CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

206. Oh, Buah Mangga (1)



206. Oh, Buah Mangga (1)

0Sekarang sang presdir sudah berada di tempat parkir dan siap masuk ke dalam mobil. Seperti biasanya asisten steve sudah menunggunya di parkiran mobil, sejak 30 menit yang lalu di dalam mobil milik atasannya itu.     

" Presdir, silakan" kata asisten steve sambil membukakan pintu. Mempersilahkan Yohan untuk masuk ke dalam mobil.     

Sang presdir langsung masuk kedalam mobil seperti biasanya. Tanpa banyak berbicara ia langsung duduk di belakang dengan tenang dan sesekali memainkan handphone milik, untuk mengecek jika ada pesan masuk.     

Baru saja ia mengelurkan handphone miliknya. 'ting' sudah ada satu pesan masuk. Yohan langsung dengan sigap melihat layar handphone. Wajahnya berbinar, seolah seperti orang miskin yang sedang menang lotre saja. Ia mulai senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Jelas saja ia baru saja membaca pesan singkat yang dikirim oleh istrinya tiara, yang bertuliskan kata 'Sayang…tolong bawakan hatimu untukku. Emmuuaachh.' Kata-kata itulah yang membuat sang presdir terbang melayang seperti anak remaja yang baru jatuh cinta.     

Sang presdir mulai mengetik setiap kata romatis untuk memberikan balasan untuk pesan singkat yang dikirimkan oleh tiara. Ia menulis kata, 'Hatiku sudah ada padamu. Bagaimana aku bisa membawanya lagi? Emmuaachh' tulisnya.     

Asisten steve hanya bisa sesekali melirik tingkah laku sang presdir dari spion mobil. Ia terus mengamati, meskipun tidak setiap saat karena ia juga harus konsentrasi dalan mengendarai mobil.     

'Presdir itu kenapa ya? Dari tadi senyum-seyum sendiri. memang  hal apa yang bisa membuatnya bisa tersenyum seperti itu?' gumam Steve dalam hati.     

Rasa ingin tahu steve sangat besar. tetapi jika sang presdir  sampai tahu kalu diadiam-diam mengamati tingkah laku atasnya ini, jelas ia akan marah besar seperti biasanya.     

"Ada apa? Sejak tadi kamu melihatku. Jangan-jangan kau memang benar jatuh cinta padaku, seperti yang Tania bilang." Celetuk sang presdir bercanda karena hatinya senang.     

"Puff…" asisten steve berusaha menahan tawanya. Ia takut kalau ia tertawa akan menyinggung sang presdir.     

"Ah, maaf. Bukan seperti itu, saya 100% masih normal" kata asisten steve mencoba segera menjelaskan, supaya sang presdir tidak salah faham.     

 Yohan memandang ke depan dimana asisten steve sedang duduk berkonsentrasi mengemudi. Wajahnya terlihat serius, dan menunggu ekspresi apa yang akan keluar dari wajah asistennya itu     

" steve, aku hanya bercanda saja." Kata sang presdir untuk menenangkan perasaan asisten steve.     

Asisten Steve tadi sempat merasa ketakutan. 'puh…ternyata presdir cuma bercanda. Padahal, jantungku sudah mau copot rasanya mendengar perkataanya.'pikir asisten steve dengan menghela nafas lega.     

Dertt…drtt….     

Handphone sang presdir bergetar. Kali ini sang istri tidak hanya sekedar mengirim pesan singkat, tetapi ia sedang melakukan panggilan. Yohan segera menerima panggilan itu.     

" Hallo…sayang. Ada apa?"     

" emm…aku rindu kamu." Kata tiara malu-malu.     

Sang presdir semakin mengembangkan senyumnya. Ya, sekali lagi asisten steve hanya bisa melirik dari kaca spion mobilnya.     

"Oh, ya. Sabarlah, sebentar lagi aku akan sampai rumah." Jawab sang presdir.     

"emm…bisakah kau membelikan aku sesuatu diperjalanan pulang?" Tanya tiara.     

"Memang apa yang kamu inginkan sayang? Sebisa mungkin akan aku bawakan." Jawab sang presdir.     

"Aku mau…?" kata tiara ragu-ragu, ia tahu suaminya pasti sangat lelah. Tapi apalah daya, ia sangat menginginkan makanan itu saat ini.     

Yohan masih mendengarkan dengan seksama dan menunggu apa yang akan di ucapkan oleh istrinya itu. Tetapi tiara masih saja terdiam, seperti sedang berfikir.     

"Sayang, kamu mau apa? Kok diam?" Tanya sang presdir sekali lagi untuk memastikan.     

"Aku mau…aku mau…aku mau makan manga muda" kata tiara.     

" Hah" jawab sang presdir tercengang. " Mangga muda?" katanya memperjelas.     

"He'em" jawab tiara seolah menganggukkan kepala, jika saja itu bisa terlihat oleh sang presdir. Sayang mereka sedang melakukan panggilan telepon.     

" sebentar dulu, aku matikan teleponnya." Kata sang presdir yang ingin melihat langsung ekspresi wajah istrinya yang sedang mengucapkan kata' aku ingin makan manga muda.'     

Yohan mengubah mode panggilan telepon biasa menjadi video call. Tetapi justru sang istri tidak menerima panggilan video yang dilakukannya.     

Tiara tidak mungkin menerima panggilan itu. Jika ia menerimanya maka, yohan akan tahu sekarang ia masih terbaring lemah diatas tempat tidur.     

" Eh, kok tidak dianggakat?" gumam sang presdir.     

Yohan mencoba melakukan panggilan telepon biasa dan tiara menerimanya     

" hallo…sayang. Kok tidak dianggkat video call-nya?" Tanya sang presdir.     

" Oh, aku…aku sangat jelek sekarang. Aku sama sekali tidak berdandan seharian ini" jawab tiara mencari alasan.     

"Kamu itu selalu cantik di mataku. Mau berdandan atau tidak, tetap paling cantik. Baiklah, aku akan membelikannya untukmu." Kata sang presdir.     

" terimakasih sayang. Aku akan menunggumu pulang. Emmuaacch" jawab tiara, kemudian mengakhiri panggilan teleponnya.     

Sang presdir meletakkan kembali handphone miliknya di saku jas miliknya. Ia melihat kearah asisten steve yang sedang mengemudikan mobilnya dengan tenang dan konsentrasi.     

Dalam pikiran asisten steve yang sedari tadi mendengarkan percakapan sang presdir dan istri kesayangannya itu.      

'Kenapa perasaanku menjadi tidak enak ya?' gumam asisten steve dalam hati, ia sesekali melirik kearah spion mobilnya. Terlihat sang presdir  tersenyum simpul di sudut bibirnya.     

"Oh, tidak! Jangan bilang presdir akan memintaku untuk mencari manga muda itu. Jika benar, kemana aku akan mencarinya?" pikir asisten steve.     

Yohan memanggil nama asisten Steve dengan tiba-tiba.     

"Steve" Suara sang Presdir terdengar jelas di telinga asisten Steve.     

"Ya, Presdir." Jawabnya segera, meskipun rasanya ia akan sedikit kesulitan melayani keinginan big bosnya ini.     

"apa kau tau penjual mangga muda di sekitar sini?" Tanya sang presdir dengan santai.     

asisten Steve bingung mau menjawab apa. Mana ada buah mangga muda sekarang. Jelas-jelas sekarang bukanlah musim pohon buah itu berbuah. Ia mulai berfikir, bagaimana caranya mendapatkan buah itu. Ia tahu benar siapa big bosnya itu. Ia tidak akan pulang, jika tidak membawa pesanan istri cantiknya itu.     

"maaf Presdir, sepertinya tidak ada di daerah sekitar sini. Sekarang bukanlah musim buah mangga Presdir." Jawab asisten Steve.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.