CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

566. Mengerjai, atau dikerjai?



566. Mengerjai, atau dikerjai?

0Setelah tania dan youli pergi dari ruangan itu. Tiara segera mengeluarkan obat yang tania berikan dan tiara simpan di bawah lidahnya. Wanita cantik ini sama sekali tidak meminum obat itu. Tiara menggenggam obat itu untuk mencari tahu obat apa sebenarnya yang tania berikan kepadanya. Tetapi mengapa tiara merasa, jika itu hanya sebuah vitamin yang bisanya ia minum setiap harinya.     

Sesuai dengan keinginan Tania. Tiara akan berakting dengan baik di hadapan mantan Sekertaris cantik itu untuk menggoda sang presdir di pesta dan meminta yohan untuk mengembalikan jabatan Tania.      

Tiara segera merapikan pakaiannya. Hanya 30 menit, itu waktu yang di berikan oleh tania kepadanya. Tidak lebih dan tidak kurang. Tiara harusa bergerak dengan cepat, meskipun keadaannya sekarang tidak bisa membuatnya untuk berlari kencang. Setidaknya tiara akan berjalan secepat yang ia mampu.     

Di aula pesta, sang presdir sudah terlihat kebingungan mencari Istrinya yang tiba-tiba menghilang begitu saja. Yohan mencari ke kamar awal mereka bertemu dengan Jennifer, tetapi tiara tidak ada. Selain itu yohan juga menggerakkan Bodyguardnya untuk membantu mencari tiara secara diam-diam, supaya tidak mencolok.     

Tiara kembali ke aula pesta, tetapi tidak menemukan suaminnya di tempat itu. Tiara terpaksa meminta tolong asisten steve untuk menelepon suaminnya dan bilang tiara ingin segera bertemu, ada hal penting yang ingin di bicarakan.     

Di tengah kepanikan yohan yang mencari Istrinya ke ber-bagai tempat. Tiba-tiba handphonenya ada pqnggilan masuk dari asisten steve.     

"Hallo, Steve. Apakah kau menemukan Tiara?" Tanya Yohan terlebih dahulu, sebelum asisten Steve mengucapkan sesuatu.     

"Presdir, ibu tiara sudah kembali. Ia ingin berbicara dengan anda sekarang, penting!" Kata asisten steve menegaskan seperti apa yang diinginkan oleh Tiara.     

"Baik, aku Segera kesana." Jawab yohan segera berlari dengan cepat menuju aula pesta.     

Sesampainya dia aula pesta. Sebelum masuk, sang presdir tampan ini harus mengatur nafasnya terlebih dahulu. Baru setelah itu bisa masuk dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa, yang penting bagi yohan tiara sudah ketemu saja dan dalm keadaan baik-baik saja.     

Tiara segera menarik suaminnya itu ke tempat yang lebih tenang dan sunyi. Sebab tiara tahu, tania tengah mengawasinya dari kejauhan. Tiara tidak ingin mengambil resiko lebih untuk bayinya, meskipun tiara tidak meminum obat itu sepenuhnya. Tetapi masih ada sebagian kecil obat yang ikut masuk melalui salivanya.     

"Sayang, kamu dari mana saja. Aku hampir mati khawatir mencarimu." Kata yohan yang langsung melampiaskan kekhawatirannya kepada istrinya. Yohan memeluk taiara dengan erat.      

Dari kejauhan tania dan youli diam-diam mengikuti sang presdir dan Sekertaris Kesayangannya itu.     

"Presdir, jaga sikap anda. Bagaimana jika ada pegawai lain yang melihat?" Kata tiara yang berusaha berakting untuk menyadarkan yohan, jika di tempat itu sekarang tidak hanya mereka berdua saja. Tetapi masih ada orang lain yang diam-diam menguntit.     

"Ada apa?" Tanya yohan berbisik pelan.     

"Tolong kembalikan posisi Sekertaris Tang. Kemarin saya yang salah. Saya mohon Presdir!" Kata tiara yang tiba-tiba memeluk yohan dan berbisik di telinga suaminnya.     

"Lakukan saja yang aku katakan. Nanti aku akan menceritakan semuanya kepadamu, sayang." Bisik tiara dengan wajah terlihat sedih dan menangis. Akting wanita cantik ini benar-benar meyakinkan daan mampu membuat tania dan youli tertipu.     

"Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu. Aku akan meminta asisten steve untuk mengembalikan jabatan Sekertaris tang besok." Kata yohan berjanji kepada Tiara.     

" Cih! Sialan! Dasar wanita murahan! Beraninya dia memeluk dan merayu yohanku." Kata tania bergumam pelan dengan perasaan jengkel. Tania ingin sekali menarik dan mengacak-acak rambut tiara, ketika melihat tiara memeluk sang presdir.     

"Hmm.. kau pikir aku tidak tahu kau bersembunyi disana? Tania Tang, apa kau pikir aku tiara yang dulu. Orang yang mudah kau tindas. Kita lihat saja, siapa yang terbakar hari ini? Berani-beraninya kau mengancamku dengan menyakiti bayiku." Kata tiara dalam hatinya, sambil sesekali melirik kearah tiang penyangga teras yang terlihat sedikit gelap (tempat Tania dan youli sedang mengamati tiara dan Yohan).     

Tiara tidak hanya memeluk sang presdir tetapi juga mencium bibir suaminnya itu dengan lembut. Hal ini membuat Tania yang sedang bersembunyi dibalik kegelapan, terasa terbakar hatinya. Semakin lama tiara semakin berani melakukan hal-hal romantis dengan suaminnya. Seolah sudah tidak takut lagi ketahuan oleh pegawai perusahaan. Awalnya yohan sedikit heran. Tetapi lama-kelamaan laki-laki tampan ini justru menikmatinya.     

Tania mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan menggertakkan giginya.     

"Sial! Wanita ini semakin kurang ajar saja. Dia berani mencium bibir yohan, yang bahkan belum pernah aku sentuh sama sekali. Dasar laki-laki brengs*k! Mengapa kau tidak melemparnya dan malah menikmatinya?!" Kata tania mengumpat sendiri di dalam hatinya. Dalam hati tania merasa bingung, sebenarnya yang di sukaiboleh yohan itu wanita atau laki-laki? Jangan-jangan keduanya? Ah, sial! Mana bisa seperti itu? Mungkin yohan hanya terpaksa dan tidak tega karena Sekertaris jiang sedang hamil saja. Tetapi tetap saja tania tidak rela melihat tiara dan yohan terlihat begitu mesra.     

"Tania... Ayo, kita pergi. Bukankah kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan. Jangan sampai kita ketahuan." Kata Youli memperingatkan. Youli melihat sorot mata penuh amarah dan kebencian di mata Tania. Jika hal ini berlanjut, sahabatnya itu pasti akan berbuat hal bodoh yang malah akan mempermalukan dirinya sendiri.     

"Tidak mau! Pergi saja sendiri." Kata tania menolak ajakan youli untuk meninggalkan tempat mereka bersembunyi saat ini.     

"Kau jangan bodoh, Tania. Jika kita ketahuan, maka usahamu akan sia-sia saja. Lagipula ini sudah akan 30 menit. Kau harus segera memberikan penawaran itu kepada Sekertaris Jiang. Ingat! Kita bukan Seorang pembunuh." Kata Youli yang mulai marah dengan keras kepala Tania.     

"Puh... Obat penawar apa? Minta saja dia minum air putih juga beres!. Aku malah sedang berharap yang aku berikan tadi benar sebuah racun dan dia mati!" Kata tania dengan jengkel.menjawab pertanyaan Youli yang sangat cerewet dari tadi. Hatinya sudah sangat sakit, otaknya mendidih, emosinya naik dan sahabatnya ini masih saja mengomel saja.     

"What?! Maksudmu itu bukan racun?" Kata Youli  dengan suara sedikit keras karena terkejut dengan ucapan Tania baru saja.     

"Tutup mulutmu, bod*h!!!!" Kata tania dengan cepat membungkam mulut sahabatnya, supaya tidak menimbulkan kecurigaan tiara dan Yohan.     

"Bod*h, jika itu racun. Bayi itu sudah lahir di dunia sekarang. Itu hanya vitamin. Jadi, diamlah!!!" Kata tania yang emosi dengan kecerobohan Youli. Sahabatnya ini akan membuat masalah untuk mereka berdua, jika presdir Sampai curiga dan mengetahui Mereka berdua tengan mengintip pembicaraan presdir dengan Sekertaris jiang.     

Krakk...     

Youli tidak sengaja melangkahkan mundur dan menginjak sebuah ranting kecil kering dari tanaman hias yang berserakan di belakangnya.     

"Siapa disana?!" Teriak yohan yang merasa mendengar sesuatu yang sedikit gaduh dan berisik. Hal ini membuat yohan sedikit curiga.     

Yohan terlihat berjalan menuju sumber suara. Yohan ingin memastikan sumber suara gaduh itu bukan manusia, Melainkan seorang seekor hewan seperti kucing ataupun tikus. Sedangkan tiara hanya tersenyum.     

"Pufff...Sayang, kau pasti mengira itu kucing. Ya, benar sayang. Kucing berkepala hitam dengan gaun seksinya, He... He... " Kata tiara sambil tertawa kecil sendiri. Tiara tidak bisa membayangkan. Apa yang akan di lakukan kedua kucing itu untuk menghindari kemarahan singa jantan, jika sampai mereka ketahuan.     

"Matilah kita! Presdir berjalan kemari!!! Apa yang karus kita lakukan???" Kata youli semakin gugup. Tania pun juga tak kalah bingungnya dengan sahabatnya itu. Mereka berdua tidak bisa lari kemana-mana sekarang, karena di belakang hanya jalan buntu. Jika melangkahkan kaki ke depan sama saja sedang menyambut kedatangan sang presdir dan menyerahkan diri untuk mendapatkan hukuman. Selain itu tania pasti akan merasa sangat malu dan kehilangan muka di hadapan yohan, jika sampai ketahuan menguping dan mengintip sang presdir dan Sekertaris Kesayangannya itu.     

"Tania, apa yang harus kita lakukan sekarang???" Tanya youli sekali lagi dengan suara gugup, ketika melihat sang presdir semakin mendekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.