CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

570. Menyenangkan hati istri



570. Menyenangkan hati istri

0Keesokan paginya. Matahari tengah bersinar terang dan burung burung berkicau dengan riang menyambut pagi yang cerah dan udara yang sejuk menenangkan.     

Yohan sudah mengenakan kemeja dan jasnya dengan rapi, serta bersiap untuk berangkat ke kantor hari ini. Ada banyak pekerjaan yang tertunda kemarin yang harus ia selesaikan hari ini juga.     

"Sayang, kamu mau kemana?" Kata Tiara sambil memeluk erat yohan dari belakang.      

Yohan hanya tersenyum. Sudah beberapa hari ia tidak semesra ini dengan Istrinya. Bersikap dingin kepada tiara sungguh menyiksa batinnya.      

"Tentu saja mau berangkat ke kantor. Memang mau kemana lagi?" Jawab yohan sambil membalikkan badannya dan mengecup kening istrinya sebagai ucapan selamat pagi.     

"Ke kantor ya? Sudah lama sekali aku tidak kesana. Sekali kesana mlah membauat repot kamu. Padahal aku ingin membuat kejutan untukmu waktu itu." Kata Tiara dengan bibir manyun dan manja.     

"Kejutan? Ya, kau berhasil membuatku terkejut Sampai panik." Kata yohan yang mengingatkan Istrinya tentang kejadian Tiara yang pingsan di ruangannya.     

"He.. he.. itu di luar rencanaku." Kata tiara sambil tersenyum manis karena malu. Kejuatan yang ia berikan kepada yohan, justru membuatnya berakhir di ranjang rumah sakit.     

"Baiklah, jangan di ulangi lagi. Jangan biarkan satu orang pun menindasmu. Yakinlah, aku selalu berada bersama. Mana boleh istri presdir Kim menjadi seorang penakut dan di tindas oleh orang lain? Ingat itu sayang." Kata yohan sambil mentoel hidung mancung Istrinya dengan gemas. Jika tiara tidak bisa bersikap tegas dengan orang-orang yang berniat jahat di sekitarnya, maka yohan yang akan melakukannya.     

"Tentu aku akan mengingat itu dengan baik. Sekarang, sebaiknya kita turun untuk sarapan. Aku sudah meminta koki Lim memasak makanan kesukaanmu." Kata tiara menggandeng tangan yohan untuk berjalan bersamanya ke ruang makan. Hari ini papa dan mama mertuanya sedang tidak berada di rumah karena sedang mengantarkan Emelly bandara untuk kembali ke Amerika meneruskan pendidikannya yang sempat tertunda itu.     

Sesampainya di meja makan. Yohan sempat Bingung melihat makanan yang berada diatas meja makan. Semuanya terlihat dangat berbeda dari biasanya.     

"Heh! Apa-apaan ini, mengapa semua masakannya berwarna hitam gosong begini." Dalam hati Yohan membatin, tidak mungkin rasanya, jika maskan koki lim hancur seperti ini.      

Tiara tersenyum dan mulai mengambikan makanan di piring suaminnya dan meletakkan di depan Yohan untuk di santap. Ketika tiara sedang sibuk mengambil makanan untuk dirinya sendiri, yohan diam-diam melirik kearah koki Lim yang juga berdiri di ruangan itu dengan perasaan tidak tenang. Sang koki andalan Keluarga Kim ini takut, jika tiba-tiba tuan mudanya itu marah-marah karena masakan yang bentuknya aneh itu dan rasanya entah seperti apa, koki Lim pun tidak bisa membayangkannya. sebab Nyonya mudan yang memasak semuanya khusus untuk tuan muda pagi ini. Para pelayan tidak diizinkan untuk mencobanya sedikitpun, sebelum yohan mencicipinya.     

Yohan hanya bertanya kepada koki Lim, tentang Siapa yang memasak semua makanan ini? Meskipun dalam hati laki-laki tampan ini sudah menebak, jika ini adalah masakan istrinya. Tetapi tidak ada salahnya untuk memastikannya kembali.     

Koki Lim hanya memberikan jawaban dengan isyarat lirikan matanya yang menuju kearah nyonya mudah yang sedang duduk di samping tuan mudanya.     

"Hmm... " Yohan hanya tersenyum manis dan hatinya senang pagi ini.     

Mulailah Presdir tampan ini menikmati makanan di piringnya. Baru saja satu sendok Makanan masuk ke mulut, mata yohan sudah merem melek menahan rasa makanan yang super unik itu. Entah berapa banyak sendok garam yang di pakai oleh istrinya ini untuk membuat satu omelet telur saja. Mungkin satu bungkus penuh telah tiara tuang semuanya. Ya sudahlah, seperti apapun rasanya yang memasak istrinya akan tetap ia makan.     

"Sayang, apakah makanannya enak?" Tanya tiara yang penasaran dengan ekspresi dan tanggapan suaminnya, soal makanan yang ia masak hari ini.     

"Sangat enak. Tumben sekali koki lim memasak seenak ini. Hemm.. pelayan tolong bungkus untukku, aku akan membawanya untuk bekal makan siang nanti." Kata yohan sambil tersenyum puas.     

Lumayan juga, Makanan seperti ini tidak mungkin bisa ia temukan di restoran manapun. Sekali-kali makan masakan istri dengan rasa yang unik ini, tidak akan membuatnya rugi, justru akan membuatnya untung karena bisa membuat Istrinya senang.     

Jarang juga tiara punya inisiatif untuk memasak sendiri untuknya. Mungkin karena mereka masih satu rumah dengan papa dan mama yohan. Jadi, istrinya ini sedikit minder, jika rasa masakannya tidak sesuai dengan harapan. Makan makanan enak terus juga kurang menantang dan membuatnya bosan.     

"Baik tuan muda." Jawab pelayan wanita berdiri di samping Yohan.     

"Oh, biar aku saja yang membungkusnya untuk suamiku." Kata tiara antusias dan terlihat senang hatinya.     

Di dalam hati para pelayan itu merasa begitu kagum dengan sikap tuan mudanya. Yang begitu bijaksana dan menyayangi Istrinya. Sehingga masakan yang gosong saja di bilang bagus dan enak rasanaya, sedang para pelayan yang melihatnya saja tidak yakin dengan semua itu.     

 Setelah selesai makan yohan menyingkirkan semua makanan yang omelet asin itu untuk di bawanya semua ke kantor, dan memberikan kepada Tiara lauk pauk yang lumayan rasanya untuk di nikmati istrinya. Sebab tidak semua makanan itu terasa asin, yang lainnya ada juga yang terasa lumayan enak untuk dimakan.     

Sudah selesai mengemas makanan itu dan juga sudsh selesai makan. Keduanya berjalan keluar menuju mobil yohan yang sudah di siapkan Sam di depan rumah.      

"Oke, sayang. Aku berangkat ke kantor dulu. Jangan mengerjakan pekerjaan berat. Biarkan para pelayan yang mengerjakannya."  Kata yohan sambil mengecup kening istrinya, kemudian mencium perut Istrinya.     

"Papa berangkat dulu sayang. Jangan nakal dan merepotkan mama di dalam sana."     

Yohan kembali menegakkan tubuhnya sembari berbisik di telinga tiara. "Terimakasih sudah memasak untukku pagi ini."      

Tiara hanya bengong mendengar ucapan suaminnya. Darimana yohan tahu, jika itu semua hasil masakannya.      

"Dasar yohan, aku tidak pernah bisa membohonginya. Dia selalu saja tahu apa yang aku lakukan, tanpa aku harus mengatakannya secara langsung." Kata tiara dalam hatinya. Entah darimana  yohan mengetahuinya, itu tidaklah penting. mungkin yohan sudah paham dengan cara dan rasa masakan koki lim yang sudah bekerja di kediaman ini bertahun-tahun.     

Yohan masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangannya. Kemudian melajukan mobilnya segera menuju Perusahaan.     

-----------------     

Tara sudah bersiap untuk berangkat kerja untuk hari pertama. Tentunya wanita cantik ini sangat bersemangat menjalaninya. Bukan untuk bekerja dan bertemu dengan Han, tetapi tara sudah tidak sabar menyesuaikan misi satu bulan pertamanya bekerja di perusahaan milik Han itu dan mendapatkan hadiah dari papanya.     

Wanita cantik ini Segera masuk ke dalam dengan dandanan pakaian kantor seperti biasanya yang ia pakai untuk bekerja sebagai sekertaris di perusahaan papanya.     

Sesampainya di perusahaan. Tara langsung saja masuk dan berjalan menuju ke ruangan direktur tampan Perusahaan itu.     

"Nona, berhenti! Anda mau kemana?" Tanya seorang pegawai wanita menghentikan langkah kaki Tara.     

"Tentu saja keruangan Han, memang mau kemana?" Jawab tara dengan ketus dan sombong.     

"Maaf, direktur belum datang. Mungkin sebentar lagi akan tiba." Kata pegawai ini mengahalangi tara yang tetap nekat ingin masuk ke dalam ruangan direktur Han.     

"Diam kau! Jangan ikut campur. Pegawai kecil seperti kau tidak pantas untuk menyentuh pakaianku yang mahal ini." Kata tara dengan menampik dan mengibaskan tangannya membersihkan pakaiannya dengan tisu Setelah tersentuh oleh pegawai wanita itu secara tidak sengaja.     

"Ada apa ini?" Tanya direktur Han yang baru saja datang dan berdiri di belakang Tara.     

"Direktur, nona ini memaksa untuk masuk ke ruangan anda tampan izin. Saya mencegahnya, tetapi nona ini justru marah dan mendorong saya hingga jatuh." Kata pegawai wanita itu melaporkan tindakan tara yang  semena-mena kepadanya.     

Han Rui hanya mengerutkan dahinya, dengan santainya ia berkata, "bukankah kemarin aku sudah bilang kepadamu untuk menemui Sekertarisku. Untuk apa kau mencariku lagi?"     

"Kamu, antarkan nona jiang ke ruangan Sekertaris Yoona." Perintah direktur han kepada pegawai wanitanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.