CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

557. Bagai tersambar petir disiang bolong



557. Bagai tersambar petir disiang bolong

Ketika asisten Steve mengulurkan tangannya untuk sekretaris cantik itu berdiri, sekretaris tentang justru menghempaskan tangan asisten Steve dan menolak niat baik asisten tampan ini.      

Asisten Steve hanya tersenyum kemudian menegakkan tubuhnya dan persilahkan para pegawai yang hadir di acara ulang tahun itu untuk menuju kantin perusahaan.     

"para pegawai sekalian saya sangat berterima kasih atas antusias kalian semua untuk merayakan hari ulang tahun saya. Sangat terharu dengan kejahatan yang kalian berikan kepada saya hari ini. Sebagai rasa terima kasih saya, maka hari ini ini kalian semua bisa makan gratis di kantin perusahaan dan saya yang akan mentraktirnya." Kata asisten steve sedang tampan ini sambil tersenyum manis kepada para semua pegawainya.      

"Wow... Terima kasih asisten steve." kata seluruh pegawai yang memberi ucapan selamat ulang tahun secara bergantian kepada asisten tampan ini dan kemudian berjalan keluar dari ruangan Sang untuk menuju kantin perusahaan.     

siapa yang akan menolak makan di kantin perusahaan yang tidak kalah mewah dengan restoran mahal di kota S, dengan para koki ahli yang memasak di dapur kantin perusahaan tersebut.     

Sekarang di ruangan itu hanya tinggal asisten tampan ini dengan Sekertaris Tang.      

"Sekertaris Tang, terimakasih atas kau telah repot-repot mempersiapkan pesta ulang tahun yang mewah seperti ini untukku."  Kata asisten tampan ini sambil senyum menyeringai.     

"Brengs*k! yang sudah membuatkan pesta ulang tahun untuk laki-laki yang menyebalkan seperti kau!" Kata wanita cantik ini dengan emosi dan cemberut.     

Sekretaris tank yang bergerak dengan cepat membalikkan badan membelakangi asisten tampan ini, karena jengkel dan tidak Sudi memandang wajah asisten steve. sama sekali tidak sadar jika ujung gaunnya sedang tersangkut di salah satu ujung meja. Sehingga ketika wanita cantik ini bergerak maju, gaun hitam menjadi robek sampai ke paha.     

Asisten steve yang tidak sengaja melihat pemandangan itu, memalingkan wajah dan  melepaskan jas yang dipakainya. Laki-laki ini berjalan mendekat ke arah Sekertaris Tang dan mengikat lengan jasnya di pinggang Sekertaris cantik ini untuk menutup gaun wanita cantik yang robek.     

"Kau!" Kata Sekertaris cantik ini berusaha menolak dsn memberontak. Namun kedua yangan asisten tampan ini sudsh mengikat ujung lengan jas miliknya itu di pinggang Sekertaris Tang.      

"Diam! Jangan banyak bergerak." Kata asisten steve dengan tegas. Setelah selesai mengikatnya, asisten steve hanya tersenyum dan pergi meninggalkan Sekertaris tang yang emosinya sudah naik sampai ubun-ubun.     

Asisten steve berjalan menuju ruangan kerjanya. Laki-laki ini tidak tahu kemanayang beristirahat setelah pesta di ruangannya tadi selesai.     

Sesampainya di ruangan kerjanya, asisten tampan ini melihat sang presdir tengah duduk di sofa sambil menghisap sebatang rokok. Sudsh lama sekali asisten Tampan ini tidak melihat sang presdir merokok, mungkin karena Istrinya sedang hamil. Sehingga sang presdir tidak lagi merokok dengan waktu yang lama.     

"Presdir." Kata asisten steve menyapa, sambil berjalan mendekat kearah atasnya yang terlihat sedang gelisah itu.     

"Oh, kamu steve. Maaf, aku pinjam ruanganmu sebentar. Di luar terlalu berisik. Kenapa kau sudah kembali? Nikmatilah hari ulang tahunmu dan bersenang-senanglah bersama dengan yang lainnya. Hari ini aku Anggap kalian pulang awal." Kata dang presdir yang memberikan satu hari spesial kepada seluruh pegawai untuk merayakan ulang tahun asisten setianya itu. Tentu tidak hanya itu, sang presdir akan memberikan hadiah kejutan yang lainnya nanti untuk asisten steve. Meskipun hati dan perasaan sang presdir sedang gelisah, bukan berarti ia juga harus merusak hari bahagia asisten Steve.     

"Saya disini saja. Mungkin presdir memerlukan saya." Jawab asisten steve yang merasa tidak tega meninggalkan atasannya dalam keadaan seperti itu.     

"Ha... Ha... Dasar bod*h! Pergilah sana, kau anggap aku selemah itu. Aku akan pulang, setelah menghabiskan  satu batang rokok ini." Kata yohan sambil tersenyum kepada asisten steve, meskipun senyuman itu sedikit di paksakan.     

"Baik, presdir." Jawab asisten steve.      

Asisten steve kemudian berjalan keluar menuju kantin Perusahaan. Sesuai perintah sang presdir, asisten steve harus menemani para pegawai dan merayakan ulang tahun bersama mereka semua.     

Setelah asisten steve pergi. Yohan masih Duduk termenung di ruangan asisten Steve. Laki-laki ini tidak tahu, apa yang harus ia lakukan? Ketika nanti bertemu dengan Tiara. Di dalam hatinya masih terasa sakit ketika melihat istrinya itu di peluk Jonatan tanpa perlawanan.      

Daripada sebuah perasaan cemburu buta. Yohan lebih takut, jika perasaan cinta antara Istrinya dan mantan tunangannya itu tumbuh kembali. Apalagi jonathan sudah menyatakan kepada Tiara, jika laki-laki itu masih mencintainya dan mau menerima wanita cantik itu beserta anak yang ada di dalam kandungan tiara.     

Yohan tahu, jika Jonatan hanya ingin memanfaatkan istrinya saja. Pasti ada tujuan tertentu dari seorang Jonatan Sampai harus merayu tiara seperti itu. Lebih tidak mungkin lagi, jika jonatan mau menerima anak hasil hubungan dengan tiara dengan orang lain. Mustahil! Sangat mustahil. Tetapi yang di khawatirkan oleh yohan adalah Istrinya terlalu polos dan baik hati. Yohan takut, jika tiara termakan jebakan yang telah di pasang oleh mantan tunangannya itu.     

Laki-laki ini ingin sekali melindungi Tiara secara terang-terangan. Tetapi Yohan takut, jika Istrinya itu akan salah paham dan menganggap suaminya ini sengaja membatasi ruang pribadinya. Dengan cara menguntit kemanapun wanita cantik ini pergi dengan Bodyguard bayangan yang telah di perintahkan oleh laki-laki tampan ini.     

Andai saja tiara bisa sedikit terbuka dengan pertemuannya dengan Jonatan. Mungkin yohan akan bisa sedikit menjelaskan maksudnya dan caranya untuk melindungi Istrinya dari orang-orang yang ingin menyakiti tiara. Tetapi sayangnya, istri Kesayangannya itu masih bungkam dan memilih untuk merahasiakan Semuanya dari suaminya ini. Yohan tidak ada pilihan lain, selain menunggu Tiara untuk jujur dan mengatakan semuanya kepada yohan tanpa ada paksaan dari siapapun.     

Yohan beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari ruangan asisten steve. Ketika laki-laki tampan ini menutup pintu secara tidak sengaja Sekertaris Tang yang baru saja keluar dari ruangan sang presdir dan berjalan menuju ruangannya untuk berganti pakaian.     

Sekertaris Tang dengan cepat berjalan mendekati sang presdir yang masih berdiri di depan pintu. Sekertaris cantik ini membalikkan tubuhnya sang presdir  dan menampar wajah tampan itu dengan penuh emosi.     

Plakk...     

Tania mendaratkan Tamparan di pipi kanan Yohan, sebagai bentuk pembalasan atas penghinaan yang di lakukan oleh laki-laki tampan ini dalam pesta kejutan itu.     

"Yohan, laki-laki brengs*k! Tega sekali kau melakukan hal itu kepadaku. Kau tahu aku menyiapkan semuanya untuk mu, tetapi kau malah dengan sengaja melemparnya kepada asisten steve." Kata Sekertaris cantik ini dengan marah-marah dan mencaci maki sang presdir tanpa ada rasa takut sedikitpun.     

Yohan mengambil kartu identitasnya (KTP) dari dompetnya.     

"Oh, ya. Coba kau lihat baik-baik siapa yang sedang berulang tahun hari ini!." Kata laki-laki tampan ini sambil memperlihatkan kartu identitasnya kepada wanita cantik itu.     

Seketika Sekertaris cantik ini terlihat bengong dan tidak percaya, jika ia bisa melupakan bahkan salah mengingat tanggal lahir laki-laki pujaannya itu.     

"Tidak! Itu tidak mungkin. Aku tifak mungkin salah ingat." Kata Sekertaris Cantik ini bergumam pelan.      

"Kau pikir?! aku akan repot-repot mengubah kartu identasku, hanya untuk menolak pesta kejutan itu? Heh! Jangan konyol. Jika kau masih tidak percaya, kau bisa datang ke ruang berkas pegawai dan periksa biodata asisten steve. Kau bisa lihat, siapa yang berbohong disini. Satu lagi, ini adalah terakhir kali  lau membuat ruanganku hancur seperti itu. Ingat! Kau bukan Sekertarisku lagi. Jadi, bersikaplah sewajarnya seorang pegawai." Kata yohan yang mulai membalikkan kata-kata  Sekertaris Tang, sekaligus memberikan peringatan keras kepada wanita cantik ini.     

"Yohan, aku mohon maafkan aku. Aku berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi." Kata Sekertaris cantik ini sambil berlari mengejar sang presdir yang meninggalkannya, ketika ia sedang berdiri bengong karena tidak percaya dengan semua yang dikatakan oleh Yohan. Namun sang presdir tetap tidak perduli dan masuk ke dalam lift begitu saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.