CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

565. Pesta ulang tahun asisten Steve



565. Pesta ulang tahun asisten Steve

0Yohan dan tiara sampai di aula pesta.  Semua mata memandang kearah mereka berdua. Bukan karena ketampanan sang presdir dan kecantikan Tiara yang sudah tidak di ragukan lagi. Tetapi kedatangan mereka yang bersama-sama dan juga posisi tangan tiara yang menggandeng erat lengan sang presdir tampan itu.      

Selama ini belum ada satu pegawai pun yang mendapatkan kehormatan dan kesempatan emas bisa berdiri berdampingan dengan orang nomor satu di perusahaan itu. Tetapi keduanya terlihat tidak ada rasa canggung sama sekali satu sama lain, seolah sudah sangat terbiasa melakukannya.     

"Sayang, Semua orang tengah melihat kearah kita." Bisik tiara dengan suara pelan di telinga sang presdir.     

"Tenang, mereka hanya kagum dan iri kepadamu. Sudah lama dari wanita-wanita itu menginginkan posisimu sekarang. Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang berhasil mendapatkannya." Kata yohan sambil terus berjalan masuk ke dalam ruangan bersama Tiara.     

"Ah, kau percaya diri sekali. Dasar genit!" Kata wanita cantik ini sembari memberikan cubitan kecil  di lengan sang presdir dengan sembunyi-sembunyi.     

Yohan hanya tersenyum tipis. Jika di rumah atau di tempat sepi, yohan bisa saja membalas Istrinya ini dengan bertingkat sedikit genit. Tetapi tidak di depan banyak orang seperti ini. Sebenarnya yohan tidak keberatan melakukannya hal itu. jika diizinkan oleh tiara, mungkin Keluarganya juga sudah menggelar pesta pernikahan mereka. Tetapi sayangnya tiara belum siap untuk itu Semua.     

"Oh, my God! Tania, lihat! Siapa yang datang bersama presdir?" Kata Youli dengan mata terbelalak dan menutup mulutnya tak percaya dengan yang sedang di lihatnya. Dengan cepat Youli menyenggol bahu sahabatnya itu sedikit kasar, setelah syok melihat Sekertaris jiang dengan perut buncitnya datang bersama sang presdir.     

"Sial! Wanita murahan itu beraninya datang ke pesta ini. Dasar tidak tahu malu." Kata Tania mengomel sebal. Mantan Sekertaris utama yang sekarang justru menjadi bawahan Youli ini sampai meludah jijik melihat tiara. Entah apa yang dilakukan Tiara, sehingga yohan bisa begitu baik kepadanya.     

"Bukan madalah murahan. Itu... Itu... Itu Kamu lihat perutnya yang besar." Kata Youli yang masih penasaran dengan tanggapan Tania, hingga wanita cantik yang menggantikan jabatan Sekertaris tang ini menjadi salah tingkah sendiri.     

"Kenapa? Kamu mau bilang dia hamil? Dengan siapa? Dengan presdir? Kau pasti sudah buta! Mana mungkin itu anak presdir. Bukankah kau pernah melihat sendiri Presdir lebih mesra dengan asisten sialan, dari pada wanita lain. Bahkan pesta ini juga Presdir siapkan khusus untuk asisten menyebalkan itu." Kata tania menggerutu sendiri dan sama sekali tidak terkejut dengan keadaan tiara seperti pegawai yang lainnya.      

"Kau tidak terkejut?!" Kata Youli heran.     

"Tidak, aku sudah bertemu bertemu dengan wanita simpanan laki-laki tua dan kaya itu kemarin di kantor. Aku bahkan telah menampar wajahnya Sampai dua kali. Sialnya asisten steve datang dan menghentikan aksiku. Padahal aku masih ingin menjambak rambut dan mencakar wajahnya yang pura-pura polos di hadapan semua orang itu." Kata Tania menjelaskan alasan, mengapa ia sama sekali tidak terkejut melihat perut buncit sekertaris Jiang.     

"Apa?! Berni sekali kau melakukan hal itu!!! Apa tidak takut, jika presdir tahu semua perbuatanmu?" Kata Youli bertambah syok, ketika mendengar cerita dari sahabatnya itu.     

"Heh, bod*h! Jika dia belum tahu, mana mungkin aku kehilangan jabatanku dan di gantikan olehmu!" Kata tania dengan nada sedikit kesal kepada Youli yang sedaritadi bertanya kepadanya terus-menerus tiada henti.     

Tiara dan yohan  berjalan melangkah maju ke tengah-tengah kerumunan pesta, meskipun tidak sedikit dari mereka yang mencibir tiara secara diam-diam sambil berbisik satu sama lain. Mana ada yang berani berkata kasar secar langsung dalam menghina Tiara, jika seorang Sekertaris tang yang kedudukannya tinggi saja bisa di jelaskan dengan mudah dari jabatannya. Apalagi mereka yang hanya pegawai kecil.     

Semua tamu undangan di Pesta itu menikmati suasana pesta kembali, tanpa ada yang berani menyinggung soal kehamilan tiara. Semua seolah memilih untuk berpura-pura dan menutup mata, daripada membuat masalah dengan sang presdir.     

Yohan dan tiara memilih untuk duduk untuk beristirahat. Bagaimanapun tiara tidak bisa berdiri dengan waktu yang cukup lama. Yohan memutuskan untuk mengambil makanan dan minuman untuk istrinya.      

"Sayang, tunggulah disini sebentar. Aku akan mengambikan sesuatu untukmu." Kata yohan yang mulai berdiri dari tempat duduknya.      

"Tidak perlu. Panggil saja pelayan untuk mengambilkannya untukku. Kau bisa menemani asisten steve dan mamanya. Bagaimanapun mereka tamu istimewa di pesta ini. Kata tiara kepada Yohan. Suaminya ini bisa bersamanya kapan saja dan dimana saja. Tetapi ulang tahun asisten steve hanya terjadi setahun sekali. Apalagi Tante Jennifer juga mungkin tidak akan tinggal di kota ini dalam waktu yang lama.     

"Baiklah, aku akan meminta pelayan untuk mengantarkan makanan dan minuman untukmu." Kata yohan yang mengikuti keinginan Istrinya.      

Setelah meminta pelayan mengantarkan makanan dan minuman yang telah yohan pilih sendiri untuk Istrinya. Laki-laki ini berjalan menemui asisten Steve dan Jennifer untuk mengobrol bersama mereka berdua dan juga tamu undangan yang lainnya.     

Kesempatan ini di manfaatkan oleh Tania yang ingin membalas rasa sakit hatinya. Gara-gara Tiara, Sekertaris cantik ini harus kehilang jabatan yang sudah ia penjuangkan  bertahun-tahun. Dengan jabatannya sekarang, Tania akan semakin sulit untuk mendekati yohan.      

Tania meminta seorang pelayan untuk mendatangi tiara dan berkata, jika mama asisten membutuhkan bantuannya di kamar 905 dan itu sangat penting.     

Mendapatkan pesan itu, akhirnya Tiara berdiri dan meninggalkan aula pesta itu menuju kamar 905. Sebab tiara juga tidak melihat tante Jennifer di aula pesta saat ini.     

Sesampainya di kamar itu, tiara langsung masuk ke dalam kamar, tanpa curiga sedikitpun.  Ketika wanita cantik ini masuk, tiba-tiba pintu di tutup dengan cepat dan di kunci.     

Brakk...      

Suara pintu tertutup dengan keras.     

"Tante Jennifer, apakah itu kau?" Teriak tiara bertanya, ketika tiba-tiba lampu ruangan itu padam.     

Tidak ada jawaban sama sekali dari tante Jennifer, yang ada hanya terdengar beberapa langkah kaki orang yang tengah mendekat menuju kearah tiara.     

"Siapa kalian? Jangan bermain-main denganku!" Teriak tiara yang mulai merasa terancam. Ini jelas bukan mama asisten steve. Tidka mungkin tante Jennifer akan mengerjainya lagi.     

Ada seseorang yang menarik tangannya kebelakang dan yang lain menyalakan kembali lampunya.     

"Hei, wanita murahan! Berani juga kau datang di tempat umum seperti ini. Dasar tidak tahu malu!" Kata Tania menghina sambil duduk di sofa. Sedangkan Youli yang memegang kedua tangan Tiara.     

"Kalian berdua mau apa?!" Kata tiara Bertanya dengan Setengah emosi.     

" Mau apa?! Ha... Ha... Pertanyaan bodoh! Tentu saja memberikan pelajaran kepadamu. Aku kehilangan jabatanku karena kau. Dasar wanita murahan! Kau harus mengembalikan posisiku bagaimanapun caranya, atau....???" Kata Tania sambil menyodorkan sebuah gelar berisi air putih dan sebuah obat di tangan satunya.     

"Tania, apa kau yakin melakukan ini semua? Ini sangat kejam, bayi itu tidak bersalah." Kata Youli yang merasa perbuatan sahabatnya ini tidak benar dan gila.     

"Tania! Kau jangan macam-macam!!! Kau akan menyesal!" Kata tiara berteriak ketakutan. Bukan takut kepada Tania, tetapi takut wanita yang tergila-gila dengan suaminnya itu akan menyakiti bayi di dalam perut tiara.     

"Diam! Aku tidak sedang melakukan tawar-menawar disini. Kau bilang kepada yohan untuk mengembalikan posisiku, atau aku akan memasukkan obat ini kemulutmu." Kata tania dengan serius dan tidak sedang bermain-main.     

Tania memaksa tiara meminum obat itu, meskipun tiara memberontak. Namun perlawanan tiara itu sia-sia saja.     

"Kau! Apa yang kau berikan kepadaku?" Kata tiara yang sengaja di lepaskan kedua tangannya oleh Youli.     

"Tidak perlu banyak bertanya, aku berikan waktu kepadamu 30 menit untuk merayu presdir, dan penawar ini akan menjadi milikmu. Ingat! Jangan macam-macam atau bercerita kepada orang lain, jika masih sayang dengan baby kecilmu ini" kata Tania sambil mencolek perut buncit Tiara, serta tersenyum menyeringai.     

"Aku tunggu telepon cinta dari kekasihku. Bye... Sekertaris Jiang!" Kata yang pergi dari kamar itu begitu saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.