CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

343. Ada yang tertinggal



343. Ada yang tertinggal

0mendengar perkataan sang presdir yang mengatakan dia akan melakukan perhitungan atau dengan kata lain memberikan hukuman kepada asisten Steve. Asisten Tampan ini merasa merinding membayangkan apa yang akan ia terima nanti.     

"Siap Presdir." Asisten Steve menganggukkan kepalanya.     

Mereka semua Kemudian meninggalkan rumah sakit dan melakukan perjalanan pulang ke kediaman keluarga Kim.di dalam mobil Tiara hanya terdiam tanpa berani untuk berbicara sepatah kata pun, baik dengan suaminya maupun dengan mama mertua nya. Ekspresi wajah dingin suaminya, membuatnya teringat akan pertemuan pertama kali mereka di dalam lift di perusahaan cabang milik Kim Yohan. Wajah dingin dan acuh kepada semua orang di sekitarnya, termasuk kepada Tiara saat ini.     

"Sayang... Semarah itukah kau kepadaku?." gumam Tiara dalam hati kecilnya. Wanita cantik ini ingin sekali menangis dan mengeluarkan semua perasaannya. tetapi jika itu sampai ia lakukan, maka ibu mertuanya yang duduk di kursi depan itu akan merasa curiga kepadanya.     

Nyonya gimananya mengamati Yohan dan Tiara dari spion mobil. Putra dan menantunya itu terlihat sangat aneh dan seperti biasanya. Yohan yang tadinya sangat panik ketika melihat istrinya pingsan. sekarang seolah tidak peduli dengan Tiara dan acuh kepada istrinya. Laki-laki itu hanya diam dan duduk menjauh dari istrinya, padahal biasanya ia sama sekali tidak pernah mau ada jarak diantara mereka berdua.     

"Ada apa dengan Yohan dan Tiara? Bukankah tadi mereka masih baik-baik saja? Mengapa sekarang mereka seperti orang yang sedang bertengkar?" Isi pikirannya Kim. Tetapi wanita cantik ini hanya diam saja dan mengamati tanpa berbuat apa-apa. Ia berpikir jika saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menegur keduanya atau pun meminta penjelasan. mungkin nanti setelah sampai kediaman keluarga Kim ia akan mencari tahu secara diam-diam Mengapa keduanya bersikap sangat aneh seperti itu.     

Sedangkan di mobil kedua di belakang mobil Yohan dan Tiara. Ada asisten Steve dokter clan dan juga Doni. Sang bodyguard tampan yang sejak tadi memegang erat lengan dokter Glen seperti sepasang kekasih saja. Ia tidak ingin dokter tampan ini sampai kabur. Lagi sekarang emosi Sang presdir sangat tidak menentu, ia sampai salah langkah saja dalam bekerja. Maka presdir Kim tidak akan segan-segan untuk memecatnya dan para bawahannya yang lain.     

"Hei... lepaskan aku! Sudah tidak bersama kita, Kau tidak perlu memelukku seperti seorang wanita seperti ini. Menjijikan sekali!!!" Gerutu dokter Glen memprotes perlakuan Doni kepadanya.     

Bodyguard tampan ini tidak menanggapi sedikitpun ocehan dari dokter Glen. Dia tetap bersikukuh memegang lengan dokter Tampan itu dan memasang wajah acuh yang dingin.     

tingkah laku dan ini membuat dokter Glen naik emosi ingin sekali ia menggigit lengan bodyguard dari sahabatnya ini. Ia seolah tidak mau mendengarkan perkataan siapapun selain perintah dari tuannya.     

"Steve... Kau bisa membujuknya untuk melepaskan ku sejenak. Tanganku sampai sakit dibuatnya, tahukah engkau peredaran darahku bisa saja berhenti gara-gara cengkraman tanganmu yang terlalu kuat itu." Sepanjang perjalanan dokter tampan ini menggerutu tiada henti.     

Asisten Steven menoleh ke belakang dan memandang kearah Doni, untuk memintanya melepaskan genggaman erat tangannya dari lengan dokter Glen.     

" Doni lepaskan dia, aku yang akan menjamin dia tidak akan kabur." Kata asisten Steve memberikan perintah kepada bodyguard Tampannya.     

 "Baik tuan." Jawab Doni yang kemudian melepaskan lengan Dokter Glen.     

Asisten Steve mulai menyadari sesuatu. Ia merasa ada sesuatu yang kurang, entah apa itu? Dalam hatinya bertanya-tanya. "Apa ya yang kurang? Mengapa aku merasa ada sesuatu yang tertinggal?" gumamnya dalam hati. Laki-laki tampan ini berusaha mengingat-ingat apa yang mgkin tertinggal atau terlupakan olehnya.     

"Doni... Apakah kau merasa ada sesuatu yang hilang?"  Tanya asisten Steve kepada bodyguard Tampannya di belakangnya.     

"Apa? Bos kehilangan sesuatu? Apa itu dan dimana anda terakhir meletakkannya?" Jawab Doni yang justru berbalik bertanya kepada asisten Steve. Perkataan Doni bukan memberikan pencerahan kepada asisten Steve, justru membuatnya semakin bingung.     

" Sudahlah, lupakan saja. Aku sekali tidak kehilangan apapun tetapi aku merasa ada sesuatu yang kurang sekarang ini?" Jawab asisten Steve.     

"Haits... Bos ini, Yang kurang dari kita itu jelas. Bos tahu itu apa?"  Sindir Doni kepada asisten pribadi sang presdir itu.      

Dokter Glen cuma menjadi pendengar setia saja diantara percakapan bos dan bodyguard nya itu. Tetapi sepertinya mulai tertarik untuk ikut mengobrol dan pembahasan mereka berdua.      

"Apa kau ingin berkata, jika yang kurang diantara kita bertiga ini adalah pasangan hidup atau kekasih? Haits... Sesama sigle dilarang saling membully!" Celetuk dokter Glen singkat.     

"Puff... Kau begitu pandai. Pantas saja kau bisa menjadi seorang dokter. Bahkan isi pikiranku saja bisa tertebak olehmu. Mungkin yang single aku ini pantas. Secara finansial aku masih kurang, dari segi wajah aku juga biasa. Aku hanya lebih pintar berkelahi saja di banding kalian berdua. Tetapi kalian....???" Kata Doni berceloteh kesana kemari, menanggapi jawaban dokter Glen soal pertanyaannya.     

"Sudah, diam kau. Atau ku bungkam mulutmu dengan stetoskop ini." kata dokter Glen yangg sedikit jengkel karena sindiran Doni.     

Mendengar celotehan Doni dan Dokter Glen, asisten Steve telah mengingat seseatu yang telah ia lupakan.      

"Ya! Kau benar Doni. Aku telah melupakannya. Wanita... Ya, dia tidak sedang bersama kita saat ini. Dimana dia?" kata asisten Steve sambil melihat  kebelakang dan kursi dokter Glen dan Doni. Asisten Steve sama sekali tidak melihatnya. Ia mencoba memicingkan matanya, melihat ke depan mobil yang di tumapang Sanga Presdir dan nyonya Kim. Sepertinya orang yang ia maksud juga tidak ada. Jelas, mobil sang Presdir Hanya untuk 4 orang saja. Disana snudah ada Presdir, ibu Tiara, Nyonya besar dan supir.     

"Sial! Aku meninggalkannya. Dia pasti masih di rumah sakit. Pak, berhenti!" kata asisten Steve yang meminta sang supir menghentikan laju mobilnya. Seketika sang sopir berusaha menepikan mobilnya dan menurunkan asisten Steve.     

"Ada apa bos? Siapa yang tertinggal?" Tanya Doni penasaran.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih atas dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS).     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.