CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

579. Demam tinggi



579. Demam tinggi

0Tiara sangat terkejut menerima telepon dari bibi alaen. Hingga handphone miliknya jatuh ke lantai. Tuan dan nyonya kim yang melihatnya juga ikutan bingung. Sebenarnya tiara sedang menerima telepon dari siapa? Hingga bisa syok seperti itu.     

"Sayang, ada apa?" Tanya nyonya kim sambil berjalan mendekat ke arah menantunya.     

"Yohan sakit mama, bibi alaen baru saja telepon. Katanya yohan sedang demam tinggi. Aku segera kesana!" Kata tiara yang terlihat sangat panik.  Wanita cantik ini bahkan sampai lupa untuk memungut handphone miliknya di lantai.     

Tiara langsung saja berjalan keluar kediaman dengan pakaian apa adanya. Ya, hanya pakaian tidur longgar dan tidak terlalu tebal.     

"Sayang, tunggu! Mama akan mrnemanimu." Teriak Nyonya Kim, sambil berlari menyusul menantunya. Dengan keadaan tiara yang seperti itu, mungkin tiara tidak akan bisa melakukan banyak hal. Berbeda dengan dirinya yang tidak sedang dalam keadaan hamil dan bertubuh langsing.     

Tiara segera meminta Joni menyiapkan mobil. Bahkan untuk melakukan hal itu, tiara Sampai langsung datang ke garasi mobil. Supaya tiara tidak harus menunggu lama di depan teras rumah. Hal yang sama dilakukan oleh nyonya Kim.      

Setelah mobil itu di buka pintunya oleh Joni, tiara dan nyonya kim segera masuk kedalam mobil untuk mempersingkat waktu.     

"Joni, cepat antarkan kami ke villa pribadiku" kata Tiara kepada Joni.      

"Baik, Nyonya muda."      

Joni tidak banyak bertanya dan langsung mengeluarkan mobil dari garasi mobil dan melanjukan mobil itu menuju villa pribadinya yohan dengan cepat.     

"Mama, mengapa yohan bisa berada di villa? Jelas-jelas tadi asisten Steve bilang kepadaku, kalau mereka sedang ada pertemuan penting di luar kota. Tidak mungkin mereka kembali begitu cepat." Kata tiara semakin gugup dan panik. Sebenarnya ia sama sekali tidak ingin percaya dengan perkataan bibi alaen. Jika, tiara percaya. Hal itu sama saja dengan menuduh suaminnya yang sedang berbohong. Tetapi tiara juga tidak ingin berfikir, jika bibi alaen berbohong. Tiara tahu, pelayan mereka di villa itu orangnya jujur dan polos. Jadi, tidak mungkin rasanya, kalau bibi alaen sedsng berbohong juga.     

Entahlah, Tiara semakin bingung dan pusing jika memikirkannya. Semuanya akan terjawab dengan jelas, ketika tiara dan mama mertuanya tiba di villa nanti. Siapakah yang sedang berbohong? Yohan atau bibi alaen.     

Berbeda dengan tiara yang sedang melamunkan hal benar atau salah. Jujur atau bohong. Nyonya kim leboh bisa berfikir secara normal dan logis. Sebab Nyonya kim tahu, jika sebenarnya yoham memang tidak keluar kota sama sekali. Cuma Nyonya kim juga baru tahu, jika yohan pulang ke villa pribadinya. Yang membuatnya penasaran saat ini adalah justru alasan yohan tidak pulang ke rumah dan malah pulang le villa.     

Nyonya kim bahkan sampai berfikir, jika yohan sedang bertengkar dengan Istrinya. Tetapi melihat kekhawatiran tiara kepada suaminya, sepertinya mereka berdua baik-baik saja.     

Langkah Nyonya yang pertama adalah menghubungi dokter Glen dan memintanya datang ke villa segera. Entah dokter glen sudah di hubungi oleh bibi alaen atau belum. Setidaknya Nyonya kim akan tahu, ketika dokter tampan itu mengangkat teleponnya.     

Sudah berulangkali Nyonya kim menghubungi handphone dokter Glen, tetapi  handphone dokter tampan itu sedang tidak aktif. Nyonya kim Sampai mengirimkan pesan singkat, tetapi hasilnya sama saja, tidak mendapatkan balasan dari dokter Tampan itu.     

"Gl3n ini sedang berada dimana? Disaat genting dsn di butuhkan, ia malah tidak bisa di hubungi." Kata nyonya kim mengomel pelan. meskipun begitu, ia tidak bisa hanya tinggal diam saja. Jika memang dokter Glen tidak bisa di hubungi, sampai mereka berdua tiba di villa. Maka jalan terbaik adalah membawa Yonas ke rumah sakit segera.     

Stelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Nyonya kim dan tiara Sampai juga di villa pribadi yohan. Tiara segera turun dari mobil dengan tergesa-gesa. Meskipun tidak bisa berlari, setidaknya Tiara bisa berjalan secepat yang ia mampu.     

Sesampainya di depan pintu. Tiara memecet bel pintu dan mengetuk pintu secara bergantian dengan sengaja. Supaya bibi alaen segera membukakan pintu untuknya.     

Yang sedang tiara pikirkan saat ini hanya bertemu dengan suaminnya segera dan mengetahui keadaannya. Baru setelah itu mengambil langkah berikutnya.     

"Bibi... Bibi... Bibi buka pintunya." Teriak tiara berkali-kali.      

Entah dimana bibi alaen saat ini. Mengapa tidak juga segera membuka pintu.     

Nyonya kim berjalan mendekat kearah Tiara.     

"Sayang, bersabarlah. Mungkin bibi masih di dapur." Kata nyonya kim dengan lembut. Nyonya Kim tahu, tiara pasto sangat khawatir. Tetapi hal itu juga tidak baik untuk Tiara.     

"Iya mama, maaf. Aku hanya ingin segera bertemu dengan yohan saja." Kata Tiara.     

"Iya, mama tahu itu."     

Beberapa saat kemudian terlihat pintu di buka. "Nyonya besar dan nyonya muda, silakn masuk." Kata bibi alaen yang baru saja turun dari kamar tuan mudanya dan mmem bujuknya untuk ke dokter. Tetapi hasilnya kosong, yohan menolaknya. Sebab itulah bibi alaen menelepon Tiara. Bibi alaen sudah berusaha menelepon dokter Glen, tidak handphone dokter Glen tidak aktif. Sedangkan asisten steve masih dalam perjalanan ke villa ini.     

"Bibi.... Dimana yohan?" Tanya tiara dengan tidak sabar. Padahal, mereka saja belum masuk ke dalam rumah dan masih di teras.     

"Tuan muda berada dikamarnya, Nyonya muda." Jawab bibi alaen.      

Tiara langsung masuk ke dalam dan berjalan menuju kamar tidurnya tanpa banyak bicara. Sedangkan Nyonya kim masih berbicara dengan bibi alaen.     

"Bibi... Apakah kau sudah memanggil dokter?" Tanya Nyonya kim sambil berjalan masuk.     

"Sudah Nyonya besar. Tetapi dokter glen tidak bisa di hubungi. jadi, saya meminta asisten steve datang untuk membujuk dan mengantarkan tuan muda ke rumah sakit. Karena tuan muda menolak, setiap kali saya yang memintanya untuk ke rumah sakit." Jawab bibi alaen yang sejak tadi berjalan mengikuti Nyonya kim do belakangnya.     

 Mereka berdua sedang menuju kamar Yohan untuk melihat keadaan Yohan.     

"Hmm... Dimana asisten Steve? Daritadi aku belum melihatnya." Tanya Nyonya Kim. Nyonya kim ingin bertanya secara langsung, mengapa asisten Steve sengaja berbohong kepada Tiara soal yohan yang tidak pulang hari ini? Meskipun Nyonya kim tahu, hal ini pasti karena perintah dari putranya. Meskipun begitu, Pasti ada alasan tertentu.     

"Sepertinya asisten steve masih dalam perjalan kesini." Jawab bibi alaen.     

Nyonya kim dan bibi alaen sudah sampai di depan pintu kamar Yohan. Nyonya kim tidak langsung masuk ke dalam kamar. Tetapi memilih untuk melihat dari pintu saja. Nyonya kim hanya melihat yohan yang sedang tidur dan tiara yag duduk  disampingnya dan meletakkan tangannya diatas dahi suaminnya untuk mengecek panas yohan. Selain itu mata tiara juga tertuju ke pada termometer di tangannya yang angkanya menunjukkan panas tubuh suaminya diatas rata-rata.     

"Bibi... Tolong ambilkan air  dan handuk kecil." Kata Nyonya kim kepada bibi alaen uang masih berdiri  diam menunggu perintah.     

Baik, nyonya besar." Jawab bibi alaen yang kemudian segera pergi untuk mengambil air dan handuk kecil sesuai perintah Nyonya kim.      

Nyonya kim tahu, yohan sangat keras kepala. Jika hanya sekedar demam saja, ia tidak akan mau di bawa ke rumah sakit. Kalaupun mau Yohan biasanya hanya mau di tangani oleh papa dokter Glen waktu masih kecil dan setelah sekarang beralih ke dokter Glen sahabatnya itu. Yohan memang tidak terlalu menyukai lingkungan rumah sakit sejak dahulu. Yohan mulai sering keluar masuk lingkungan rumah sakit, sejak mempunyai istri Tiara. Jikalau dulu yohan sakit, ia pasti akan memilih untuk di rawat di rumah saja. Tetapi untuk istrinya, itu sama sekali tidak berlaku.     

Setelah beberapa saat kemudian bibi alaen kembali dengan membawa ember berisi air bersih dan juga handuk kecil yang dipesan oleh Nyonya Kim kemudian menyerahkannya kepada wanita cantik itu bukan untuk dibawa ke dalam kamar.     

"Nyonya besar, apakah anda butuh bantuan saya?" Tanya bibi alaen.     

"Tidak perlu. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu yang lain." Jawab Nyonya kim kepada bibi alaen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.