CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

558. Hati yang gelisah



558. Hati yang gelisah

0KEDIAMAN KELUARGA BESAR KIM     

Yohan baru saja tiba di kediaman keluarga besar Kim. Sang tuan muda terlihat menyetir mobilnya sendiri, tanpa ada sang asisten yang biasanya merangkap menjadi sopir pribadinya. Kemanapun yohan pergi, asisten steve selalu berada di sampingnya.     

Tiara terlihat sedang duduk di kusi taman sambil berjemur sinar matahari yang sudah lumayan tinggi. Entah apa yang sedang dipikirkan wanita cantik ini, dengan makanan inkan di tangannya. Satu persatu butiran kecil makanan ikan itu Tiara lempar ke kolam ikan.     

Dalam benaknya sedang berfikir keras. Seandainya wanita cantik ini berbicara jujur kepada suaminya, tentang pertemuannya dengan Jonatan. Kira-kira nanti yohan akan marah atau tidak. Hati Tiara sedang terbelenggu dan tidak bisa bergerak bebas seperti yang wanita cantik ini inginkan.     

"Yohan akan marah tidak ya? Marah....? Tidak...? Marah....? Tidak...? Marah...? Tidak...? Marah...?" Wanita cantik ini hanya bisa menghirup nafas panjang dan menghembuskan lagi dengan kasar.     

Setoples kecil makanan ikan yang tiara lempar ke kolam ikan berakhir dengan kata marah bagi Yohan. Tetapi memang itu kenyataan yang harus Tiara hadapi. Kenyataannya, suaminya memang sangat posesif dan pencemburu berat. Jangankan dengan Jonatan,  yang jelas-jelas mantan kekasih tiara. Dengan dokter glen saja, yohan masih sempat-sempatnya cemburu. Padahal mereka berdua sudah bersahabat sejak kecil dan sudah tahu sifat masing-masing.     

"Ikan, aku harus bagaimana? Katakan kepadaku, aku harus jujur atau tidak?" Kata wanita cantik ini berbicara kepada ikan-ikan yang sedang berenang di kolam.     

Yohan yang melihat dari balkon kamar hanya diam dan mengamati Istrinya dari jauh. Perasaan tidak nyaman di dalam dirinya, membuat suami tiara ini terpaksa sementara waktu menjauh dari Istrinya. Bukan karena tidak sayang kepada istrinya, justru yohan sangat sayang sepada Istrinya. Sehingga laki-laki tampan ini tidak ingin Istrinya itu menjadi pelampiasan emosinya yang sedang tidak stabil itu.     

Meskipun begitu yohan tetap perhatian kepada istrinya. Laki-laki tampan ini turun dan memanggil pelayan untuk memintanya mengirimkan segelas jus buah segar untuk Istrinya dan meminta hana untuk menemani Tiara. Hana di minta untuk membujuk Istrinya untuk segera masuk ke dalam rumah. hari sudsh siang dan matahari sudah sangat terik, panasnya sangat menyengat di kulit.      

"Hana, bawalah payung dan juga selimut ini." Kata sang tuan muda kepada pelayan istrinya itu. Payung akan digunakan, jika tiara tetap tidak mau masuk ke dalam rumah. Supaya payung itu bisa melindunginya dari panasnya sinar matahari. Sedangkan selimut, supaya tiara tidak kedinginan. Angin lumayan kencang siang ini.     

"Baik, tuan muda. Mengapa tuan tidak menemui Nyonya muda?" Tanya hana memberanikan diri. Seharusnya persoalan rumah tangga majikannya, bukanlah urusan seorang pelayan. Tetapi sedikit banyak hana memang terlibat di dalamnya. Hana hanya berfikir? mungkin bisa sedikit membantu mereka berdua, Jika memang pelayan ini di butuhkan.     

Hana juga merasa sedih, jika melihat Pasangan yang biasanya terlihat hangat dan romantis. Sekarang menjadi bersikap begitu dingin dan saling menjauhi satu sama lain, karena sebuah salah paham.     

"Sudahlah, cepat temani istriku." Kata sang tuan muda yang sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan pelayan wanita itu.      

Yohan kemudian berbalik badan dan berjalan menuju tangga untuk menuju ruangan kerjanya. Laki-laki tampan ini memutuskan untuk mengunci dan menyediri di ruangan kerjanya. Entah sampai kapan yohan akan seperti ini, mungkin sampai sore hari atau bisa juga Sampai malam menjelang.     

Hana datang menghampiri Nyonya mudanya, seperti yang di perintahkan oleh sang tuan muda. Pelayan cantik ini menyelimuti punggung sang nyonya muda, kemudian memayunginya. Sedangkan pelayan wanita lainnya memberikan segelas jus buah segar kepada wanita cantik ini.     

"Terimakasih. Kalian mengapa repot-repot membawa payung dan minuman untukku? Apakah mama yang meminta kalian berdua melakukannya?" Tanya wanita cantik ini sedkit bingung. Sebab tiara sama sekali tidak memanggil pelayan untuk melayaninya. Wanita cantik ini memang sengaja ingin sendiri dan merenung untuk sementara waktu.     

"Bukan, nyonya muda. Tuan muda yang meminta kami melakukannya." Jawab hana dengan suara lembutnya.     

"Yohan sudah pulang?" Tanya tiara sedikit heran.     

"Iya, nyonya muda. Tuan muda sudah datang sejak 30 menit yang lalu." Jawab Hana dengan perasaan sedikit sedih melihat  ekspresi wajah Nyonya mudanya yang terlihat sedikit kecewa.     

Biasanya yohan selalu mencarinya terlebih dahulu ketika pulang dari kantor. Tetapi hari ini suaminya tidak menemuinya sama sekali.      

"Oh, terimakasih." Jawab tiara dengan wajah lesu dan tidak bersemangat.     

Pelayan cantik ini masih berdiri sambil memegang payung di tangannya sambil menunggu nyonya mudanya selesai minum.     

"Nyonya muda. Matahari semakin terik. Sebaiknya kita kembali ke dalam rumah. Saya takit Nyonya akan dehidrasi dan pusing. Jika terlalu lama berjemur di terik matahari seperti ini." Kata hana yang sedang membujuk Tiara untuk masuk ke dalam Rumah.     

"Tidak, aku masih ingin disini. Kalian saja yang kembali ke dalam rumah terlebih dahulu." Jawab wanita cantik ini yang sedikit jengkel kepada suaminya. Tiara sengaja melakukan itu untuk menunggu yohan yang menjemputnya ke taman.     

"Kalau begitu, saya akan menemani Nyonya muda di taman ini." Kata Hana sambil tersenyum manis. Ini semua juga bukan kemauan Hana sendiri. Berdasarkan perintah tuan muda, pelayan cantik ini harus menemani Nyonya muda di taman, selama wanita cantik ini ingin tinggal disana. Yang artinya hana tidak boleh kemana-mana, kecuali Nyonya mudanya telah kembali masuk ke dalam rumah.      

Tiara hanya tersenyum. "Aku tidak apa-apa. Kau lanjutkan saja pekerjaan mu yang lain." Kata Tiara kepada Hana. Sedangkan pelayan yang satunya sudah terlebih dahulu kembali ke dalam rumah, ketika selesai menyajikan minuman tadi.     

"Tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting dari pada menemani dan menjaga Nyonya muda dengan baik." Jawab hanya sambil tersenyum untuk menolak perintah Nyonya mudanya dengan halus.     

Memang sulit bagi hana, jika harus memilih perintah siapa yang harus ia prioritaskan. Perintah tuan muda atau Nyonya muda? Hal ini yang sering membuat pelayan ini pusing, belum lagi jika Nyonya besar juga turut andil dalam hubungan keduanya. Pelayan satu ini seperti tengah makan buah simalakama, menuruti perintah siapapun pasti akan tetap salah.     

"Puh... Kau pasti sudah mendapatkan perintah dari tuanmu, sehingga kau menolak perintahku. Baiklah terserah kau saja." Kata tiara sambil melitik kearah balkon kamar tidurnya, berharap jika suaminya tengah berdiri dan melihatnya dari atas balkon.     

"Hana, pernahkah kau menyembunyikan sesuatu dari orang lain?" Tanya tiara sambil menarik lengan pelayan canti ini untuk duduk di sampingnya.     

"Tentu saja pernah Nyonya muda. Sebab saya hanya manusia biasa, yang jauh dsri kata sempurna." Jawab hana yang mulai merasa ada hal yang sedikit aneh dengan Nyonya mudanya.     

"Hmm... Kau bisa saja menjauh dariku, sayang. Tetapi aku juga bisa memaksamu untuk tetap dekat denganku. Kita lihat, siapa yang akan menang di akhir. Kamu atau aku?" Kata tiara di dalam hatinya.      

Wanita cantik ini sedang berfikir. Kira-kira dengan cara apa? Wanita cantik ini bisa mendapatkan perhatian dari suaminya lagi. Jika yohan selalu bersikap dingin dan mulai menjauhinya. darimana tiara akan tahu, apa sebenarnya yang membuat suaminya itu menjadi berupah sikapnya akhir-akhir ini.     

Yohan sama sekali tidak mengatakan apapun, sejak tiara dan hana Sampai di perusahaan. Ketika di Rumah sakit, suaminya juga terlihat dingin dan menjaga jarak kepada wanita cantik ini. Padahal tiara sama sekali tidak merasa melakukan sebuah kesalahan yang sekiranya membuat yohan marah besar.     

"Ya, tuhan. Haruskah aku bertanya kepada asisten steve, tentang masalah yang terjadi di perusahaannya akhir-akhir ini. Siapa tahu, itu yang membuat yohan sedikit berubah? Tetapi haruskah yohan mencampur adukkan masalah kantor dan pribadi? Terlebih lagi melampiaskan kepadaku? Tidak! Itu bukan suamiku. Yohan tidak akan melakukan hal seperti itu." Batin dan pikiran wanita cantik ini sedang beradu antara percaya dan tidak percaya. Perasaan yang membuatnya semakin helisah dan pikirannya tidak bisa merasa tenang meskipun hanya sejenak. Seluruh perhatiannya sekarang hanya tertuju kepada yohan dan hanya yohan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.