CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

175. Menjemput Menantu Kesayangan (10)



175. Menjemput Menantu Kesayangan (10)

0Mereka bertiga terus berjalan masuk kedalam rumah hingga Nyonya dan tuan Kim merasakan ada pandangan mata yang tajam dan menusuk mengarah kearah mereka berdua. Tuan dan nyonya Kim saling melirik satu sama lain. Mereka sudah siap menerima kemarahan putranya itu. Tiara ingin berjalan mendekati suaminya untuk menjelaskan, supaya suaminya tidak salah faham. Namun di hentikan oleh mama mertuanya itu, Seketika langkah kakinya berhenti. Tangan wanita cantik ini di gemgam erat oleh mama mertuanya hingga ia tidak bisa berkutik sama sekali dan hanya bisa menghela nafas dengan sabar.     

Yohan sudah menunggu tiga orang yang baru saja masuk kedalam rumah dengan raut muka datar dan dingin khas sang Presdir yang jarang tersenyum. Ia kesal dengan kelakuan kedua orang tuanya yang sering membawa istrinya tanpa seizinnya dan juga dengan Tiara yang selalu menurut saja jika di ajak pergi oleh mereka berdua. Seharusnya istrinya ini bisa meminta izin kepadanya terlebih dahulu atau sekedar mengirim pesan singkat untuk memberitahu kepadanya, jika ia akan pergi kemanapun. Jadi, Yohan sebagai suami tidak panik ketika mendapati istrinya tidak ada di tempatnya.     

Yohan menumpuk kedua kakinya dan menyandarkan punggungnya yang sudah lelah di bahu sofa dengan tangan terlentang di bagian kanan dan kirinya. Yohan menatap tajam ke depan dan siap menyambut orang-orang yang baru saja datang.     

Tak.... tak... tak, suara langkah kaki ketiga orang yang telah lama di tunggunya. Yohan menegakan posisi duduknya. " Sayang...Kau sudah pulang?" Suara lembut terdengar tengah menyapanya, namun Yohan tetap bertahan dengan wajah dinginnya. Seolah-olah ingin menyatakan protes keras kepada sang mama. 'Mom, saya marah!' jika mungkin kata itu bisa terucap, sayangnya laki-laki suami Tiara ini lebih memilih untuk diam dan menunggu penjelasan dari sang mama serta melihat apa yang akan di lakukan dan diinginkan oleh kedua orang tuanya itu.     

Setelah beberapa menit menunggu, papa dan mamanya hanya diam saja sambil tersenyum. Hali ini jelas membuatnya semakin jengkel saja. Seakan kedua orangtuanya itu tidak mengerti perasaannya saat ini.     

" Ma! Kembalikan istriku. " mungkin itu kalimat yang ingin sekali ia teriakkan sekarang ini, tetapi ego dan rasa gengsinya memintanya untuk tetap diam. Benar-benar tidak lucu jika ia sampai kalah dua kali dengan mama dan papanya. Kali ini ia harus memenangkan permainan ini.      

" Ya! Bukankah ini yang mama mau?!!!" Jawabnya tegas dengan wajah dingin tanpa ekspresi.     

Tuan Kim dan Nyonya Kim cuma tersenyum melihat bentuk protes sekaligus perhatian putranya kepada istrinya dan juga mereka berdua. Jika Yohan bisa bersikap posesif seperti ini, sudah jelas ia tidak main-main menikahi dan mencintai Tiara. Itu artinya putranya sudah tumbuh menjadi laki-laki yang bertanggungjawab baik pekerjaan maupun kehidupan pernikahan.     

Nyonya Kim berjalan mendekatinya, kemudian duduk di sampingnya. " Haiist...Anak mama marah? Jangan marah begitu nanti tampannya hilang." Wanita mama Yohan ini menyindir dan melirik ke arah putranya.     

"Tidak!" Ucapnya menimpali perkataan mamanya. Meskipun ekspresi wajahnya jelas menjawab semuanya, jika ia sedangkan marah kepada kedua orang tuanya itu.     

Nyonya Kim tersenyum disudut bibirnya, ia tahu putrany sedang berpura-pura. "Hmm... Masih tidak mengaku ya! Kita lihat siapa diantara kita yang bisa lebih lama bisa bertahan dengan pertarungan ini dan mendapatkan keinginannya. Yohan sayang... Aku ini mamamu, aku tahu benar sifatmu sayang. Kau tidak akan bisa bertahan lama ha...ha..." Gumam nyonya Kim dalam hati.     

" Oh, tidak ya! Bagus sekali. Kalau begitu, Tiara ayo ikut mama ke atas." Nyonya Kim sengaja mengajak Tiara untuk naik ke kamarnya. Nyonya Kim hanya ingin tahu reaksi putranya, jika sekali lagi ia membawa kabur istrinya dari hadapannya. Nyonya Kim dan Tiara sudah melangkah kakinya, tiba-tiba Yohan berdiri dan menghentikan mereka. Ia dengan cepat menarik tangan istrinya.      

Laki-laki tampan ini berdiri tanpa kata-kata, cuma tangannya saja menggenggam erat tangan istrinya. Hal ini sudah menjelaskan ia tidak rela dan tidak mengizinkan istrinya dibawa lagi oleh mamanya.     

" Eh!" Tiara bengong, bingung kedua tangan kanan dan kirinya masing-masing di pegang oleh Yohan dan mamanya. Kedua orang ini saling berpandangan dengan tatapan mata yang sama tajam. Seolah tidak ada yang akan mau mengalah untuk melepaskan tangannya.     

" Jeduarr!" Seperti Sambaran kilat yang saling bersahutan. Posisi ini benar-benar tidak menguntungkan sama sekali untuk Tiara. Jika dikatakan bahagia? Oke! Ia sangat bahagia, suami dan mama mertua artinya keduanya sama-sama sayang. Tetapi ini juga seperti buah simalakama untuk wanita cantik yang sedang hamil muda ini.     

"Ya tuhan, apa-apaan ini?" Pikiran Tiara dalam hati. Ia merasa bingung harus bagaimana dan melakukan apa? Mati aku! Harus bagaimana ini? Ikut mama atau ikut Yohan?. Kalau ikut mama, Yohan juga pasti akan marah dan kecewa. Jika ikut Yohan, mama akan kecewa. Tiara melihat kearah tuan Kim, ia berharap sang papa mertua bisa membantunya keluar dari masalah ini. " Pa! Please, tolong aku" Gumamnya dalam hati.     

Dengan ekspresi menyedihkan, Tiara mengirimkan sinyal kepada papa mertuanya itu. seolah berteriak " papa mertua tolong aku! Lepaskan aku dari dilema ini." Wajahnya ang sendu dan polos membuat papa mertuanya itu serasa tidak tega dan berusaha mencari cara untuk menolong menantunya yang menyedihkan itu saat ini. Ia terjepit diantara suami dan mama mertuanya.     

Tuan Kim mengerti apa yang dirasakan oleh Tiara sat ini. Ia berjalan mendekati mereka bertiga, "Sayang... Bukankah tadi, ada yang ingin kamu bicarakan denganku?" Laki-laki tua ini memeluk istrinya dari belakang dan menelusupkan wajah ke ceruk leher istrinya kemudian mulai mencium leher nyonya Kim. Laki-laki ini memang sengaja melakukan hal itu, demi melepaskan menantunya dari dilema mendalam saat ini. Biarlah! Jika ia harus melakukan hal yang sedikit mesum di depan putra dan menantunya. Lagipula mereka juga sudah menikah, jika mereka ingin melakukan hal yang sama juga tidak masalah. Hmm... Ia berharap trik kecilnya kali ini akan berhasil menaklukkan istrinya.     

-----------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada penulis ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift)     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintang     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. GADIS TOMBOMANISKU (SI TOMBOY MANIS)     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.