CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

577. Segelas anggur



577. Segelas anggur

0Sekertaris Anne mulai berbicara dengan Jonathan soal rencana kedatangan asisten untuk meninjau lokasi pembangunan dan memeriksa sejauh mana pembangunan telah dilakukan oleh perusahaan milik Jonatan itu.     

"Direktur, Perusahaan Lianxi Grup akan mengirimkan seseorang untuk memeriksa lokasi pembangunan dalam waktu dekat. Ini bisa gawat!!! Kau tahu bukan, apa yang terjadi disana?" Kata Sekertaris Anne dengan wajah pucat dan terlihat tidak tenang.     

Jonatan sendiri terlihat sangat bingung. Kenapa Sekertarisnya itu sampai bereaksi terlalu berlebihan. Hanya seseorang saja yang dikirimkan Perusahaan itu untuk meninjau lokasi proyek. Apa salahnya? Dan apa yang harus di takutkan? Bukankah semuanya sudah di kerjakan dengan rapi dan sangat baik. Siapa yang akan tahu, jika semua bahan-bahan itu telah di ganti dengan kualitas yang lebih rendah. Pada dasarnya barang-barang itu sudah berdiri menjadi sebuah bangunan yang kuat dan megah sekarang. Jadi, menurut Jonatan tidak ada yang perlu di khawatirkan.     

"Tenanglah, Mengapa kau sangat panik? Memangnya Malaikat maut mana yang akan di kirim oleh perusahaan itu, sampai wajahmu menjadi pucat seperti ini?" Tanya jonatan dengan ekspresi wajah yang masih terlihat sanagat santai dan tampa beban. Lagi pula di tangan Jonatan juga sudah ada tiara yang siap di jadikan kambing hitam, jika sewaktu-waktu kecurangan mereka telah di ketahui oleh perusahaan Yohan.     

"Direktur, masalahnya ada salah satu bangunan yang sedsng dalam proses pengerjaan itu roboh, karena bahan yang kita gunakan kualitasnya sangat buruk. lebih parahnya, hari ini para pekerja melakukan demo mogok kerja, karena gaji mereka beberapa bulan ini belum kita bayarkan. Jika masalah ini di ketahui oleh perusahaan Lianxi Grup, maka habislah kita." Jelas Sekertaris Anne kepada Jonatan.     

Beberapa hari ini Jonatan hanya fokus kepada tiara dan jarang datang ke perusahaan. Oleh sebab itu, semua pekerjaan sementara waktu di tangani oleh Sekertaris Cantiknya ini. Jonatan tidak menyangka, jika telah terjadi madalah begitu besar dan gawat.     

"Apa?! Sayang, kau jangan bercanda." Kata jonata seakan tidak percaya. Laki-laki ini hanya tidak datang ke perusahaan beberapa hari saja. Tetapi sudah ada begitu banyak masalah baru yang muncul dan tidak ia ketahui.     

Jonatan memegang kepalanya yang pusing dan rasanya mau meledak saja. Baru saja ia berkhayal menjadi seorang dengan perusahaan sukses Setara dengan perusahaan milik kim yohan itu, tetapi sekarang malah kenyataannya justru perusahaannya sedang diambang kehancuran dan hampir bangkrut.     

"Tidak! Ini tidak bisa di biarkan. Aku harus mencari cara untuk mengatasi ini semuanya." Kata Jonatan dalam hatinya. Ia tidak mau Perusahaan yang di rintis oleh keluarganya ini bangkrut begitu saja, yang ia leih tidak mau lagi di penjara karena ketahuan melakukan penipuan.     

"Direktur, saya tidak sedang bercanda. Hal ini benar terjadi." Kata Sekertaris Anne menegaskan sekali lagi tentang informasi yang ia berikan adalah kebenaran bukan lelucon konyol.     

"Seberapa parah kerusakan itu?" Tanya Jonatan dengan wajah serius.     

"Hanya sedikit saja." Kata Sekertaris Anne menjawab.     

"Jika hanya sedikit, cepat bereskan! Kenapa kau masih saja bengaong disini!." Kata Jonatan membentak Sekertaris Anne dengan suara keras.     

"Di bereskan dengan apa? Semua bahan telah menipis persediaannya dan para pekerja tidak mau bekerja, Sebelum gaji mereka terbayarkan." Kata Sekertaris anne yang berbalik marah kepada Jonatan.     

"Kapan orang Perusahaan Lianxi grup akan datang?" Tanya Jonatan kepada Sekertarisnya. Jonatan ingin tahu, seberapa lama ia memiliki waktu untuk menyelesaikan masalah ini.     

"Akhir bulan ini direktur."      

"Bagus! Setidaknya kita masih ada sedikit waktu. Anne, kau jual mobil dan apartemen milikku. Gunakan uang itu untuk membayar pekerjaan terlebih dahulu dan minta mereka membereskan lokasi dan rusak. Sementara aku akan mengajukan pinjaman ke bank dengan meminta bantuan papa." Kata Jonatan kepada Sekertaris anne sambil memberikan kunci mobil dan apartemen miliknya.     

"Tetapi direktur?" Kata Sekertaris anne sedikit ragu.     

"Tetapi apa? Aku masih bisa pulang ke kediaman Lee dan disana aku juga masih ada mobil. Yang kau pegang itu bukan apa-apa. Suatu saat nanti, aku bisa membelinya lagi." Kata jonatan kepada Sekertarisnya.     

"Urus hal soal proyek dengan baik, dan aku akan mengurus soal tiara. Aku harus segera mendapatkan tanda tangannya, apapun yang terjadi." Kata jonatan yang berbalik badan dan mengambil dokumen diatas mejanya.     

Sekertaris Anne terlihat begitu sedih, melihat keadaan Jonatan dan Perusahaan yang seperti ini.     

Setelah Jonatan pergi, Sekertaris cantik ini juga meninggalkan ruangan itu untuk melaksanakan perintah sang direktur. Mungkin mobil itu akan Sekertaris anne gunakan sendiri saja, ia memiliki cukup uang, jika hanya untuk membeli sebuah mobil. Tetapi untuk Apartemen, ia bisa menawarkan kepada sahabatnya yang sedang membutuhkan tempat untuk bersantai dan tempat tinggal sementara.     

Jonatan pulang ke kediaman keluarga Lee dengan naik taksi. Sebenarnya ia bisa saja menelepon sopir pribadi papanya, hanya untuk menjemputnya di perusahaan. Tetapi itu akan membuat papa dan mamanya curiga.     

Sekertaris Anne berlari keluar pintu masuk Perusahaan untuk mengejar Jonatan dan memberikan mobil itu kepada Jonatan. Supaya Jonatan bisa memakainya untuk sementara waktu. Lagipula Sekertaris cantik ini juga masih memiliki mobil yang lain. Tetapi ternyata direktur tampannya itu sudah lebih dahulu naik dan masuk ke dalam taksi.     

"Direktur, tunggu!" Teriak Sekertaris anne. Tetapi sayangnya Jonatan sama sekali tidak mendengar teriakkan Sekertaris Anne.     

Di dalam taksi, Jonatan mencoba untuk menghubungi Tiara lagi untuk membuat janji.     

Jonatan mencoba untuk menelepon tiara lagi berkali-kali. Tetapi tiara sama sekali tidak merespon panggilannya. Terpaksa jonathan harus mengirimkan pesan singkat untuk membuat janji dengan tiara dan berharap wanita cantik ini akan membalas pesan singkat yang Jonatan kirimkan.     

"Sial! Mengapa tiara sama sekali tidak mau mengangkat teleponku. Bodohnya aku, mengapa aku tidak bertanya kepadanya waktu itu. Seharusnya aku bertanya dimana di tinggal saat ini. Jika aku Bertemu lagi dengannya, aku akan meminta orangku untuk mengikutinya." Kata jonatan dalam hati.      

Stelah perjalan yang lumayan lama. Akhirnya laki-laki ini sampai di kediaman keluarga Lee. Jonathan Segera turun dari taksi dan berjalan masuk ke halaman kediaman keluarga Lee.      

"Selamat datang, Tuan muda." Sapa salah satu pelayan Keluarga itu yang melihat Jonatan datang.     

"Iya, dimana papa?" Tanya Jonatan tanpa basa-basi. Padahal Jonatan saja belum masuk ke dalam rumah untuk bertemu dengan mamanya.     

"Tuan dan nyonya besar sedang ada pertemuan di luar. Apakah ada yang tuan muda butuhkan?" Tanya pelayan ini berusaha untuk melayani tuan mudanya yang jarang pulang itu dengan baik.     

"Buatkan aku secangkir kopi saja, dan bawa ke kamarku." Kata Jonatan yang kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar tidurnya.     

"Baik, tuan muda." Jawab Pelayan itu untuk segera melaksanakan perintah majikannya.     

"Dasar papa dan mama. Mereka tetap saja suka berjalan-jalan ke luar kota. Tanpa mau tahu bagaimana keadaan keuangan perusahaan. Aku tidak tahu bagaimana reaksi papa nanti, ketika tahu Perusahaannya akan segera bangkrut." Kata jonatan sambil terus bergumam sepanjang perjalanan menuju kamarnya.     

Sesampainya di kamar, yang pertama ia lakukan adalah melepaskan jas yang melekat di tubuhnya melemparnya menjauh. Kemudian melonggarkan dasi di lehernya.     

Laki-laki ini sudah lelah dengan semua drama kehidupannya akhir-akhir ini. Jonatan yang biasanya hidup berfoya-foya dan bermain-main dengan begitu banyak wanita. Sekarang harus mengemis perhatian dan belas kasihan dari mantan tunangannya. Hmm... Sungguh menyedihkan. Mungkin inilah yang disebut roda kehidupan selalu berputar. Adakalanya kita berada di atas dan ada waktunya turun kebawah. Tidak ada sesuatu yang bersifat abadi di dunia ini.     

Jonatan membuka sebotol anggur dan menuangkan ke dalam gelas dan meminumnya. Kepalanya sudah mulai pusing dan hampir menyerah dengan keadaannya yang ada. Tetapi bukankah masih ada sedikit harapan? Ya, masih ada Tiara dan papanya yang mungkin bisa membantunya.     

Tara yang selama ini selalu di manjakan oleh jonatan. justru menghilang bak di telan bumi saja, ketika Jonatan mengalami masa-masa terpuruk seperti ini. Di saat jonathan benar-benar membutuhkan uluran tangan dan bantuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.