, papa sedang sibuk sekarang dan bertemu dengan klien. Jika kau ingin Bertanya soal masalah kemarin malam. Nanti saja, jika papa sudah pulang." Jawab tuan tang kepada putrinya.     

"Baiklah papa. Aku akan menunggu papa pulang." Jawab Tania dengan perasaan tidak puas dan sedikit kecewa. Padahal tania sudah berharap banyak dari papanya yang merupakan sahabat baik kedua orang tua Yohan.     

Tania kemudian mengakhiri panggilan teleponya, sekaligus mengurungkan niatnya pergi ke perusahaan papanya juga.     

"Haruskah aku menelepon Yohan, atau pergi keperusahaan untuk menemuinya?" Kata tania di dalam hatinya yang mulai bergejolak kembali. Tetapi jika tania melakukan hal itu dengan pergi keperusahaan untuk menemui yohan, itu sama saja ia telah menjilat ludahnya sendiri dan itu akan semakin merendahkan dirinya di mata yohan.     

"Tidak! Aku tidak bisa melakukannya. Ini semua gara-gara Sekertaris jiang yang murahan itu. Sudah tahu hamil, masih saja menggoda yohan? Benar-benar tidak tahu malu." Kata Tania dengan suara pelan dan berbicara sendiri sambil terus menyalahkan tiara atas semua kejadian yang menimpanya.     

Entah mengapa, Tania seperti tidak pernah menang ketika melawan Sekertaris jiang di hadapan yohan. Menurut Tania Yohan terlihat seperti sengaja untuk berdiri di belakang Sekertaris Jiang untuk melindunginya.      

"Sebenarnya apa hubungannya Mereka berdua?" Pikiran tania sudah mulai menebak karena merasa curiga dengan tingkah laku yohan, yang seolah memberikan perlakuan istimewa kepada Sekertaris jiang, sejak wanita itu pertama kali bekerja di perusahaan.     

"Sial! Aku tidak rela, jika yohan harus jatuh ke tangan Sekertaris jiang begitu saja. Aku harus menelepon wanita murahan itu, untuk menanyakannya secara langsung." Kata tania yang langsung menelepon tiara saat itu juga. Tetapi Sekertaris jiang dama sekali tidak mengangkat telepon dari Tania, meskipun tania sudah menelepon berkali-kali.     

"Sial! Kemana sebenarnya Sekertaris jiang. Mengapa mereka sama sekali tidak mengangkat teleponnya. Apa jangan-jangan dia sengaja melakukannya. Sial! Berni sekali dia melakukan hal ini kepadaku." Kata tania yyang terus menerus mengumpat sejak tadi. Ditambah tidak berhasil menghubungi Sekertaris jiang, wanita cantik ini semakin naik emosinya.     

Disaat tania sedang menomel dan marah-marah sendiri. Tiba-tiba teleponnya berdering. Tania segera melihat ke layar handphonenya, ternyata yang menelepon adalah Sekertaris Jiang.     

"Hallo, siapa ini?" Tanya seorang laki-laki yang sedang berbicara kepada Tania dengan memakai telepon Tiara.     

Tania merasa bingung dan sempat terdiam beberapa saat untuk berfikir. Saat mendengar yang berbicara kepadanya adalah suara laki-laki yang mirip sekali dengan suara yohan. Tetapi bedanya, suara laki-laki ini hanya sedikit serak saja seperti orang yang sedang sakit atau baru bangun tidur.     

"Hallo, tuan. Apakah tuan kekasih nona Jiang. Saya cuma mau bilang, tolong jaga baik-baik wanitamu. Jangan sampai dia mengganggu hubungan orang lain." Kata tania di kepada laki-laki yang sedang berbicara di telepon dengannya saat ini. Tania berusaha mempengaruhi laki-laki yang di percayainya sebagai laki-laki yang menjadikan Sekertaris jiang seorang wanita simpanannya selama ini.     

"Oh, ya. Memangnya siapa laki-laki yang berani mendekati wanitaku? Aku rasa dia sudah bosan hidup!." Kata laki-laki yang berbicara di dalam telepon dengan Tania. Seolah memberikan tekanan kepada Tania untuk mengatakan siapa laki-laki yang tania maksud. sekaligus untuk memberi tahu kepada tania, jika laki-laki yang bersama dengan Tiara saat ini bukanlah laki-laki sembarangan yang lemah dan wanitanya bisa direbut oleh orang lain dengan mudah.     

"Sial! Siapa sebenarnya laki-laki ini. Mengapa mendengarkan dia berbicara saja, aku sudah merasa merinding. Sungguh tidak berhadapan langsung saja, aku sudah merasa tertekan. Aku tidak bisa membahayakan yohan, dengan menyebutkan namanya kepada laki-laki ini. Dia sudah seperti seorang raja mafia saja." Pikiran tania yang menimbang ulang niatnya untuk memanfaatkan laki-laki ini untuk mengekang Tiara supaya tidak mendekati yohan, sebab hal itu bisa saja membuat yohan dalam bahaya.     

"Aku tidak perlu mengatakan siapa laki-laki itu. yang jelas, kau hanya perlu memperhatikan wanitamu saja." Kata tania yang langsung memutuskan panggilan telepon itu begitu saja, tanpa perduli tanggapan laki-laki itu soal kata-katanya.      

Tania Sebenarnya tidak tahu siapa laki-laki itu, dan bagaimana latar belakangnya. Hal ini yang membuat tania harus sedikit berhati-hati atau hal itu akan membuatnya dalam masalah besar.     

-----------     

VILLA PRIBADI SANG PRESDIR     

 Tiara yang baru saja dari dapur melihat suaminya sudah  duduk di tepian tempat tidur dengan memegang handphone tiara di tangannya.     

"Sayang, kau sudah bangun." Kata tiara sambil berjalan mendekati suaminnya dan mengecek panas tubuh yohan dengan menyentuh keningnya.     

"Syukurlah, kau sudah tidak demam lagi. Sayang, mengapa tadi malam kau tidur di sofa?" Tanya tiara sambil menyuapi yohan dengan bubur buatannya sedikit demi sedikit.     

"Tidak apa-apa. Aku tidak ingin membuatmu merasa tidak nyaman dan tidurmu menjadi terganggu." Jelas yohan mengatakan hal yang sebenarnya. Sebab tadi malam, ia memang sedang demam dan yohan tidak ingin tiara merasakannya panas dari tubuhnya juga saat tidur, karena itu pasti akan terasa tidak nyaman.     

"Eh, apakah ada orang yang menelponku?" Kata Tiara bertanya kepada suaminya.      

"Oh, hanya seorang wanita yang sedang cemburu saja. Sungguh tidak penting." Kata yohan kepada istrinya.     

"Wanita yang cemburu dan tidak penting? Siapa sebenarnya yang di maksud oleh yohan ini?" Kata tiara dalam hatinya, yang justru menjadi penasaran mendengar perkataan suaminnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.