CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

211. Oh, Buah Mangga (6)



211. Oh, Buah Mangga (6)

0Yohan berjalan mendekati asisten Steve dan bibi Alaen. "Rupanya kau berada disini?" kata sang presdir yang berdiri tepat di sebelah asisten steve. Ia menepuk pundak asisten Steve yang terlihat gugup.     

'puff' sisa air kopi yang masih ada di dalam mulutnya menyembur begitu saja. asisten steve karena terkejut ketika sang presdir menepuk bahu kirinya. 'uhuk..uhuk..' asisten steve mengelap bibirnya dengan tisu sambil terbatuk-batuk.     

Yohan menarik kursi dan duduk di dekat asisten steve. " bi…ambilkan aku segelas air" pintanya kepada bibi alaen.     

" baik tuan muda" jawab bibi alaen yang kemudian mengambilkan segelas air dan menyuguhkannya kepada sang presdir. Ia kemudian pergi menjauh  meninggalkan keduanya, menuju kamarnya untuk beristirahat. Selain itu ia juga tidak ingin mengganngu percakapan antara presdir dan asistennya, bisa jadi itu adalah hal penting yang tidak boleh diketahui oleh orang lain.     

Setelah minum segelas air tenggorokan sang presdir sudah tidak kering lagi. Ia memangdang kearah asisten steve seolah siap untuk menanyakan sesuatu.     

Tubuh asisten steve sudah mulai panas dingin.' Mati aku! Presdir pasti mau bertanya soal buah itu. Ia pasti marah jika tahu buah itu belum sampai di tempat ini sampai sekarang.' Gumam asisten steve dalam hati.     

Sang presdir mengerutkan keningnya melihat ekspresi wajah asistennya, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres.     

" Steve!!!" Panggilannya kepada asisten pribadinya itu yang sudah mulai melamun.     

"i..i..iya, presdir" jawab asisten steve tergagap karena gugup bercampur takut.     

"apa buah itu sudah kau dapatkan?"Tanya sang presdir dengan serius.     

Asisten steve sejenak terdiam. Ia mulai berfikir bagaimana cara menyampaikan kepada sang presdir dengan kata-kata yang tepat supaya bos besarnya ini tidak marah dan memecat semua anak buahnya.     

" Emm…itu sebenarnya?? Sebenarnya mereka sudah mereka dapatkan. Cuma sekarang mereka masih dalam perjalanan ke Villa ini." jawab asisten steve dengan suara pelan. Pemuda tampan ini menundukkan pandangannya menghindari kontak mata langsung dengan sang Presdir.     

Sang presdir menatap asisten Steve dengan mengernyitkan dahinya. "perjalanan??? Memang berapa lama mereka akan sampai???" Tanya sang presdir yang mulai tidak sabar. Jangan sampai para bawahannya ini akan mempermainkannya. Atau mereka semua akan mendapatkan hukuman darinya, bahkan kalau perlu Yohan akan memecat mereka semua.     

"2 jam" jawab asisten steve dengan wajah pucat.     

Sang presdir menatapnya dengan tatapan mata tajam di penuhi dengan emosi.     

" 2 jam??! Kau gila!!!. Aku sudah menunggu disini hampir 3 jam dan sekarang, aku harus menunggu 2 jam lagi." Sang presdir berdiri dari posisi duduknya dengan marah-marah.     

" presdir maaf, buah itu memang sangat sulit di cari di daerah ini. mereka bahkan harus mencarinya sampai keluar kota. Tolong, anda jangan marah." Jawab asisten steve menjelaskan posisinya dan anak buahnya saat ini. Mereka bukannya sengaja membuat sang presdir dan istrinya menunggu.     

Ketika sang presdir dengan asisten pribadinya itu sedang mengalami cekcok dan adu mulut saling menuntut dan menjelaskan. Bibi alaen datang dengan membawa satu toles manisan buah yang sudah dia awetkan di dalam lemari es. Ia berjalan mendekati tuan mudanya yang sedang marah dan emosi. Ia mengetahui keinginan nyonya mudanya itu dari asisten Steve saat mengobrol tadi.     

" tuan muda, bawalah manisan mangga muda ini untuk nyonya muda. Saya yakin nyonya akan suka, dan jika nanti buahnya sudah datang biarlah saya dan sopir yang akan mengantarkannya ke kediaman keluarga besar kim." Kata bibi alaen sambil menyerahkan  manisan mangga muda kepad tuannya.     

Sang presdir menghela nafas lega. Setidaknya masih ada barang yang bisa ia bawa pulang, meskipun itu bukan buah utuh dan segar seperti permintaan tiara.     

" terimakasih bibi. " kata sang presdir sembari menerima pemberian pelayannya tersebut.     

"Steve… katakan kepada mereka, jika dalam waktu satu jam mereka tidak datang. Maka akan aku potong bonus mereka bulan ini." kata sang presdir sedikit mengancam.     

Asisten steve bernafas lega. Akhirnya ia bisa terlepas sementara dari kemarahan bos besarnya itu. Masih untung Cuma potong bonus, dari pada mereka semua harus di pecat mendadak.     

" Terimakasih bibi Alaen. Kau adalah malaikat penyelamatku dan para bodyguard presdir malam ini." Kata asisten Steve kepada bibi Alaen yang tengah tersenyum kepadanya.     

"Sudahlah, aku melakukan ini bukan untukmu. Tetapi untuk tuan muda." Jawabnya sembari menepuk bahu pemuda tampan ini.     

******     

Yohan pergi meninggalkan dapur untuk menuju kamar tidurnya. Ia ingat telephon genggamnya masih tertinggal di saku celana yang ia kenakan tadi pagi.     

Tak…tak..tak…     

Ia mulai menaiki anak tangga sambil membawa setoples kecil manisan yang di letakkan dalam tas. Sesampainya di dalam kamar, ia langsung merogoh handphone miliknya yang berada dalam saku celana. Ia melihat begitu banyak laporan panggilan tak terjawab yang di lakukan oleh istrinya dan satu pesan singkat yang di kirimkan oleh  tiara.     

"Kelinci kecil menelepon, ia pasti khawatir karena aku sampai sekarang belum juga sampai di kediaman keluarga besar Kim. Apa? Ada pesan singkat. Coba aku lihat dulu." Gumam yohan dalam hati.     

Sang presdir menepuk dahinya setelah membaca isi pesan singkat dari tiara. Sudah jelas kali ini ia benar-benar akan habis di pulang sampai rumah, istrinya sekarang sudah marah besar.     

"Mati aku! Dia pasti sudah sangat marah dan emosi saat ini. Aku harus segera pulang." Gumam Yohan yang menepuk keningnya sendiri.     

Yohan segera berganti pakaian dengan cepat, Kemudian turun dari kamar tidurnya dan mencari asisten steve agar segera mengantarkannya pulang ke kediaman keluarga besar Kim sekarang juga.     

Tak..tak..tak.. yohan menuruni anak tangga dengan cepet seperti setengah berlari.      

" Steve, ayo kita pulang?" kata sang presdir sembari memakai jasnya sambil berjalan.     

Melihat bos besarnya yang begitu tergesa-gesa, asisten steve pun ikut berlari. "Siap presdir" ia berlari menyusul sang presdir dari belakang.     

Asisten steve segera membukakan pintu mobil supaya sang presdir bisa langsung masuk kedalam mobil. Mereka berdua segera melakukan perjalan pulang ke kediaman keluarga kim.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.